mungkin

617 30 43
                                    

Ve pov.

''yang menyuruhku adalah,,

''gue,,,

Kulihat davin berjalan menghampiri farish dan laki-laki itu,apa davin mau balas dendam sama farish karna kejadian di apartemen itu.'' pikirku.

''klau elo berani jangan main keroyokan dong,lawan gue sendiri.'' tantang farish dingin.

''ok gue terima tantangan loe,kalian semua minggir.'' davin mulai memasang kuda-kuda dan menyuruh anak buah nya memberikan ruang untuknya dan farish duel.

Kulihat davin mulai menyerang farish tapi dengan santai ia bisa menangkis pukulan davin dan membalasnya dengan memberikan sedikit pukulan di perut davin hingga ia mundur beberapa langkah.

Perkelahianpun tidak terhindarkan kulihat beberapa kali mereka saling terhempas karna pukulan dari lawannya darah sudah mengalir di pelipis farish dan mulutnya,begitu juga dengan davin yang juga mengeluarkan darah di mulut dan hidung nya keduanya sudah sama-sama babak belur sampai akhirnya kulihat davin memberikan kode pada anak buahnya untuk membantu.

Keadaan mulai tidak seimbang karna kini farish di kroyok lebih dari 5 orang termasuk davin,untuk beberapa menit pertama memang farish terlihat masih sanggup melawan mereka,tapi setelah pukulan talak di punggungnya membuatnya sedikit kualahan dan lebih banyak menerima pukulan.

Akupun mulai panik saat melihat farish tidak lagi melakukan perlawanan ia terlihat pasrah menerima semua pukulan dari lawannya.

Aku mencoba mencari inisiatif untuk menghentikan aksi mereka,dan akhirnya ide keren muncul di otakku.

Dari aplikasi hp aku mencari sirine dari suara mobil polisi dan aku menyalakannya sedikit keras biar mereka dengar,tidak salah dengan ide itu aku lihat mereka mulai panik dan berpencar meninggalkan tempat perkelahian,setelah kurasa cukup aman aku keluar dari mobil untuk menghampiri farish yang sudah lemah tidak berdaya.

''Farish,,kamu gpp kan.??'' pertanyaan terbodoh yang telah aku berikan,sudah tau keadaannya ngak baik masih nanya seperti itu.

Aku memposisikan kepalanya diatas pangkuanku dan aku menepuk pelan pipinya supaya ia sadar dan bisa berjalan ke arah mobil.

''farish,,hey ayo kita pulang,atau mau kerumah sakit.?'' tidak tau kenapa melihatnya seperti ini membuat ku merasa tidak tega dan tanpa ku suruh air mata ku menetes membasahi pipiku.

''kita pulang aja,,kamu kenapa nangis??'' akhirnya dia membuka mata dan tangan nya bergerak menghapus air mataku.

''aku takut kamu kenapa-napa.'' jawabku masih memperhatikan luka di wajahnya.

''aku gpp kok,,udah kamu jangan nangis ya,,sekarang kita pulang.'' dia mencoba bangkit dan aku membantunya untuk berjalan ke arah mobilnya.

''eh biar aku yang nyetir kamu duduk di sana aja ya.'' aku menghentikan langkahku saat tau tujuan dia ke tempat kemudi lalu menunjuk kursi penumpang untuk menawarkan sedikit bantuan.

Kulihat dia mengangguk lemah dan mulai mengikuti langkahku menuju tempat penumpang.

''terima kasih ya.'' ucapnya setelah sampai di kursi samping kemudi.
Akupun hanya mengangguk dan memberikan senyuman tipis untuknya.

20 menit perjalanan mobil farish yang ku kemudikan membelah jalanan ibu kota dan kini sampai lah kita di loby apartemen.

''Pak tolong parkiran mobil saya di bawah ya,suami saya habis terkena musibah jadi saya harus segera mengobatinya.'' ucapku pada salah satu security yang bertugas di loby apartemen,dengan sigap beliau membantuku menurunkan farish dan akupun membopong nya ke arah lift.

MR & MRS.COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang