Author's
Malam ini, Nathan dan Evelyn menginap di rumah orang tua Nathan. Nathan yang memintanya karena Evelyn sudah lumayan lama tidak bertemu kedua orang tua Nathan yang super sibuk itu. Evelyn juga setuju atas permintaan Nathan, karena ia juga ingin belajar masak makanan kesukaan Nathan dari ibu mertuanya.
Saat ini, Faren sedang duduk disofa yang berseberangan dengan Evelyn. Gadis yang baru dewasa itu memandang Evelyn hampir tak berkedip. Faren sangat suka melihat Evelyn yang perutnya sudah membuncit dan tubuhnya agak gemuk. Rasanya ia gemas, ingin mengelus perut Evelyn.
"Kenapa, Faren?" tanya Evelyn yang merasa aneh ditatap seperti itu oleh adik iparnya.
Faren menunjuk perut Evelyn, "Kak, aku boleh pegang nggak?" tanya Faren malu-malu. Evelyn tersenyum lalu mengangguk.
"Boleh kok, sini duduk di sebelah kakak." ujar Evelyn. Dengan senang hati Faren langsung duduk di sebelah kiri Evelyn dan mengelus perut Evelyn dengan hati-hati. Ia merasa sangat senang dan sangat menantikan keponakan pertamanya itu.
"Udah berapa bulan kak?" tanya Faren setelah melepaskan elusannya dari perut Evelyn. Ia hanya ingin mengusapnya sebentar dan merasakan adanya bayi di dalam sana.
"Tujuh bulan." jawab Evelyn lalu tersenyum.
"Wow! Udah gede ya, kak? Semoga sifat anaknya mirip kakak deh, soalnya kalau mirip kak Nathan nanti ngeselin..." ujar Faren bercanda, tapi terdengar jengkel. Evelyn tertawa terbahak mendengar penuturan adik iparnya itu.
Ctak!
Faren langsung meringis sambil mengusap dahinya setelah merasakan sentilan keras mendarat dikeningnya. Ia sudah tahu pelakunya, dan kini sang pelaku sedang menatapnya garang. Faren langsung cemberut menatap kakak laki-lakinya itu.
"Sembarangan!" keluh Nathan lalu duduk di samping kanan Evelyn.
"Tuh kan, kak? Aku bener! Kak Nathan itu ngeselin!" seru Faren semangat. Nathan semakin memelototinya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Jangan didengerin ya, Amore." ujar Nathan dengan suara dilembutkan serta tangannya yang mengusap-usap perut buncit Evelyn. Faren mendesis pelan melihat kakaknya yang sedang bermesra-mesraan dengan kakak iparnya.
Nathan melirik adiknya yang terlihat cemberut, "Kenapa? iri ya? makanya nikah!" ucap Nathan meledek adiknya. Ia sangat senang bisa menggoda Faren yang lebih ekspresif dibanding dirinya. Berbagai raut wajahnya mudah ditebak dan diartikan oleh orang lain.
Faren melirik sinis kakaknya kemudian menatap Evelyn, "Kak Evelyn, kok mau sih sama kak Nat?" tanya Faren. Evelyn hanya tertawa mendengar pertanyaan dari Faren. Sedangkan Nathan, langsung memelototi adiknya.
Faren tersenyum remeh pada Nathan. "Kabur ah~ ada pak tua mau ngamuk!" seru Faren kemudian berlari kecil menuju kamarnya.
"Heh! Awas ya!" pekik Nathan pura-pura kesal.
"Udah deh, kalian tuh kalau udah ketemu pasti kayak Tom and Jerry. Padahal kamu kan jauh lebih tua 10 tahun dari Faren..." ujar Evelyn. Nathan kini sedang senang menciumi perut Evelyn sambil mengusap-usapnya.
"Amore, aku itu cuma bercanda sama Faren...beda lagi kalau kamu tanya hal itu 18 tahun yang lalu. Aku sama Faren, walaupun aku jauh lebih tua, dulu kita masih suka berantem. Tapi beberapa jam kemudian juga udah baikan lagi." jelas Nathan. Evelyn menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Mendengar Nathan cerita, Evelyn ingat ketika dulu dirinya sangat menginginkan adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...