[04]

6.9K 822 97
                                    


"Harry Anjing!" perempuan itu langsung melompat dari tempat tidur setelah melihat seseorang yang masuk. "Anjing! Kau mengagetkanku sialan!"

"Mulutnya kasar, ya."

"Mana keempat teman idiotmu itu. Untuk apa kau kesini?" tanya Haizley yang sedang sandar dengan tangan menopang dagunya. "Malam ini kau tidur bersama Louis, ya. Atau siapapun diantara temanmu. Aku ingin tidur sendiri. Siapa tahu diantara mereka ada yang ingin menginap."

Harry menutup pintu di belakangnya. "Kalau aku mau di sini dan berpelukan denganmu, kau mau apa. Kau mau protes?"

"A-aku. Oh ya, katamu mereka ada di luar tadi. kemana temanmu?" tanya Haizley mengalihkan perhatian.

"Kurasa mereka batal datang." Haizley mulai takut dengan apa yang ada di hadapan nya. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Harry tidak sibuk dan kelelahan setelah pulang seharian.

"Kau merindukan Louis 'kan."

"Shut up!"

"Kena kau! Aku hanya memancingmu. Apakah kau marah aku mengejek kekasihmu itu, umm--" kalau saja perempuan yang ada di hadapannya itu tidak mengandung anaknya, mungkin Harry sudah melemparnya bantal, atau tidak beserta ranjangnya.

Harry merangkak naik ke tempat tidur. "Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedang kepanasan," ucap Haizley dengan bangkit berdiri yang sebenarnya menghidari Harry yang saat ini ada di tempat tidur.

"Ngomong-ngomong, Niall ada di luar. Tapu tenanglah, dia tidak akan terganggu." Harry melihat Haizley yang sedang berjalan ke depan cermin.

"Maksudmu."

Entah untuk alasan apa pria yang tadi ia hindari itu sekarang melepas bajunya. "Heh, kenapa kau sangat suka shirtless? Kau harus tidur di bawah lantai jika kau ingin tetap shirtless, badanmu juga tipis tidak mempunyai otot sama sekali dan itu terlihat menjijikan."

"Oh begitu," kata Harry singkat.

"You know—"

"I'm sexy and I know it," potong Harry.

"Fuck you."

Selagi Harry melepaskan skinny jeans miliknya ia memperhatikan kelakukan aneh dari perempuan yang berdiri di hadapannya itu. Harry memicingkan matanya memperhatikan pakaian Haizley. "Kita sudah sebulan menikah dan kau terus memakai piyama jelek setiap malam. Kau tahu, aku bosan melihatnya. Itu sangat tertutup. Aku akan memberikan lingerie untukmu besok."

"Aku akan merobeknya jika kau memberikan nya padaku. Berikan saja pada Louis. Tubuh Louis lebih menarik dibanding tubuhku," ucapnya. Nada bicara nya terdengar sedang kesal.

Harry menyeringai kemudian memperlihatkan ototnya. "Bukankah kau tergoda dengan badanku ini. Lihat ini."

"Berhenti seperti itu Harry! Kau mempermalukan diri mu sendiri!"

"Kau mau juga kan. Ayo! jangan malu-malu." Harry menarik Haizley dengan pelan ke tempat tidur, sehingga tidak sengaja membuatnya terjatuh. Haizley bergeser untuk sedikit menjauhi Harry. Harry menepuk-nepuk kasur yang ia duduki. "Ayo sini, dekat denganku."

Haizley mundur sampai kepala nya terbentur pada headboard. "Kau mendekat aku akan menendang tulang keringmu."

"Aku jadi ingin--" Harry mendekat sedangkan perempuan itu menyeringai.

"Kau ingin apa! hmmp rasakan ini--" Haizley menendang selangkangan Harry, tepat pada bolanya.

"Argh!" Harry menjerit dan sampai terdengar oleh temannya yang lain yang sebenarnya sudah ada di apartemen milik Harry hanya saja mereka menguping depan pintu kamar, bersama para kekasih mereka.

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang