[38]

3.2K 359 66
                                    

Harry's POV

Boleh juga anak ini diajak bekerja sama, karena aku tidak ada kegiatan malam ini, aku menggunakan kesempatan ini untuk mengganggu dinner Haizley dan Avan. "Kita mau kemana?" tanya Olivia. "Siapa meninggal? Kenapa kita memakai baju serba hitam seperti ini."

"Agar kita terlihat serasi," kataku. Aku merapikan tuxedoku lalu merapikan pita yang ada di kepala Olivia. "Kita dinner malam ini."

"Ayo." Aku mengisyaratkan Olivia agar mengaitkan lengannya pada lenganku, anehnya anak ini hanya memeluk kakiku.

"Tidak sampai. Dad terlalu tinggi." iya, kenapa aku sangat bodoh. Aku memegang satu tangan Olivia lalu berjalan keluar dari rumah. "Dad, apakah aku sudah cantik?"

Aku tunduk melihat anak ini. "Tentu. Kau mirip-"

"Argh! Thank you, Daddy. Aku memang mirip Taylor Swift." aku hanya mengangguk pasrah mengiyakan, kalau aku berdebat dengan anak ini, yang ada dinner Haizley sudah selesai sedangkan aku baru tiba. "Dad, besok aku mau bertemu dengan Mom. Yeay! Aku memang mirip Taylor Swift."

"Ya. Terserah kau," ucapku. "Anaconda."

+

"Dad, untuk apa kita menunggu disini, di dalam mobil ini. Aku sudah banyak mendonorkan darahku pada nyamuk, Daddy!" erang Olivia dengan memukul bahuku. "Aku lapar!"

Aku mendengus, nanti kalau aku tidak mengatur strategi sebelum masuk aku akan kalah lagi. "Oke. Ayo turun."

"Tidak mau! Ini bukan KFC, McD, Nando's, Waga--"

"Kenapa kau mirip seperti Niall dan Zayn, Oliver. . ." lirihku, kalau sampai anak ini mengacaukan rencanaku, hancur sudah. Aku tidak bisa membiarkan pria sialan itu dekat dengan Haizley.

"Aku tidak mau, bahkan aku saja tidak kenyang makan di dalam restoran seperti ini, makanannya hanya satu sendok."

Aku mendecakkan lidahku. "Oke, seminggu ini. Setelah malam ini, aku akan menuruti apa maumu. Tapi, turuti dulu apa mauku untuk malam ini saja."

"Baiklah. . ." Baik itu belum tentu pertanda yang baik.

Berbeda dengan orang lain yang menggandeng pasangannya, aku justru menggandeng anak berumur lima tahun, aku harap orang-orang yang tidak mengenal dan tidak tahu siapa aku, tidak berpikir kalau aku ini adalah pedofil. "Dad, itu dia." Olivia menunjuk satu meja yang diisi dengan dua orang yang sudah aku tandai sebagai targetku malam ini.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung menghampiri meja yang diisi oleh Haizley dan Marsupilami itu. "Hello sweetheart. . ." aku langsung menabrakkan bibirku pada pipinya.

"What the hell!"

"Kurang ya? Good night sugar," ucapku dengan mencium keningnnya.

"Harry!"

"Kurang lagi? Ahk kau ini." Aku menendang dengan pelan kursi Marsupilami ini agar bangkit berdiri, karena tak kunjung berdiri terpaksa aku menendang kakinya dengan pelan.

"Harold. . ."

"Nanti. Oke, aku bisa melakukan lebih di Rumah," ujarku setelah berhasil membuat Marsupilami itu berdiri dan sekarang aku berhasil duduk pada kursi yang tadi ia duduki.

"Olivia? U-untuk--"

"Kau lupa, ya. Uhuk! Ini hari anniversary kita," dustaku. Haizley tidak berkata apa-apa selain mengepalkan tangannya di atas meja, dan sebentar lagi dia akan berubah menjadi serigala jadi-jadian. "Ahk kau ini, kenapa kau melupakan hal penting itu."

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang