Part 27

19.9K 1.2K 28
                                    

Keira POV

Tiga hari kemudian, tepatnya hari ini, aku diperbolehkan pulang oleh dokter. Sebenarnya, aku yang memaksa. Bayangkan saja, kegiatanku di rumah sakit hanya berbaring di atas kasur, makan dan minum obat. Aku sangat benci itu, sama sekali tidak ada hiburan. Aku juga sudah tidak sabar ingin masuk sekolah. Bukan karena ingin belajar, tetapi memang lebih baik menghabiskan waktu di sekolah.

Sebenarnya, Ujian Nasional tinggal menghitung bulan saja, tapi aku sama sekali belum belajar dan mempersiapkan diri. Lagipula, semua murid kelas dua belas sudah pasti lulus semua.

Sesampainya di rumah, aku segera duduk di sofa. "Ma, besok Keira sekolah, ya." Kataku sambil menatap Mamaku dengan memohon.

"Tidak." Jawabnya tegas tanpa menatapku sedikitpun.

"Please, mom," aku menggoyang-goyangkan tangan Mamaku.

Mama pun menghela napasnya, "Okay," Mendengar jawabannya aku langsung memekik girang dan memeluk Mamaku.

"Yaudah, Kei keatas dulu ya, Ma." Aku pun lantas menaiki tangga setelah mencium pipi Mamaku.

Begitu sampai di kamar, aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur. Ah, rasanya enak sekali bisa menikmati kasurku kembali.

Aku pun mengambil ponselku yang berada di dalam tas dan segera mengirim pesan untuk Samuel.

Keira Amanda: Hello Sam, you know what, besok gue sekolah.

Tidak sampai dua menit, aku melihat sudah terdapat balasan.

Samuel A: Yang bener?

Keira Amanda: Bener, Sam.

Samuel A: Kalo gitu, besok sekolah berangkat bareng gue, ya, gue jemput besok pagi.

Keira Amanda: oke, siap.

Karena aku sudah sangat mengantuk, akhirnya aku pun menaruh ponselku di atas meja, lalu menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan kakiku. Setelah selesai, aku segera merebahkan diri di atas kasur dan menutupi tubuhku dengan selimut tebal.

•••

Saat mendengar alarm berbunyi, aku segera terbangun dari tidurku dan beranjak menuju kamar mandi. Aku sangat senang bahwa hari ini aku sudah mulai kembali masuk sekolah. Setelah selesai dengan ritual mandiku, aku segera memakai seragam dan merias wajahku senatural mungkin, kemudian bergegas untuk sarapan di ruang makan.

Aku melihat sudah ada Samuel di ruang makan bersama kedua orang tuaku dan Kinan. Aku pun menyapa mereka dengan semangat.

"Pagi, semuanya."

"Ceria banget, ada apa nih?" Tanya Papaku dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Aku pun membalas senyumannya sambil mengambil roti yang telah dibuatkan Mamaku, "Gapapa kok, Pa."

"Nanti langsung pulang, Kei, jangan kemana-mana." Ucap Mamaku. Aku menganggukan kepala sebagai jawaban.

Aku pun segera beranjak dari tempat dudukku untuk mencium punggung tangan kedua orang tuaku. "Keira berangkat dulu, ya." Setelah itu, aku menarik tangan Samuel dengan kencang yang sontak membuat ia berdiri dan tersedak dari minumnya, "Yuk, Sam."

Setelah Samuel berpamitan kepada orang tuaku, aku segera menariknya menuju mobil. Samuel yang melihat tingkahku hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Samuel membukakan pintu mobilnya untukku. "Silahkan masuk, princess."

Aku pun masuk kedalam mobilnya sambil membukukkan badan tanda terima kasih layaknya seorang putri.

Selama diperjalanan menuju sekolah, aku dan Samuel terus menyanyikan lagu yang kami hafal di radio. Walaupun suara Samuel tidak terlalu bagus, tapi dia mampu membuatku merasa terhibur.

"Kayanya udah lama banget kita gak kaya gini." Ucapku sambil menatap Samuel yang masih saja bernyanyi.

Ia pun membalas tatapanku sambil tersenyum. "Gimana kalo nanti pulang sekolah, kita ke timezone? Nanti gue yang izin sama nyokap lo."

"Oke."

Sesampainya di sekolah, kami berdua segera turun dari mobil. Aku pun memeluk tangan Samuel dengan erat. Aku menyusuri koridor sekolah dengan riang. Banyak juga siswa yang tersenyum dan menanyai kabarku.

Berita mengenai Jane yang ternyata adalah orang yang telah menabrakku memang dengan cepat menyebar ke seluruh murid di sekolahku. Mereka semua tidak menyangka bahwa Jane, seorang siswi yang menjadi ketua cheerleader dan incaran semua siswa di SMA Angkasa Mirta nekat melakukan hal yang begitu membahayakan.

Pertanyaan mereka pun hanya aku jawab dengan tersenyum. Aku sudah tidak mau lagi membahas masalah itu. Saat sudah sampai di depan kelasku, Samuel pun langsung berpamitan padaku untuk menuju kelasnya.

"Gue ke kelas dulu, ya." Samuel mengacak rambutku dan langsung berjalan ke arah kelasnya.

Begitu masuk kelas, bahkan aku belum sempat duduk, semua teman-teman kelasku segera mengerubungiku dengan berbagai macam pertanyaan yang sama saat aku berjalan di sepanjang koridor.

"Gue baik-baik aja kok. Kalo boleh, gue mau duduk dulu, ya." Mereka semua pun langsung memberi jalan untukku. Tepat setelah aku duduk, bel masuk berbunyi. Mereka lantas duduk di bangkunya masing-masing.

"Udah baikan?" Tanya Liam sembari memperhatikanku.

"Udah kok," aku mengangguk.

"Pulang sekolah ada acara?" Liam menatapku serius.

"Hem, rencananya gue sama Samuel mau ke timezone. Kenapa, Li?" Tanyaku balik.

Aku melihat ekspresi wajah Liam menjadi berubah. Tidak seperti saat dia bertanya keadaanku. "Gapapa, kok." Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tulus menatapku.

Aku pun ikut tersenyum menatapnya. Aku sangat rindu dengan senyumannya itu. Senyum yang mampu membuatku merasa tenang dan damai saat melihatnya. Senyum yang seolah menjadi candu tersendiri untukku.

•••

[A/N]

Semingguan ngga update nih;(

Oiya, pasti kalian bingung kenapa part ini pake Keira POV, 'kan? To be honest, aku ngga punya waktu untuk edit cerita ini. Bahkan, buka wattpad dan buka laptop aja udah jarang. Jadi, aku memutuskan untuk berhenti edit di part terakhir alias part 26.

Maaf, ya. Aku bukannya sok sibuk kok. Ya, cuma aku emang ngga punya waktu. Jadi, harap pengertiannya ya!:)

Terima kasih!❤❤❤

July 30, 2016.

complicated feeling | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang