[20]

4.2K 521 49
                                    

"See you..." aku melambaikan tanganku pada Pamela setelah aku turun dari mobilnya. Kami berniat lari pagi namun kurasa yang tadi bukan lari pagi, karena Pamela membawa mobil dan kami hanya singgah di Cafe untuk mengobrol sedikit, karena ini hari keempat aku berada di rumah orang tuaku. Aku datang ke rumah orang tuaku bukan karena aku dan Harry sedang bertengkar, aku tidak sebodoh itu. Aku datang karena Pamela sudah pulang dari Milan, Italia. Dan aku memberi alasan pada Harry kalau Chesty merindukan anak dan cucunya.

"Mom!" aku teriak di ruang tengah namun tidak ada siapapun, kurasa Olivia sedang tidur karena suaranya tidak ada.

"Ya." aku berjalan ke ruang keluarga, karena kurasa suara ibuku berasal dari sana. Jantungku nyaris saja mencelos melihat orang yang sedang duduk di ruang keluarga bersama ibuku. Pria dengan rambut ikal, yang sedang memangku putriku. Apa yang dia lakukan di sini, bukankah dia punya penthouse yang jaraknya hanya beberapa mil dari rumah orang tuaku. "Hey darling." aku bahkan masih mengingat dua minggu yang lalu dia melempari aku dengan vas bunga. Ini untuk pertama kalinya semenjak kejadian dua minggu yang lalu itu, dia menyapa aku lagi dengan sebutan itu. Karena dia terlanjur melihatku, aku memutuskan untuk ikut duduk, tapi di samping ibuku.

"Kau tidak memeluk suami mu?"

"Aku habis berolah raga, dan aku keringat," dustaku.

"Bukankah tubuh kita sudah biasa saling bersentuhan ketika sedang keringat." aku tidak marah jika dia mengeluarkan suatu perkataan yang berbau mesum di depanku, tapi ini di depan ibuku sendiri. "Kau yakin habis berolah raga?"

"Tentu."

"Hebatnya kau, kau punya waktu untuk mengikat rambutmu sendiri dengan model seperti itu ketika ingin berolah raga."

"Sara yang melakukan ini, oke. Aku lelah, dan aku ingin mandi." aku bangkit berdiri meninggalkan Harry bersama ibuku dan juga Olivia.


+

Aku baru selesai mandi dan aku melihat Harry mengikuti aku masuk di closet milikku, "Untuk apa kau datang ke sini. Bukankah kau bisa tinggal di penthouse yang kau sewa itu?" Aku menoleh ke belakang lalu mengikat bathrobe ku dengan keras. "Bagaimana rasanya ditinggal selama empat hari, huh?"

"Kesepian tentunya. Aku membuatkan susu untukmu, ibumu sudah berangkat ke tempat praktek nya. Dan Olivia juga sudah tidur."

"Berikan susunya pada Alexa, agar Alexa bisa memberimu susunya," aku mencibir Harry.

Harry hanya tersenyum padaku tidak tampak marah. "Kau sedang apa di closet ini?"

"Aku mau pakai baju," aku mendongak melihat ujung lemari yang ada di closet. "Ambilkan hair dryer itu." aku menunjuk atas lemari yang hampir menyentuh langit-langit ruangan ini.

"Are you drunk?" tanya Harry dengan ekspresi seolah aku baru saja menyuruhnya Memanjat pada gedung pencakar langit. "Itu tinggi, kau mau bayar aku sama dengan harga satu kali aku bernyanyi pun, aku tidak mau. Nanti aku patah, kau mau tanggung jawab. Bagaimana ceritanya, hair dryer itu ada di atas sana."

"Aku yang menyimpannya di atas sana."

"Bagaimana bisa, itu sangat tinggi."

"Aku memanjat tentunya. Aku menyimpannya sebelum aku hamil."

"Ya, aku lupa kalau kau itu memang muscular girl. itu terlalu tinggi Haizley, aku tidak mau tulangku patah karena terjatuh. kau bisa mengeringkan rambutmu dengan handuk."

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang