Part 18

86.1K 3.8K 165
                                    


***



Gathering lagi.

Tahun ini, gathering perusahaan berada di dalam ruangan karena pada bulan ini hujan terus turun dan ditakutkan kalau mengadakan di taman, acara akan tak berlangsung dengan baik. Apalagi pada tahun ini acara gathering di buat pada malam hari. Tetapi hal itu tidak mengurangi keseruan acara gathering ini. Seperti biasa, perusahaan pasti mengundang penyanyi jazz dan lain-lain yang cukup terkenal juga pembawa acara yang cukup menarik perhatian.

Evelyn hari ini tak henti-hentinya mendapat pujian karena penampilannya yang terlihat mempesona dengan balutan gaun classic lengan panjang berwarna hitam renda bunga melingkari leher serta panjang gaun selutut. Bagian belakang dress tersebut tampak terbuka hingga memperlihatkan punggung mulus milik Evelyn.

Berbeda dengan orang-orang yang menyukai penampilan Evelyn, Nathan pun tidak. Ia tidak menyukai bagian punggung Evelyn yang bisa dilihat oleh kaum lelaki yang menatap Evelyn penuh minat. Rasanya ia ingin menusuk mata para lelaki tersebut dengan garpu yang dipegangnya saat ini untuk menikmati kue.

"Kak Nat! banyak yang cantik di sini, gak ada yang nyangkut?" tanya Faren sedikit menggoda kakaknya—Nathan.

"Berisik." jawab Nathan lalu menyuap sesendok tiramisu-nya.

Faren mencibir pelan sambil menatap kakaknya malas. Tiba-tiba, seorang lelaki yang kira-kira berumur dua puluhan mendekati Faren dan tersenyum, menampilkan satu lesung pipi yang tercetak dalam.

"Hai," sapa pria itu. Faren mengangguk hormat dan tersenyum kikuk.

"Gila! Manis banget..." batin Faren. Nathan memutar bola matanya malas lalu berjalan menjauhi adiknya yang sedang bersama seorang pria lain. Hal-hal semacam ketika Faren tiba-tiba didekati pria sudah biasa terjadi mengingat kecantikan gadis itu yang sangat menjiplak Ibunya.

...

Evelyn memperhatikan dan mendengarkan suara saxophone yang mengalun indah di atas mini panggung tersebut. Ia menyukai seluruh musik yang ditampilkan dengan sangat baik dalam acara gathering. Menurut Evelyn, perusahaan ayahnya sudah sangat baik dalam menyiapkan acara gathering seperti ini.

"Semuanya berkumpul, kamu malah di sini sendirian..." ucap Nathan yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Evelyn. Gadis itu menolehkan kepala sesaat kepada Nathan lalu kembali beralih memperhatikan pemain saxophone tersebut.

Walau terkesan tak peduli dengan Nathan, tetapi Evelyn saat ini sedang mencoba menahan agar tidak tampak gugup ketika berada di samping pria itu. Sesekali Evelyn meneguk minumannya sambil berusaha membuat jantungnya berdetak normal. Matanya menatap para pemain musik di atas mini panggung tersebut, tetapi pikirannya malah terpusat kepada Nathan.

Nathan tampak memperhatikan Evelyn yang terus menatap ke arah saxophonist, dan kini ia malah menyadari satu hal. Menyadari bahwa sang saxophonist sedang berusaha menggoda Evelyn dengan permainannya yang dibuat sebaik mungkin. Ia juga berhasil menangkap basah bahwa sang saxophonist itu beberapa kali mengedipkan sebelah matanya kepada Evelyn.

"Evelyn?" panggil Nathan.

"Hm?" sahut Evelyn sambil menatap Nathan.

"Kamu nggak sadar kalau saxophonist itu lagi godain kamu?" ujar Nathan cemburu. Evelyn mengerutkan dahinya, dan pandangannya beralih kembali pada sang saxophonist. Benar saja, Evelyn jadi melihat bahwa si saxophonist itu sedang mencuri-curi pandang ke arahnya.

Cute Student that I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang