[33]

3K 299 52
                                    

"Daddy. . ." Listal terus menangis dan Olivia sedari tadi sudah berusaha untuk menenangkannya, karena satu-satunya anak yang berani mendekati Listal saat menangis adalah Olivia.

"Diamlah Listal, aku yang terjatuh bukan kau," ujar Olivia menenangkan Listal yang sedang menangis. Bukannya diam, anak perempuan yang memiliki bulu mata lentik itu justru semakin menangis.

Olivia mendengus sebal melihat dua orang anak yang menghampiri mereka, "Ahk, kau membuat Listal menangis Oli?" tanya Kevin yang sudah mirip seperti asisten pribadi dari Shui.

"Namaku Olivia bukan Oli!"

"Oliver, lihat tas baruku, bajuku, tempat bekalku. Semuanya terdapat wajah Niall Horan."

"Itu sedikit mengerikan," gumam Olivia. Ia bergidik ngeri melihat Shui yang ia ketahui penggemar berat dari seseorang yang hampir setiap hari dia nistakan.

"Uncle Niall punya penggemar?" tanya Listal sambil sesegukan.

"Mungkin uncle Niall diam diam membayarnya untuk menjadi penggemar," ujar Olivia.

Bradley yang baru datang, langsung mendekati Olivia dan Listal yang masih duduk di lantai. Mata Bradley langsung tertuju pada Olivia, ia menyipitkan matanya pada Olivia. "Kau membuat Listal menangis? Iya 'kan."

Olivia memutar bola matanya, jelas saja semua anak anak berfikir Olivia yang membuat anak itu menangis, karena tidak ada orang lain disitu. "Sebentar lagi kau akan menyebarkan gosip pada Zoey dan teman-temannya. Dengar ya, Bradley. Kata Listal tidak baik menggosip orang apalagi itu tidak benar. Kau mau di blender di Neraka? Lidahmu dipotong, kau makan kaktus-"

"Memang itu benar?" tanya Shui pada Listal. Listal hanya mengedikkan bahunya.

Bradley menjetikkan jarinya, "Ahk, aku akan melaporkan ini ke uncle Zayn. Kau tahu 'kan dia itu menyeramkan. Dia mempunyai banyak tattoo."

"Dadku lebih menyeramkan Dari uncle Zayn, Dad ku juga mempunyai banyak tattoo," timpal Leo yang baru datang.

Bradley berkacak pinggang. "Cih. . . Dadmu kurus, Dadku lebih menyeramkan dari Dadmu. Kau lihat tubuh dad ku lebih besar, jika dad mu bertengkar dengan dad ku, aku yakin dadmu akan kalah!"

Leo menaruh jari telunjuknya pada hidung Bradley. "Kapan-kapan kita akan mencoba itu. Aku akan melaporkan ini ke Dad ku, awas kau Payne!"

Bradley mendorong Leo dengan kedua tangannya. "Aku tidak takut Tomlinson!"

Kevin mengangkat satu tangannya. "Fight, fight, fight, fight, fight!"

"Diamlah!" erang Listal. "Uncle Harry lebih menyeramkan, lebih menyeramkan dari Dad kalian. Kalian lihat badannya besar, dan uh- dan juga mempunyai banyak Tattoo. Ummp- disini, disini, disini, dan masih banyak lagi," kata listal menunjuk letak Tattoo Harry pada tubuhnya sendiri.

Mata Olivia membelalak. "Kau pernah melihat Tattoo Dadku?" tanya Olivia.

"Ya, aku melihatnya dari ponsel Dadku."

"Aku dilarang memperhatikan Tattoo-nya. Dad ku langsung menutupi badannya ketika aku bertanya."

Listal mendekatkan wajahnya pada Olivia. "Kapan-kapan aku akan menunjukkannya."

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang