wedding day

715 32 20
                                    

Sebuah gedung tinggi yang mewah kini telah menjadi saksi resminya dua insan manusia yang di persatukan dengan ikatan pernikahan,banyak tamu yang menghadiri acara tersebut dari anak-anak, remaja hingga yang telah lanjut usia pun ada.

Farish pov.

Bagiku pernikahan hanyalah sekali seumur hidup dan apapun masalah dan alasannya tadi pagi adalah yang pertama dan yang terakhir aku mengucap ijab kabul.

''gilang farish leonardo binti ryan leonardo saya nikah dan kawinkan engkau dengan jessica veranda widjaja binti jevan widjaja dengan seperangkat alat sholat dan emas 18.1215 gram di bayar tunai.''

''saya terima nikahnya jessica veranda widjaja binti jevan widjaja dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.

Begitulah kira-kira ijab kabul yang tadi pagi aku ucapkan.

Dan kini aku sudah berada di tengah keramaian resepsi pernikahan yang keluarga kita buat,aku sedikit melirik ke arahnya dan terlihat ia sangat lelah karna harus tersiksa dengan make up yang menempel di mukanya,yang menurutku terlalu berlebihan sehingga membuatnya semakin tidak nyaman.

''apa kamu lelah.'' bisikku lirih di samping telinganya,dia hanya mengangguk lemah.

Akupun memposisikan tubuhku di samping tubuhnya nya dan melingkarkan tanganku di pinggulnya guna memberi asupan tenaga baru untuknya.

Dia sedikit melirik ke arahku dengan tatapan tidak percaya namun aku meyakinkan nya dengan sedikit senyuman yang ku ukir di bibirku.

Setelah malam panjang telah terlewati kini aku duduk di kursi dan berada di tengah keluarga besarku.

''farish mulai sekarang dan selamanya ve telah menjadi tanggung jawabmu,kamu berhak melarang dia untuk tidak melakukan hal yang menurutmu tak pantas di lakukan,kamu berhak memarahinya saat dia melakukan kesalahan, kamu berhak menyuruh kemanapun ia pergi tapi harus tetap di jlan yang benar dan kamu bisa menyentuhnya karna dia telah resmi milikmu.'' nasihat papa jevan panjang lebar.

''makasih pa,farish akan berusaha menjadi yang terbaik untuk ve.'' balasku menatap papa jevan.

''dan masalah kedepannya kita semua serahkan pada kalian berdua,tentang rumah tempat tinggal sampai momongan itu keputusan ada di tangan kalian.'' tambah mama melody bijak.

''makasih ma,pa mammy kita hanya minta do'a untuk rumah tangga kita kedepannya dan terima kasih sudah merawat kita selama ini sampai kita menjadi seperti sekarang.'' akhirnya aku mendengar suara bidadari itu dengan kalimat yang lumayan panjang,mengingat kita selama ini jarang berbicara panjang lebar.

'' badai kamu mencetak rekor baru.'' sahut papa jevan salut,sepertinya bukan cuma aku yang heran kedua orang tuanya ternyata juga merasa klau itu adalah kalimat terpanjang.

Sontak mereka tertawa mendengar kata-kata papa jevan,lagian siapa yang nyangka orang yang merawat dari bayi saja terheran-heran.

''ve kamu harus sedikit merubah kebiasaan kamu sayang,jangan sering nglamun dan lebih sering lah bicara dengan suami mu,supaya kalian bisa menjalani ini semua dengan lancar.'' ucap mama melody menasehati putrinya.

''iya ma ve tau,tapi ve butuh waktu.'' jwabnya lalu memandang ke arahku.

Setelah perbincangan yang sedikit serius itu usai kini aku dan ve mulai memasuki kamar yang sama,ada sedikit kecanggungan antara aku dan dia.

''mandilah dan bersihkan tubuhmu.'' aku memberikan handuk yang aku ambil dari lemari untuknya.

Dia menerimanya dan berjalan ke arah kamar mandi,aku memperhatikan cara berjalannya yang sedikit kesusahan karna kebaya yang ia gunakan.

MR & MRS.COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang