Vote, sebelum membaca!
****
CKITTTTTT!!!
"YA TUHAN!!!"
"Ouch!! Hampir aja!" gumamnya sambil mengusap dada ketika mobilnya hampir saja menabrak mobil sedan yang ada di depannya. Evelyn melamun, hingga tak sadar bahwa mobil di depannya mendadak berhenti karena macet.
Langit mulai gelap, dan Evelyn kini sudah sampai di tempat tujuannya. Dinginnya udara malam kota Bandung mulai menggeluti tubuhnya, membuat Evelyn mengeratkan blazer yang tengah dipakainya.
"Mbak, mau check in, presidential suite" ucap Evelyn.
"Atas nama siapa?" tanya seorang wanita dengan profesi front office manager itu.
"Samantha" jawab Evelyn.
"Untuk berapa malam bu?" tanya wanita itu lagi. Evelyn sempat berpikir sebentar, karena ia juga bingung ingin berapa hari mengistirahatkan pikirannya.
"Dua malam deh" Putusnya. Kemudian setelah mengurusi registrasi, wanita tersebut menyerahkan sebuah kartu yang berfungsi sebagai kunci kamar hotel.
Setelah sampai di kamar, Evelyn langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya sesaat. Dalam hati dirinya sempat bertanya-tanya, apakah ayah mencarinya? Apakah Nathan mencarinya?. Darrel mencarinya pun sudah tidak mungkin, hubungan mereka berakhir dan lelaki dengan penuh kebaikan itu sangat sakit hati. Ya, semua karena perbuatan jahatnya dibalik hubungan mereka.
Evelyn tidak ingin putus dengan Darrel yang mengetahui semuanya, ia ingin Darrel mengerti dirinya yang merasa sulit untuk mencintai pria itu sepenuh hati. Tetapi, salahnya juga karena terlalu mengulur waktu untuk mengakhiri hubungan mereka. Ibaratkan sebuah bangkai, mau bagaimanapun Evelyn menyembunyikannya pasti akan tercium juga baunya. Sungguh, walaupun dirinya belum bisa mencintai Darrel sepenuhnya, saat ini Evelyn benar-benar digeluti rasa bersalah.
Evelyn terisak dan langsung menyembunyikan wajahnya dibalik bantal. Kenapa bisa dirinya berubah total seperti ini? bahkan ia sendiri belum mengetahui Nathan benar-benar tulus mencintainya atau hanya bermain-main. Bukti mengenai kesalahan pahaman dirinya kepada Nathan ketika pria itu selingkuh beberapa tahun yang lalu juga belum terlihat.
Bagaimana jika Nathan meninggalkannya disaat dirinya sudah mulai serius untuk menerima pria itu kembali?. God! Evelyn akan menjadi orang yang sangat-sangat bodoh, dan mungkin orang-orang akan menertawakannya dengan sinis. Kenapa semuanya terpikirkan ketika Darrel telah meninggalkannya?!.
Jika memang pada akhirnya seperti ini, Evelyn harus benar-benar menghilangkan Darrel dari pikirannya. Kini masa depannya adalah Nathaniel Zachary, seseorang yang pernah menjadi dosen, tunangan, sekaligus sosok 'kakak' baginya. Evelyn sudah menganggap Nathan sebagai masa depannya, tetapi apakah pria itu juga?. Apakah pria itu mau menerima seorang gadis penghianat sepertinya?.
Lelah menangis, membuat matanya terpejam. Dalam tidurnya, dahinya sedikit berkerut, membuat siapa saja yang melihatnya akan ikut bersedih.
---
Evelyn menari-nari dengan sangat enjoy seraya bernyanyi lagu yang saat ini menjadi favoritnya, Bruno Mars - Marry You. Evelyn mengibaratkan sisir yang dipegangnya sebagai sebuah microphone, dan bernyanyi di depan cermin besar kamar hotelnya. Rambut panjangnya ikut terkibas-kibas dengan indahnya.
Don't say no, no, no, no-no
Just say yeah, yeah, yeah, yeah-yeah
And we'll go, go, go, go-go
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...