Bab 14 - Bagaimana Menurutmu Dengan Ada Atau Tidak Adanya Aku di Dunia ini
.
.
.
.
.
.
Dulu ketika aku kecil pernah punya seekor anak kucing yang memiliki bulu sehitam malam. Aku menemukannya terlantar dan sekarat di bawah jembatan sepulang sekolah. Tanpa berpikir apapun aku memungutnya begitu saja dan berjanji akan merawatnya.
Aku menyukainya karena kucing itu mempunyai mata yang sama denganku. Iris biru di kanan dan hijau di kiri. Ayahku pernah bilang, kelainan warna mata yang berbeda itu sering terjadi pada kucing. Makanya, aku senang sekali ketika mempunyai teman yang memiliki kesamaan denganku. Aku suka sekali mengajaknya bermain dan seringku mengusap bulunya hingga dia mendengkur nyaman. Aku menyayanginya. Aku sangat menyayanginya.
Namun, suatu hari anak kucing itu menghilang. Aku sudah mencarinya di mana-mana dan aku tahu dia selalu pulang kepadaku, tetapi hari itu dia tidak pernah pulang. Aku menangis dan meminta ayah, ibu, dan adikku untuk membantuku.
Tetap saja, kucing itu tidak ditemukan.
Hingga aku mulai bertanya apakah aku sudah menjadi teman yang buruk?
Apakah ketika kami bersama, dia merasa kesakitan dan terganggu?
Apakah hanya aku yang merasa bahagia di sini?
***
Gadis kecil itu menggenggam tanganku erat. Bibirnya terkatup dan kedua matanya tak henti-hentinya menatap sekitar. Mencari sosok yang dicarinya.
"Tenang saja, mama pasti datang," kata Nathan yang juga sedang menggenggam tangan yang satunya.
Gadis kecil itu bungkam. Pipinya menggembung seperti balon dan kali ini kedua mata hazelnya hanya menunduk ke bawah. Kurasakan tangannya menggenggamku semakin erat. Mungkin sudah sekitar sepuluh menit sejak panitia acara bazar buku mengumumkan bahwa ditemukannya anak yang hilang.
"Astaga, di sini kamu rupanya?! Syukurlah!"
Entah dari mana munculnya seorang wanita paruh baya, menghampiri kami dengan pandangan yang berkaca-kaca.
"Mamaaaa!!!" sahut si anak senang dan langsung melepas tangannya dari kami, berlari memeluk ibunya.
Si wanita paruh baya tersenyum mengangguk ke arah kami, "Terima kasih," katanya dan anak kecil tadi melambai dengan semangatnya di pelukan ibunya. Aku bisa melihat betapa leganya anak itu dengan seringainya yang lebar hingga memamerkan deretan giginya.
"Dia akan baik-baik saja," kata Nathan menyadarkanku, "Ayo, kita masih belum membeli buku di bazar ini, kan?"
Aku mengangguk, "Iya, benar," aku menolehkan kepalaku pada laki-laki itu, "Kamu hebat ya, ngurusin anak kecil. Mau jadi calon ayah ya?"
...
Awalnya, Nathan hanya diam seolah dia sedang menganalisa pikiranku. Namun, beberapa saat kemudian dia mengulas senyum tipis, "Mana sempat aku mikirin yang begitu," katanya,"Tapi yah... entah kenapa anak kecil suka dekat denganku."
Punya wajah seperti itu, kau masih saja bisa mengelak, pikirku. Kami berdua berjalan kembali ke stan buku sebelumnya. Stan buku dengan bertuliskan genre romansa. Setelah sekitar 30 menit memilih dan membaca sebagian buku yang kutemukan, aku akhirnya memilih satu. Karya dari Nicholas Spark dengan judul The Longest Ride.
![](https://img.wattpad.com/cover/53522232-288-k937116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First (Tamat) | 1
RomanceLaki-laki menjijikan itu.... Nathan? Laki-laki yang ber...ciuman... kemarin itu... NATHAN?!!!!!! *** Hari itu adalah pengalaman pertamanya untuk segala kemungkinan yang terjadi. Cheryl White baru saja memulai kuliahnya, tetapi satu persatu masa lalu...