Part 5

139K 6.8K 26
                                        



Semalam aku dan Leo berpisah dengan cara yang tidak baik. Ketika ia hendak mendekati wajahnya pada wajah ku, aku langsung lari keluar café dan naik taksi. Leo masih egois dan ia tidak terima bahwa ternyata Pak Nathan yang menjadi pacar ku (walaupun aku hanya berbohong padanya).

"Saya ingin bicara dengannya Pak," jawab Leo sambil menunjuk ku, menjawab pertanyaan Pak Nathan sebelumnya.

Aku langsung memeluk lengan kekar milik Pak Nathan, Aku tidak perduli bahwa Pak Nathan pasti saat ini kebingungan.

"Leo, bicaranya nanti aja ya... aku masih kangen sama pacar ku... iya kan, Kak Nathan?" jawab ku. Oke, acting di mulai!.

Pak Nathan tampaknya kebingungan dengan sikap aneh ku tiba-tiba. Ia seperti bingung ingin memihak pada siapa. Aku langsung memeluk lengannya semakin erat agar ia tahu maksud ku saat ini.

"Iya Leo, nanti saja ya bicaranya. Masih ada beberapa hal yang saya harus bicarakan dahulu dengan Abigail. Lagipula, Abigail baru saja datang." jelas Pak Nathan. Fiuh! Ternyata ia mengambil garis aman.

"Baiklah, aku tunggu di rumah mu, Evelyn." jawab Leo lalu keluar dari ruangan Pak Nathan.

Aku langsung menghela nafas lega lalu melepas pelukan ku dari lengan Pak Nathan. Sebenarnya ini bisa dihitung modus juga, hihihi.

"Apa yang mau kamu jelaskan sama saya?" ucap Pak Nathan.

Aku menggeser posisi duduk ku yang sebelumnya tampak sangat dekat dengan Pak Nathan. Jika bukan karena Leo, aku tidak akan melakukan hal ini. Secara tidak langsung Leo sudah menurunkan harga diriku.

"Maaf, pak. Karena saya sudah terlanjur membawa bapak ke dalam masalah saya, bapak harus ikut dalam masalah saya dengan Leo sampai selesai." jawab ku.

"Masalah apa?" tanya Pak Nathan.

"Leo mencintai saya sebagai lawan jenis. Semalam setelah bapak mengantar saya, ia mengajak saya ke cafe yang biasa kami datangi. Tapi café itu sepi dan sudah disusun romantis. Bahkan ia kasih saya sebucket bunga mawar merah." jelas ku. Pak Nathan tampak sangat terkejut dengan penjelasan ku.

"Leo.... bukankah dia sepupu mu?" tanya Pak Nathan lagi.

Aku mengangguk, "Iya.. cinta terlarang." jawab ku.

"Jadi kamu mau saya pura-pura jadi pacar kamu?" tanya Pak Nathan. Aku menatapnya dengan tatapan memelas ku. Lagipula, aku sangat yakin 100% bahwa pak Nathan akan menerima ku. Karena aku juga sudah tahu bahwa ternyata Pak Nathan menyukai ku.

"Kalau saya tidak mau?" tantangnya.

"Ya-yah... Pak jangan gitu dong. Pacaran beneran juga tidak apa... yang penting saya bisa buat Leo move on." ucap ku memohon.

"Baiklah..." jawab Pak Nathan.

Aku senang sekali karena Pak Nathan mau menjadi 'pacar' ku. Tentu saja ini karena Leo, jika saja suatu saat anak itu sadar, aku akan menjitaknya habis-habisan karena sudah menurunkan harga diri ku seperti ini. Aku langsung memeluk Pak Nathan erat saking senangnya. Aroma parfum di tubuhnya membuat ku betah berlama-lama.

"Abigail," panggil Pak Nathan. Aku langsung melepaskan pelukan ku. Wajah ku terasa panas, dan mungkin saat ini sudah memerah.

"Ma-maaf." jawab ku. 

Pak Nathan hanya diam tanpa berekspresi, apa dia ilfil?.

"O-oh iya pak, saya harus ke perpus. Terima kasih atas bantuannya." ucap ku lalu berdiri. Pak Nathan juga langsung berdiri dan mengantar ku untuk keluar dari ruangannya.

Cute Student that I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang