Setelah mengantar Keira pulang ke rumahnya, Liam pun juga langsung melajukan mobilnya pulang ke rumah.
Saat telah sampai, Liam segera menuju garasi yang berada tak jauh dari gerbang rumahnya. Begitu selesai memarkirkan mobil, Liam tak sengaja melihat Carrie sedang membaca buku di depan teras rumahnya.
Menyadari keberadaan Liam, Carrie pun langsung menutup bukunya dan dengan refleks bangkit berdiri. Dengan sengaja, Liam terus saja berjalan lurus menuju pintu rumah dan mengacuhkan Carrie begitu melihatnya tersenyum ke arah Liam. Senyuman yang dulu mampu membuat Liam luluh akan keindahannya.
Namun sialnya, dia menarik pergelangan tangan Liam yang membuat Liam secara mau tidak mau harus berbalik dan menatap Carrie. Sebenarnya, Liam sedang berusaha untuk menjaga jarak dengan Carrie. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa Carrie hanyalah masa lalu kelam yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Ya, masa lalu.
"Kamu abis dari mana, Li?" Tanya Carrie yang tidak bisa lagi menutupi rasa penasarannya sedari tadi.
Liam mengalihkan pandangannya, sama sekali tidak mau menatap mata Carrie. "Bukan urusan kamu," jawabnya dengan acuh yang membuat Carrie merasakan sesak di dadanya.
Liam pun dapat dengan jelas mendengar bahwa Carrie menghela napasnya dengan berat.
"Li, maafin aku. Aku tau kalo perbuatan aku emang engga bisa dimaafin, tapi tolong, jangan bersikap seolah-olah kita engga kenal satu sama lain." Ucap Carrie dengan sangat putus asa.
Dengan berat hati, Liam mencoba untuk menatap Carrie. Menatapnya tepat di manik matanya yang memperlihatkan Carrie sedang berusaha keras menahan air matanya yang akan jatuh kalau-kalau Carrie berkedip.
Please, jangan nangis, batin Liam.
"Aku mohon, Li, biarin aku membayar semua perbuatan aku dengan menjaga dan merawat kamu." Setelah berbicara seperti itu, Carrie menundukkan kepalanya, lalu jatuhlah satu butir air matanya yang sedari tadi Liam hindari.
Liam pun terperangah saat mendengar ucapan Carrie yang seakan langsung membuat seluruh organ tubuhnya mati rasa. "Ma-maksud kamu?"
"Aku udah tau, Li. Semuanya."
Seketika Liam terduduk lemas di atas lantai. Tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bagaimana mungkin rahasia yang selama ini ia tutup rapat-rapat, dapat diketahui oleh orang yang pernah ia sayangi?
Liam pun merasakan sepasang tangan hangat memeluknya dengan erat. "Kamu tenang aja, aku akan selalu ada di samping kamu. Aku akan selalu ada disaat kamu membutuhkan bantuan. Kamu itu orang yang baik, Li, kamu engga seharusnya merasakan sakit itu." Carrie semakin mengeratkan pelukannya pada Liam. Bukan maksud menggoda atau ingin membuat Liam kembali jatuh padanya, tetapi Carrie memang tulus melakukan itu. Tulus dari dalam lubuk hatinya.
"Aku engga akan bilang hal ini ke siapapun. " Tanpa sadar Liam mengangguk patuh dan membalas pelukan Carrie. Ia terlihat sangat-sangat rapuh dan terpukul. Bahkan, wajahnya sekarang sudah berubah dengan sangat pucat.
Seakan teringat akan sesuatu, Liam melepaskan pelukannya dari tubuh Carrie. Melepaskan pelukannya tanpa ada niatan untuk kembali masuk ke dalamnya. "Maaf, kita engga seharusnya begini."
Kerutan di kening Carrie pun seketika terlihat. "Maksud kamu?" Tanyanya bingung.
"Kamu harus tau, aku udah punya orang lain. Jadi maaf, aku engga bisa lagi berdekatan sama kamu." Liam pun masuk ke dalam rumah begitu saja tanpa mau repot-repot menatap ke belakang. Meninggalkan Carrie sendirian yang masih terkejut mendengar ucapannya.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ada rasa tidak terima saat Carrie mengetahui bahwa Liam sudah mempunyai pengganti dirinya. Namun, ia sadar bahwa ini semua juga merupakan kesalahan dirinya. Kesalahan dirinya yang dengan tega meninggalkan Liam. Ya, mungkin ini adalah ganjaran untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated feeling | ✓
أدب المراهقين[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dadanya, merasakan detak jantung yang bergemuruh tak karuan. Ia benar-benar hancur dan tersiksa. Keping-keping jiwanya bagaikan tertusuk oleh p...