[05]

6.3K 727 65
                                    

Harry berhenti setelah mobilnya sudah memasuki halaman rumahnya. "Heh bangun!" bukannya mengusap atau membangunkan perempuan di sampingnya itu dengan lembut, Harry menarik telinga perempuan itu. "Harry, Edward, Styles mati!"

"Mana! Mana Anjingku!" tanya Haizley dengan mengguncang tubuh Harry. "Harry Anjing! Kau apakan Anjingku!"

"Aku hanya bercanda. Turun sudah sampai."

Haizley turun dari mobil dan memandangi rumah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berada di hadapannya. Ia lalu mengarahkan matanya pada Harry. "Ini sangat jauh. Aku tidak yakin, kalau di sekitar sini ada rumah selain rumahmu."

"Memang tidak ada," kata Harry seraya terkekeh pelan.

"Kenapa tidak ada satupun rumah disini. Kau ingin bunuh aku?"

"Ya, rencannya begitu," jawab Harry lalu membuka pintu mobil untuk anjing milik Haizley.

"Kau gila?"

"Hey, you need mirror girl. Sengaja, agar kita tidak mengganggu orang lain kalau sedang di kamar."

"Apa?!"

"Bukan apa-apa," jawab Harry datar.

"Aku tahu, rumah ini rumahmu namun kau tidak bisa berbuat seenaknya dengan membawa aku ke tempat terpencil seperti ini, Harold! Aku butuh tetangga."

"Dan tetangga tidak membutuhkanmu," balas Harry kemudian mengambil ponsel pada jok mobil nya dan membiarkan perempuan itu terus mengoceh tentang isi hatinya yang sebenarnya tidak akan didengarkan Harry dan tidak akan pernah.

"Harry!" erang Haizley.

"Harry! Kenapa kau tidak bicara." Haizley melayangkan tangannya yang mengepal pada bahu Harry. "Harry! Apakah kau tidak mendengarku!"

"Nama anjingmu juga Harry. Aku pikir kau bicara dengan Anjing itu." Harry memutar tubuhnya. "Kau tahu, aku butuh ketenangan, aku ini seorang publik figur. Dan kau tahu itu."

"Terserah. Aku bahkan hanya mengenal Zayn di One Direction."

"Kalau kau hanya mengenal Zayn, kenapa kau tahu masalah pelangi-pelangi itu?" tanya Harry membuat perempuan itu menatapnya.

"Bukan urusanmu jika aku hanya tahu Zayn Malik dan hanya tahu pelangi-pelangi. Yang jelasnya, aku bukan conditioner."

"You're such a carolina. It's Directioner. Jangan pernah menghina penggemarku, karena saat ini kau beruntung mendapatkan posisi yang diinginkan oleh jutaan penggemarku," ujar Harry.

"Maksudmu aku Carrot? Ya, aku segolongan dengan Direk dan Carrot."

"Aku tahu kalau sebenarnya kau adalah penggemarku, tapi kau malu mengatakannya. Kau tahu istilah-istilah itu."

"Tidak, aku tahu istilah itu dari adik sepupuku. Dia penggemar mu. Kau tahu yang paling menjengkelkan nya apa? Dia tertawa ketika aku mengatakan aku pernah pacaran denganmu, tapi kau tidak mengatakan nya. Dia juga mengatakan, mana mungkin kau memilih seorang make up artist dan tidak memilih perempuan paling cantik di dunia."

Harry terseyum miris mendengar cerita dari perempuan yang masih berdiri di sampingnya itu. "Aku tidak menginginkan perempuan yang paling cantik di dunia. Aku hanya menginginkan perempuan yang bisa membuat duniaku menjadi cantik."

"Quotes of the day, from Harry Tomlinson."

"Salah astaga. Namaku Harry Troy Austin," ucap Harry dengan menyebut nama asli Louis.

"Harry fookin' Tommo," ralat Haizley.

"Haizley fucking starbucks."

"Bawa koper punyaku," titah Haizley dengan melipat lengan. "Kenapa diam?"

Mate MoronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang