bangkit

332 23 12
                                    

3 hari setelah ve keluar dari rumah sakit keadaannya sudah terlihat semakin membaik,dan ia pun berusaha untuk keluar dari kesedihan tiada ujung yang selama 2 bulan memenjarakan perasaannya setelah hilangnya lelaki yang sangat dicintainya.

Kini gadis itu memutuskan untuk kembali ke kampus untuk menyelesaikan semester akhir yang sedang dijalaninya dan juga sempat tertunda karna musibah tersebut.

Walaupun awalnya melody sempet melarang ve untuk beraktivitas dulu karna alasan kesehatan yang belum sepenuhnya pulih tapi bukan ve namanya klau tidak bisa membujuk kedua orang tuanya yang masih setia menemaninya di jogya.

''ve sini sayang sarapan dulu.'' panggil melody dari ruang makan,tak lama pintu kamar ve terbuka,dengan membawa tumpukan buku dan tas yang sudah mengantung indah di bahunya ve berjalan menghampiri melody dan jevan yang sudah terlebih dahulu siap di meja makan.

''pagi ma,pa.'' sapa ve mencium pipi kedua orang tuanya.

''pagi sayang,sini duduk.'' ve pun menaruh tumpukan buku itu di kursi kosong yang ada di sampingnya lalu meraih gelas susu putih yang sudah melody siapkan.

''kamu yakin nak mau ke kampus lagi,? Klau masih ngk enak badan istirahat aja dulu nanti biar papa yang tlfon dosen kamu.'' ve tersenyum tipis melihat jevan yang sangat mengkhawatirkan keadaan nya.

''ve udah ngk papa kok pa,lagian kuliahnya juga ngak seharian nanti jam 3 sore udah balik,papa sama mama ngk usah khawatir.'' jawab ve mencoba menenangkan kekhawatiran kedua orang tuanya.

''tapi kamu harus janji sama mama ya sayang untuk selalu jaga kesehatan kamu dan janin kamu.'' deg ve yang belum terbiasa dengan kehamilannya sedikit kaget,ia lupa klau kini di perutnya ada kehidupan lain yang menemani kesehariannya.

''mama janji sayang akan selalu kuat dan bertahan demi kamu dan papa kamu.'' batin ve mengelus perutnya yang masih rata lalu menatap melody sambil tersenyum.

''iya ma,itu pasti,,karna dia lah sumber kekuatan baru buat ve.'' tuturnya tulus.melody dan jevan tersenyum lega karna setidaknya kini ve sudah terlihat semakin dewasa dalam menghadapi setiap masalah yang menimpa hidupnya.

Setelah selsai dengan sarapannya ve segera beranjak dan berpamitan untuk segera berangkat dengan diantar oleh jevan karna mereka masih terlalu khawatir klau putri mereka mengemudi seorang diri.

///////

''gre.'' gracia menoleh sambil menghapus air matanya,karna mengingat panggilan itu adalah panggilan kesayangan okta untuknya.

''shan,,kok tumben kamu,,,''

''sstttt,,'' shani menempatkan jarinya di bibir gracia dan menyuruh gadis itu berhenti berbicara,perlahan shani meraih kedua tangan gracia lalu menggenggam nya hangat.

''gre,aku tau kamu sudah memaafkan aku tentang kejadian di masa lalu kita,tapi aku tidak pernah memintamu untuk mengorbankan hati kamu.'' gracia menatap mata shani berkaca-kaca,mungkin selama ini ia sanggup dan mampu menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya bahwa ia sangat merindukan lelaki yang kini mengisi hatinya.

Tapi seringnya shani melihat raut wajah gracia yang sendu dan sedih saat itu lah ia merasa curiga bahwa gadis kesayangannya itu kini tak sebahagia dulu.

''aku mau kamu pergi dan mencari rumah hati kamu,dan aku tidak akan membencimu.''

''tapi shan,,,''

''stt,,,pergi lah.'' seketika gracia menghambur memeluk gadis satu tahun lebih tua darinya itu erat.

"Berjanjilah klau kamu akan bahagia." gracia mengangguk bahagia dalam pelukan shani.

MR & MRS.COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang