"Pagi, anak-anak," sapa Pak Joko saat dirinya baru saja masuk ke dalam kelas. Lagi-lagi, para murid panik dan dengan cepat duduk di bangkunya masing-masing. Untung saja, bukan pelajaran Bu Dinar. Jadi, mereka tidak perlu takut.
"Pagi, pak."
"Kalian sudah lihat mading?" Tanya Pak Joko sembari tangannya sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Belum, pak."
"Kalau begitu, saya yang akan beritahu," setelah berhasil mendapatkan apa yang ia cari, Pak Joko pun kembali membuka suara, "karena lima bulan lagi kalian akan melaksanakan Ujian Nasional, maka dari itu, sekolah akan mengadakan acara camping untuk para kelas dua belas."
Sontak, kelas yang tadinya diam dan tenang pun berubah menjadi sangat gaduh. Ada yang bersorak riang, memukul meja, dan berloncat-loncat. Bagi mereka, camping di tengah-tengah padatnya jadwal ujian adalah surga dunia. Belum lagi, materi dari kelas sepuluh dan sebelas yang membuat kepala pecah, karena mereka sama sekali tidak mengingatnya.
"Di kertas ini tertulis bahwa camping akan dilaksanakan minggu depan," tambah Pak Joko yang semakin membuat kelas menjadi gaduh. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
"Berapa hari, pak?" Tanya Faren sembari mengangkat sebelah tangannya.
Pak Joko pun kembali melihat kertasnya dengan pandangan meneliti. "Tiga hari. Kegiatannya yaitu memasang tenda, games, berkeliling, jurit malam, api unggun dan lain-lain," jelasnya. "Ada yang ingin bertanya lagi?".
"Bawa apa aja, pak?" Kali ini, Reynald yang duduk di sebelah Faren yang bertanya.
"Bawa yang kalian perlukan saja."
Keira pun berdiri dan mengangkat sebelah tangannya. "Pak, kelompoknya gimana?"
"Oiya, saya hampir lupa," Pak Joko menepuk keningnya begitu mendengar pertanyaan Keira. "Karena di kelas ini ada tiga puluh enam murid, jadi kelompoknya akan dibagi menjadi enam."
Pak joko pun mulai menyebutkan kelompok-kelompok sesuai dengan absen yang tertera. Menurutnya, biar tidak pusing dan ribet. "Kelompok terakhir yaitu kelompok enam yang beranggotakan Liam, Faren, Reynald, Keira, Lisa dan Ivy. Ketua kelompoknya adalah Faren."
"Anjir, gue sekelompok sama cewek-cewek cantik," sahut Reynald tiba-tiba, lalu tertawa girang bersama Faren. Berbanding terbalik sekali dengan para murid lain yang mendapatkan kelompok tidak sesuai dengan keinginan mereka. Raut wajahnya masam dan sebal.
"Oke, kalau gitu, mari kita buat kelompok ini seseru mungkin!"
Keira bersama teman-teman satu kelompoknya pun kontan tertawa melihat Faren dan Reynald dengan semangat berkobarnya.
•••
Saat Keira memasuki rumahnya, ia menyadari bahwa sama sekali tidak ada orang di dalamnya. Hanya ada pembantu, tetapi sepertinya sedang istirahat. Karena penasaran, ia pun akhirnya menghampiri satpam rumahnya di luar. "Pak, kok rumah sepi banget? Mama, Papa, sama Kinan kemana?"
"Saya kurang tau, Non. Tadi tidak bilang."
Keira mengangguk. "Yaudah, makasih, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated feeling | ✓
Teen Fiction[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dadanya, merasakan detak jantung yang bergemuruh tak karuan. Ia benar-benar hancur dan tersiksa. Keping-keping jiwanya bagaikan tertusuk oleh p...