[06]

6.1K 719 91
                                    

Haizley baru kembali dari kamar mandi untuk mencuci mukanya kemudian kembali mendekati tempat tidur dan duduk di ranjang untuk membaca sesuatu di ponselnya. Niatnya membaca pesan dari seseorang batal karena bunyi hewan yang ada di atas selimut. "Kucing?" gumam Haizley melihat ada kucing di tempat tidur. "Astaga, Harry berubah jadi kucing." Haizley tersenyum licik kemudian menarik selimut agar kucing itu jatuh. "I'm so sorry kitten."

"Morning," sapa seseorang yang berdiri tepat di ambang pintu dengan dua kucing di bawah kakinya. "Kenalkan kucingku," ujar Harry dengan mengarahkan matanya pada kucing yang ada di bawahnya. "Namanya Haizley, Carole, dan Startbreig."

Haizley Memajukan bibir bawahnya kemudian mengangguk beberapa kali. "Oh," katanya singkat.

"Yang ada di bawah ranjang itu punya panggilan khusus. Namanya Haiz."

Barulah perempuan itu bangkit berdiri. "Beraninya kau keriting!" erang Haizley.

Harry melipat lengannya. "Apa? Kau mau apa. Kau kesini kau kucium."

"Harry! Kenapa kau begitu menjengkelkan!"

"Kau juga. Aku menjengkelkan dan kau bajingan," ucap Harry.

"Aku tidak bajingan!"

"Tapi kau bedebah," ralat Harry.

"Itu tidak benar sialan!"

Harry mendekat pada Haizley lalu mengapit kedua sisi pipi Haizley seraya menempelkan keningnya pada kening perempuan itu berniat memancing keributan. "But if it's true, it's you, it's you, they add up to. I'm in love with you, and all these little jerk," senandung Harry.

"Harold..." Haizley mendorong kepala Harry lalu mengusap keningnya. "Aku muak!"

"Aku cinta kamu," balas Harry lalu berjalan mendekati kucing yang tadi Haizley singkirkan dari tempat tidur. "Sini Haiz, jangan jauh-jauh."

"Ganti nama kucingmu!"

"Nanti Haiz aku nikahkan dengan Harry ya," kata Harry sambil mengusap kepala kucing yang ia pegang.

"Kucing dengan Anjing bagaimana ceritanya, bisa kawin tolol!"

"Hi Mommy." Harry mendekatkan kucing itu pada Haizley.

"Itu bahaya, nanti aku dicakar. Jauh-jauh sana!"

"Anakku butuh susu. berikan susumu."

"Anak anak anak! Itu kucing."

"Kalau begitu, berikan saja susumu pada ayahnya. Ayahnya kan aku."

"Minta pada Louis. Kurasa dia bisa menyusui anakmu," ujar Haizley.

"Tapi aku mau kau yang memberinya."

Haizley tidak menjawab ucapan dari Harry. Dia berdiri di depan cermin yang berdiri tegak di hadapannya untuk menatap bayangan nya sendiri, perempuan yang sedang memakai tanktop dan boy shorts panties itu pun memicingkan matanya lalu mengubah posisinya menjadi menyamping, kemudian mengusap perutnya sendiri. "Hey, apakah aku sudah tampak seperti orang hamil yang menjijikkan?" tanya nya pada Harry yang sedang berdiri di depannya ikut menatap bayangan perempuan itu dalam cermin.

Harry menggeleng pelan dan menatapnya dengan tatapan kosong. Haizley menepuk pipi Harry beberapa kali membuat pria itu tersadar dari lamunan nya. Harry menaikkan sebelah alisnya untuk kembali menatap Haizley sebelum akhirnya berkata, "Tidak. Aku tidak pernah memberikan apalagi menitipkan sesuatu yang menjijikkan."

"Aku tidak tahu itu pujian untukku atau pujian untuk dirimu sendiri," ujar Haizley seraya tertawa kecil.

Haizley mengangkat baju nya setengah sehingga menampakkan perutnya. "Apakah dia tidak pernah menendang? Itu anakku, dan aku sebagai ayahnya saja ingin menendangmu setiap hari karena kelakuan mu sendiri. Jadi kurasa jika dia sudah bisa menendang, itu balasan karena kau kurang ajar padaku."

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang