Author's
Evelyn tampak dengan sabar menunggu seseorang di lobby bandara. Beberapa kali ia melirik jam tangannya dan melongok ke arah pintu otomatis tersebut, berharap seseorang yang ia tunggu segera muncul. Sambil menunggu, Evelyn tampak meminum perlahan hot Americano yang ia beli tadi.
"Evelyn!" pekik seseorang memanggil dirinya. Evelyn langsung berdiri dan menatap pria itu dengan senang. Sambil menyeret kopernya, pria itu berlari pelan menghampiri Evelyn yang tampak menunggu.
Mereka langsung berpelukan erat di barengi dengan pria itu yang mencium puncak kepala Evelyn. Pria itu sangat menyukai aroma vanilla yang selalu menjadi ciri khas Evelyn pada rambutnya. Kemudian mereka melepaskan pelukannya dan saling melempar senyuman. Kemudian sang pria langsung merangkul tubuh langsing gadisnya.
"Aku kangen banget sama kamu!" ujar sang pria sambil menjawil hidung Evelyn.
"Aku juga, Darrel." jawab Evelyn disertai senyuman manisnya.
Yap, pria yang sudah satu tahun ini menjadi kekasih Evelyn adalah Gravila Darrel. Pria yang di temuinya pertama kali di acara gathering perusahaan. Darrel kadang suka tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi kekasih Evelyn. Ia merasa ucapannya yang dilontarkan pada Evelyn sewaktu itu seperti doa yang terkabul. Kini ia sudah percaya dengan pepatah yang mengatakan 'Omongan adalah doa'.
"Kan kamu mau di jodohin sama aku, buktinya mereka langsung kabur kan ninggalin kita berdua" canda Darrel sewaktu itu.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Evelyn sambil melirik kekasihnya yang tampak tersenyum memandangi dirinya. Namun, Evelyn masih fokus mengendarai mobilnya. Tujuan utama mereka saat ini adalah rumah Evelyn. Kunjungan Darrel ke Amerika adalah untuk menemui pacarnya yang lama tak ditemui sekaligus liburan panjang akhir tahun yang di berikan ayah untuknya.
"Kamu lucu," jawab Darrel sambil mencubit pipi Evelyn pelan. Namun, ia segera menyadari bahwa ada yang salah dengan gadisnya. Sudut bibir gadis itu tampak ada luka baru yang sudah mengering.
"Bibir kamu kenapa? kok kayak kena tinju sih?" tanya Darrel curiga. Pasalnya ia juga pernah merasakan sakitnya di tinju dan sudut bibirnya juga pecah.
Evelyn tampak panik dan langsung menjauhkan tangan Darrel dari wajahnya.
"Urusan perempuan, biasa... jangan tanya lagi ya, tolong." ujar Evelyn. Darrel mengangguk tak rela, padahal ia ingin menanyakan lebih lanjut soal luka di bibir Evelyn itu. Tetapi dengan memaksa Evelyn, gadis itu akan marah dan tidak akan mau berbicara setelahnya.
"Oke sayang." ucap Darrel sambil mengusap kepala Evelyn.
--
Acara barbeque rutin diadakan di rumah Kate sebulan sekali. Evelyn selalu menghadiri acara barbeque itu dan bergabung bersama keluarga kecil uncle Kate. Dengan hadirnya Evelyn, mereka selalu senang karena acara barbeque mereka akan terasa ramai. Apalagi kali ini Evelyn tidak hadir sendirian, ia ditemani Darrel yang empat hari lalu baru datang ke Amerika. Keluarga Kate sudah mengenal Darrel karena beberapa bulan yang lalu Evelyn juga mengajak Darrel untuk acara barbeque tersebut.
"Hai Darrel, sudah lama tidak bertemu!" ujar wanita berambut pirang dengan mata birunya. Ia adalah Aunty Lucy—Aunty dari Kate.
"Kapan kamu datang? Evelyn setiap hari selalu tampak sedih... katanya kangen sama kamu." ujar Uncle Joe yang menimbulkan tawa dari keluarga kecil mereka dan semburat merah dari wajah Evelyn. Darrel tampak tersenyum pada kekasihnya itu dan merangkulnya.
"Aku datang empat hari yang lalu." jawab Darrel.
"Apa Darrel akan lama?" tanya bocah berumur 4 tahun bernama Sarah, sepupu kecil Kate. Gadis kecil itu selalu mengagumi Darrel dari awal ia melihatnya. Bahkan Sarah pernah sampai menangis kencang ketika tahu Darrel pulang ke Indonesia, hal itu terjadi beberapa bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...