Bab 16 - Bagaimana Jika Kau dan Aku Bukan Pemeran Utama Cerita Ini
.
.
.
.
.
.
"... bisakah kau jangan menemui adikku lagi?"
Hujan yang temaram, dengan warna khas kelabu. Suara lebatnya mengguyur jatuh menuju gravitasi. Ketika seorang gadis yang entah datang dari mana, mengatakan namanya adalah Marianne. Seperti khas sosok keluarga kurasa, rambut berwarna hitam lurus ke bahu dan iris mata tajam berwarna abu-abu. Bahkan kurasa gen keturunan sangat mempengaruhi penampilan mereka yang kutahu, mulai dari hidung mancung, lekuk wajahnya yang sehalus pualam, dan kulit putih bersih.
Melihat sosoknya saja, aku tidak perlu bertanya dua kali kalau gadis di depanku ini memang salah satu anggota keluarga Nathan.
"Ke-kenapa?" hanya itu yang terucap dari mulutku dari segala kebingungan yang menyertaiku kala pertama kalinya aku bertemu satu orang lainnya yang lebih mengenal kehidupan Nathan dibanding aku.
Marianne hanya menghela nafas, dan menggaruk tekuk lehernya, "Dengar ya, aku berusaha menjelaskan ini padamu sebelum ayahku datang," katanya mengerucutkan bibir, "Jika itu sudah terjadi, kau akan tahu kalau kau tidak punya hak untuk di sini."
Satu rahasia lainnya. Satu hal lainnya yang Nathan sembunyikan dariku. Entah mengapa semuanya terkuak hingga kurasa aku hampir jatuh dari ujung tebing kenyataan ini.
Kedua tanganku mengepal menyembunyikan gemetarannya, "Kalau begitu jelaskan padaku!"
Marianne terkekeh, "Kau berani juga, ya?" katanya menyeringai, "Kutebak adikku yang menyebalkan itu tidak mengatakannya padamu, kan?"
Mengatakan apa? Apa maksudmu? Kenapa rasanya aku adalah satu-satunya orang yang tertinggal informasi di sini?! Aku merasa konyol dengan diriku sendiri.
"Dengar Cheryl, kau sepertinya gadis yang baik-baik, dan aku bisa melihat mengapa Nathan tidak mengatakan sejujurnya padamu," jelas Marianne melembutkan suaranya, "Namun, satu hal yang perlu kau tahu, Nathan tidak seharusnya tinggal di kota ini. Atau bahkan kuliah di sini dan bermain-main cinta dengan gadis baik sepertimu. Aku kakaknya, aku tahu betul kondisinya! Aku sudah hidup sebagai kakaknya lebih dari 18 tahun seumur hidupnya... "
Seketika aku membeku mendengar setiap kata yang Marianne ucapkan padaku. Tentang Nathan yang tidak seharusnya berada di kota ini atau bahkan kuliah. Lalu kenapa Nathan mengatakan, "Andai bisa, aku tidak ingin bertemu denganmu Cher..." bisiknya terputar jelas di dalam kepalaku.
Membuat segala hal yang kuhadapi ini, bagai imajinasi yang hidup dari mimpi burukku. Ketika aku tahu, kami awalnya tidak bertemu secara kebetulan. Apa Nathan tahu kalau aku kuliah di sini? Apa dia sengaja membuat sandiwara ini dan membohongiku?
"Aku tahu jika beberapa kali terakhir dia sudah membuat keputusan aneh dengan memutuskan kuliah di sini atau bahkan urusannya dengan Laura itu..."
Nama gadis itu! Aku ingat nama itu! Laura adalah gadis yang ikut satu sanggar teater dengan Nathan. Kudengar dia adalah teman SMA nya dulu. Kudengar mereka dulu menjadi sepasang kekasih dan kemudian putus ketika kuliah dimulai. Lalu apa hubungan Laura dengan semua ini?!
"M-maksudmu, Laura Lancaster?!" pekikku tak sadar kalau suaraku hampir meninggi karena adrenalin yang menyelip di otakku.
Kali ini, kedua mata Marianne yang membulat, "Jadi kau kenal gadis itu juga? Wah, kalau kau sudah tahu, maka seharusnya kau tidak perlu lagi bersikeras menemui Nathan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
First (Tamat) | 1
RomanceLaki-laki menjijikan itu.... Nathan? Laki-laki yang ber...ciuman... kemarin itu... NATHAN?!!!!!! *** Hari itu adalah pengalaman pertamanya untuk segala kemungkinan yang terjadi. Cheryl White baru saja memulai kuliahnya, tetapi satu persatu masa lalu...