Bab 7 – Bagaimana Menjadi Orang Paling Bodoh Sedunia
Kemudian dua bibir itu saling mengecup.
Aku menatap itu semua, dengan perasaan yang telah berubah lagi.
Laki-laki itu bodoh.
Nathan itu bodoh.
Nathan itu paling bodoh sedunia.
Benar, dia bodoh.
Kupalingkan muka dari pemandangan menjijikan itu dan berpikir, aku hanya akan bersama Nathan sebagai pasangan kelompoknya selama seminggu. Kalau dihitung ini sudah hampir seminggu. Itu berarti aku tidak perlu lagi merasakan duniaku jungkir balik lagi karena Nathan. Aku tidak perlu lagi merasa diberi harapan terlalu banyak.
Aku tidak perlu lagi memedulikan Nathan dan hubungannya dengan gadis lain.
“Cheryl?”
Tiba-tiba seseorang memanggil namaku dari belakang, suara yang terdengar tak asing. Aku berbalik dan segera menghampiri sosoknya yang berdiri di antara lemari buku yang di susun berdampingan. Sosok itu yang masih saja tersenyum untukku meski kami belum lama ini tidak bertemu.
“Lyon!” sahutku berusaha mungkin terlihat normal di depannya, “kamu ngapain ke perpustakaan?”
“Cuma mau ngerjakan tugas kuliah, bentar lagi aku selesai kok,” katanya.
Aku tersenyum senang mendengarnya, “Sama aku juga! Berarti kau ada waktu luang, nih?” sahutku.
Aku berbohong. Entah mengapa memikirkan tugas kuliah makalahku ini, membuatku muak. Aku tidak tahan melirik tumpukan kertas atau buku itu. Aku tidak akan tahan melihat Nathan dan mengingat hari-hariku bersamanya.
Lyon saat itu terdiam untuk beberapa saat menatapku seolah sedang berusaha menembus pikiranku, “Iya, aku luang kok,” jawabnya.
“Kalau begitu temenin aku jalan-jalan, ya? Kita udah lama nggak ke bioskop, mungkin ada film bagus di sana!” kataku kemudian berjalan menuju meja tempatku yang tadi digunakan mengerjakan tugas makalahku. Aku mulai membereskan semua barang-barang yang tersisa ke dalam tas dan kembali pada Lyon.
Lyon mengernyit, “Kau yakin? Terus Nathan gimana?”
Deg!
Jangan sebut nama itu dulu, Lyon.
Aku mengangguk, “Iya, yakin,” kataku kemudian menenteng tasku di bahu, “Nanti Nathan kuberitahu kalau kita pergi. Udah deh, jangan banyak ngomong gitu, mending langsung pergi, yuk!”
***
Hari itu juga aku langsung membeli coklat yang sangat banyak. Batang coklat, susu coklat, wafer coklat, manisan coklat, coklat ini, coklat itu, semuanya ku beli setibanya kami di mall pusat kota. Hari itu juga tidak terlalu banyak orang yang berkunjung ke bioskop jadi sesuai rencana juga, aku dan Lyon akan menonton film bersama. Seperti yang biasa kami lakukan beberapa minggu yang lalu sebelum masa kuliah di mulai.
“Kamu hari ini banyak banget makan coklat, Cher? Nggak takut gemuk?” tanya Lyon saat kami duduk di salah satu meja di sebuah kafe di dalam mall.
Aku mendengus, hampir ingin tertawa, “Memangnya aku harus kurus untuk siapa? Aku bukan model, kalau aku gemuk, siapa yang peduli?”
Lyon menggendikkan bahu, “Entahlah, mungkin penyakit gula darah.”
“Tubuhku cuma bertambah berat, bukan berarti aku akan melampaui orang paling gemuk di dunia ini,” kataku kembali melahap satu batang coklat ke mulutku.
Lyon hanya menggeleng-geleng melihat kelakuanku, “Yah … terserah kau saja.”
Beberapa saat kemudian kami tak banyak bicara. Bahkan saat pelayan kafe mengantar pesanan kami. Saat itu aku merasa Lyon pasti tahu ada yang aneh dengan sikapku. Hanya saja, dia tidak ingin memaksaku bercerita.
![](https://img.wattpad.com/cover/53522232-288-k937116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First (Tamat) | 1
RomanceLaki-laki menjijikan itu.... Nathan? Laki-laki yang ber...ciuman... kemarin itu... NATHAN?!!!!!! *** Hari itu adalah pengalaman pertamanya untuk segala kemungkinan yang terjadi. Cheryl White baru saja memulai kuliahnya, tetapi satu persatu masa lalu...