Part 9

131K 7K 86
                                        


Karena aku akhir-akhir ini buntu ide, bantu vote biar nulisnya semangat!

#AuthorButuhVote #AuthorButuhComment ;D

---

Evelyn's

To : Fei

'Fei, hari ini aku ke Amrik nih sama dosen idola'

Send!

Aku mengirimkan sebuah pesan chat line pada teman dekat ku itu, sambil menunggu keberangkatan pesawat ku dan Pak Nathan. Ku lirik Pak Nathan yang berada di sebelah ku, ia juga tampak sibuk bersama ponselnya. Aku tahu, dia sedang cemas menunggu sekretarisnya yang belum datang, padahal kami pun sudah check in.

"Nathaniel, sorry telat! Tadi jalanan macet banget," ucap seseorang yang mengejutkan kami.

"Yeh, hampir aja gue tinggal lo! Untung pesawatnya delay." jawab Pak Nathan.

Apakah itu sekretarisnya? Tapi kenapa mereka malah seperti teman, bukan seperti atasan-bawahan., Dan untungnya dia laki-laki!

"Eh? Siapa nih? Bebeb lo ya? Hahaha," tanya nya dengan tatapannya yang mengarah pada ku. Pak Nathan langsung menjitak sekretarisnya itu, aku pun menahan tawa mendengar ucapannya.

"Evelyn, kenalin dia Sekretaris ku, namanya—,"

"Cameron Dallas." potong nya sambil meraih tangan ku dan menggenggamnya.

"Abigail Evelyn Samantha." jawab ku mengenalkan diri.

"Bukan! Mana mungkin orang kayak dia namanya Cameron Dallas! Kamu jangan percaya," ucap Pak Nathan padaku. Sekretarisnya itu hanya menunjukan senyuman lebarnya. Aku juga tahu, kalau Cameron Dallas itu seleb luar negri.

Tapi kalau dilihat dari fisik, sekretarisnya itu agak mirip dengan Pak Nathan. Apalagi kalau ia sedang tersenyum, mereka terlihat seperti kembar.

"Ernest Zachary." jawabnya. Sedari perkenalan awal, tangan ku dan tangan Ernest masih saling bertaut. Pak Nathan yang melihat itu langsung melepaskan tautan tangan kami.

"Nama nya bule banget..." gumam ku. Ernest tertawa mendengarnya.

"Ibu ku sewaktu hamil, ngidam nonton film-film barat... jadinya gini, untung kita masih ada keturunan bule dikit." jawab Ernest sambil menyikut lengan Pak Nathan. Pak Nathan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Oh iya Evelyn, kita masih ada hubungan sepupu..." jelas Pak Nathan padaku.

"Pantas kalian mirip." ucap ku.

"Tapi masih gantengan aku kan?" ucap Ernest. Aku lagi-lagi tertawa mendengar ucapannya itu, ia benar-benar humoris berbeda dengan Pak Nathan yang sedikit kaku.

Ernest sangat mirip dengan Pak Nathan, tinggi mereka sama, bentuk wajah mereka sama, hanya bibir Ernest lebih tipis, dan kulit Ernest lebih putih. Aku yakin, kalau Ernest main ke kampus ku pasti penggemar Pak Nathan langsung beralih.

"Kak Nathan, pesawatnya mau berangkat..." ucap ku setelah mendengar pengumuman.

"Ayo kita berangkat!" ucap Pak Nathan.

Kami langsung menyeret koper masing-masing dan berjalan cepat menuju pesawat, rencananya kami akan transit dulu ke Singapura, baru langsung ke Amerika.

--

Aku, Pak Nathan, dan Ernest kini berada di halaman rumah Bibi. Setelah menekan bel beberapa kali, akhirnya pintu terbuka dan menampakan seorang wanita yang kira-kira berumur 45 tahun.

Cute Student that I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang