Gre masih terduduk di ruang tamu dengan bahu yang bergetar,sementara okta duduk dengan kedua siku yang ia tumpukan di atas lutut dan telapak tangan yang saling mengenggam.
Sesekali ia melirik wanita di seberang tempatnya duduk dia masih terlihat menyedihkan dengan isakan pelan,sebenarnya ia tidak tega tapi ini adalah tekat nya untuk memberikan sedikit kebebasan kepada gadis itu.
''ota,apa tidak ada jalan keluar buat hubungan kita??'' tanya gracia dengan suara bergetar,ia menatap mata elang okta dengan mata sembab nya.dengan pelan okta menggeleng.
''mungkin ini yang terbaik buat kita gre,tapi klau kamu memang serius dan ingin berubah pasti suatu saat takdir akan mempertemukan kita lagi.'' jawab okta tersenyum tipis,gracia kembali menunduk dan memainkan jari-jari tangannya.
Okta memang memilih untuk memutuskan gracia untuk sementara waktu,karna ia tak mau gadis penyuka unggu itu membagi konsentrasi nya dengan terlalu banyak masalah.
Tapi ia sudah berjanji dalam hati,apapun masa lalu gadis itu dan bagaimanapun keadaanya dia akan tetap menunggu dan menanti gracia kembali padanya untuk menjadi jodoh setianya.
''tapi,,kesempatan itu masih ada kan??'' tanya gracia lirih,okta kembali tersenyum dan mengangguk.
''kesempatan itu selalu ada,dan aku masih akan terus menunggumu untuk kembali padaku,jadi jangan nangis lagi ya.'' okta bangkit dari tempatnya menunju ke samping gracia lalu menghapus air mata yang belum mengering itu.gracia mendongak dan menatap okta lebih dalam,okta bisa merasakan bahwa jauh di dalam sinar mata itu masih tersimpan cinta yang besar untuknya.
''boleh peluk ngak,sebelum besok kita sah ngk jadi kekasih lagi??'' pinta gracia memelas,okta langsung merentangkan kedua tangannya untuk menyambut gadis itu kedalam pelukannya.
''kamu harus kuat ngk boleh cenggeng,dan harus bisa melewati ini semua.'' perlahan okta melepaskan pelukan itu dan kini tatapannya terkunci oleh sepasang mata yang memerah itu,perlahan jarak mereka semakin menipis,okta tersenyum tipis saat melihat gracia sudah memejamkan matanya,pelan tapi pasti okta mulai menempelkan bibirnya di bibir gracia dan mulai melumatnya lembut.
Gracia pun membalas ciuman okta dengan memberikan ruang untuk lidah okta menelusuri rongga mulutnya,tapi ciuman itu terasa aneh saat air bening menetes di antara jeda pagutan mereka.
Okta tertegun menatap gracia yang memejamkan matanya dan menciumnya secara ganas seolah esok mereka akan berpisah untuk selamanya.
--
Hari pun kembali berjalan dan dilewati tanpa semangat oleh kedua wanita beda usia yaitu ve dan gracia,perpisahan mereka dengan masing-masing pasangannya membuat mereka kehilangan keceriaan.
Tok,,tok,,tok.
''ve sayang,,makan dulu yuk.'' dengan langkah pelan melody memasuki kamar putrinya dan menemukan wanita itu sedang duduk melamun menatap kosong ke arah jendela kamar.
''ve sampai kapan kamu akan seperti ini nak??'' tanya Melody menatap putrinya sedih.
Semenjak hilangnya farish sosok veranda seakan kembali pada masa remajanya yang terkenal dingin dan cuek,semua sahabat keluarga dan orang terdekat lainnya sudah mencoba menghibur dengan cara apapun tapi tetap saja usaha mereka masih belum membuahkan hasil.
''ma,,gimana.??'' tanya okta yang tiba-tiba masuk hingga membuat melody sedikit terkejut lalu menghapus air mata yang mengalir dengan sendirinya.
''belum ada perkembangan ta,,kakak mu tetap seperti ini.'' jawab melody masih menatap veranda.
Keheningan pun kembali menyelimuti keadaan,sepertinya mereka sudah kehabisan cara untuk melihat kembali senyuman manis wanita itu.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
MR & MRS.COLD
FantasyCerita ini di ambil dari kisah seseorang,bila ada kesamaan cerita atau nama pemain mohon di maafkan karna ini hanya lha cerita dan fiksi belaka.