Di part ini ada sedikit adegan 18+ jadi buat yang tak ingin membacanya Skip aja ok,,
Langsung aja.
Masih Di dalam kamar apartemen milik gracia kini ve sedang termenung,fikirannya terbagi oleh dua sisi.
Di satu sisi ia mencuri-curi tau tentang pembicaraan dua gadis lainnya yang kini sedang berada di ruang tamu,tapi disisi lain ia juga memikirkan ucapan shani barusan yang mengatakan bahwa Gadis itu memang tidak punya hubungan apapun dengan suaminya,sedikit perasaan bersalah pun kini mengoyak di dalam benaknya.
''mungkin aku harus kembali,aku ngak boleh tinggalin farish lagi.'' gumamnya pelan.
Pryaaang.
Suara pecahan benda dari arah luar mengagetkan ve,ia pun segera mengintip dari balik pintu dengan sedikit memberikan cela.
''sudah kubilang jangan pernah muncul lagi disini,aku udah membenci mu.'' triak gracia dengan tangisnya,ve menakutkan alisnya lalu menegakkan tubuhnya.
''apa shani itu ada hubungannya dengan masa lalu gre??'' tanya ve pada dirinya sendiri,ia kembali mengintip.
''G aku mohon maafin aku,dulu aku pergi ninggalin kamu karna paksaan dari orang tua ku,aku ngak bisa nolak G,plies ngertiin aku.'' dengan menekuk lututnya di hadapan gracia shani mengutarakan permintaan maafnya,ia lalu mendongak menatap gracia yang kini masih sesenggukan.
''aku tau mungkin kedatangan ku sudah telat,tapi aku sangat membutuhkan kata maaf itu G,dan kalaupun ini pertemuan kita yang terakhir biarkan aku hidup dengan tenang setelah menerima maaf darimu.'' ucap shani dengan lirih.
''jujur setelah perpisahan itu hidupku semakin hancur,seakan telah hidup tanpa nyawa selama ini hanya ragaku yang bisa di kendalikan orang lain,tidak ada harapan apapun untuk meraih kebahagian masa depan,bagiku nyawa ku telah hilang saat takdir mengharuskan kita berpisah,dengan tak mengenal rasa,cinta dan dosa semua pernah aku lakukan,tunangan yang di jodohkan kedua orang tuaku bukanlah seorang manusia tapi jelmaan iblis yang membawaku kedalam liang api neraka,aku terpaksa,aku tersiksa G,aku tidak pernah bahagia pergi darimu,aku menderita.'' semakin lama semakin hilang suara shani terendam oleh tangis.
Gracia menatap ke arah tengkuk shani yang kini bergetar,sedikit rasa sakit di hati gracia saat melihat seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harinya kini terlihat semakin kurus dari pertemuan terakhir mereka.
Gracia ikut berlutut di samping shani dan membawa gadis itu kedalam pelukannya.
''maaf,,,mungkin aku juga tidak berhak marah padamu,aku hanya terbawa emosi karna disaat aku mencintai begitu dalam dan siap melakukan apa pun kamu tiba-tiba hilang dan itu membuatku terpukul karna harus kehilangan.'' shani mengangkat kepalanya tak percaya menerima pelukan itu dari orang yang sudah lama dirindukannya.
''sekali lagi maafin aku G.'' shani membalas pelukan gracia dengan tak kalah eratnya.
Ve yang sedari tadi mengintip menghela nafasnya lega,karna ia berfikir akan ada peperangan kecil yang terjadi pada kedua gadis yang sedang bersiteru tersebut.
''huh untung dah selsai,sekarang waktunya aku yang meminta maaf sama farish.'' ve berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya biar terlihat lebih fresh.
Tok,tok,tok.
Suara ketukan pintu di apartemen miliknya membuat farish menghentikan aktifitasnya membersihkan kamar.ia berjalan sedikit tergesa-gesa karna sudah cukup lama ia mendiamkan bell tersebut berbunyi.
''cari sia,,,,'' ucapan farish terhenti saat melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya dan menatapnya sendu.
''sayang,,,'' panggil farish lirih,ve mengangguk pelan sebelum akhirnya menghambur kepelukan pria yang dirindukannya,farish pun membalas pelukan itu dengan erat dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR & MRS.COLD
ФэнтезиCerita ini di ambil dari kisah seseorang,bila ada kesamaan cerita atau nama pemain mohon di maafkan karna ini hanya lha cerita dan fiksi belaka.