Part 30

21.9K 1.2K 25
                                    

Keira POV

Pagi ini aku berangkat sekolah lebih awal. Singkat saja, aku ingin menikmati udara pagi di lingkungan sekolah, sekedar untuk menenangkan pikiran yang selalu bergelut di otakku. Aku pun mengelilingi sekolah yang masih sangat sepi. Bagaimana tidak, ini baru pukul lima pagi, sedangkan sekolah masuk pukul tujuh. Mungkin, masih banyak siswa yang masih bersembunyi di balik selimut.

Pandanganku berhenti begitu menemukan tempat yang menurutku nyaman untuk kusinggahi. Aku lalu melangkahkan kakiku ke tempat tersebut. Ya, taman belakang sekolah, tempat ini yang menjadi pilihanku untuk menghabiskan waktu sembari menunggu sekolah dimulai.

Aku memilih untuk duduk di atas rerumputan hijau yang terlihat subur ini. Bersandar di bawah pohon rindang, sembari ditemani dengan kicauan-kicauan burung gereja. Ahh, nyaman sekali berada disini. Bagaimana mungkin aku tidak tau kalau ada tempat senyaman dan sedamai ini di sekolah.

Aku pun mengeluarkan earphone yang selalu setia berada di saku tasku, lalu memasangkannya diponsel. Tiba-tiba sekelebat memori tentangku bersama Samuel selama ini berputar begitu saja.

Saat itu, Keira dan Samuel tengah berada di balkon kamar Keira. Mereka berdua sedang bercerita mengenai bagaimana teman-teman mereka di sekolah barunya masing-masing. Tahun ini merupakan tahun pertama mereka menjadi murid SD.

"Sam, tadi di sekolah Keira, ada cowok ganteng banget." Ucap Keira sembari menatap keatas langit, menatap bintang dengan cahayanya yang indah.

"Ih, masa Keira masih kecil udah tau cowok ganteng, sih." Protes Samuel. Berbeda dengan Keira, Samuel tengah membaca komik Spider-man kesukaannya.

"Beneran tau, tapi sayangnya cowok itu jahat." Seketika ekspresi wajah Keira berubah menjadi sedih.

"Jahatnya kenapa emang?" Tanya Samuel dengan pandangannya yang lurus menatao komik.

"Dia ngatain Keira ompong, trus ngatain Keira gak cantik." Keira pun mengerucurkan bibirnya.

"Iya, sih, gigi Keira ompong, tapi Keira cantik kok." Ucap Samuel meyakinkan.

Keira menatap Samuel dengan mata berbinarnya, "Yang bener? Sam gak bohong kan?" Tanyanya semangat.

Samuel pun menutup komiknya dan menatap Keira dengan senyumnya yang manis, "Bener kok. Keira itu cewek paling cantik yang pernah Sam lihat,"

Keira mengalihkan pandangannya, kembali menatap bintang. "Coba aja  kita gak sahabatan, ya, Sam."

"Kenapa emang kalo kita gak sahabatan?" Samuel menatap Keira dengan bingung.

"Pasti Keira langsung jadiin Samuel pacar Keira. Sayangnya kita sahabatan, jadi gak boleh pacaran."

"Emang pacar itu apa?" Tanya Samuel dengan polosnya.

Keira menggedikkan bahunya. "Apa, ya? Keira juga gak tau."

Setelah itu, mereka berdua pun menghabiskan malam yang indah itu dengan tawa dan canda. Mereka Berusaha menghilangkan kata-kata 'Pacar' yang menjadi pertanyaan mereka saat ini.

Tanpa terasa pipiku sudah basah dengan air mataku sendiri. Dengan cepat aku menghapusnya. Semua ini terlalu cepat. Terlalu cepat untuk aku tahu perasaan Samuel yang sebenarnya. Mungkin aku masih beranggapan bahwa semua akan baik-baik saja seperti sebelumnya. Tetapi, aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Hubunganku dengan Samuel akan terasa sangat berbeda nantinya. Walaupun kemarin aku sudah berusaha setenang mungkin di hadapannya.

Aku pun kembali memasukkan earphoneku ke dalam saku tas. Bangkit berdiri ketika melihat sudah banyak siswa yang berlalu lalang disekitaran sekolah.

"KEIRA!"

Aku menghentikan langkahku begitu mendengar seseorang memanggil namaku. Aku menoleh ke belakang dan ternyata yang memanggilku adalah, Samuel.

Samuel tersenyum padaku, aku pun membalas senyumannya. "Tumben udah di sekolah, Kei?" Tanyanya.

"Iya, sengaja." Jawabku sambil melanjutkan jalan.

"Udah sarapan?" Tanyanya kembali.

Aku pun mengangguk. "Udah, sorry, Sam, gue duluan. Gue mau ngerjain tugas yang belum selesai." Aku lantas  berlalu meninggalkannya sendiri.

Aku tahu ini keterlaluan, menjauhi Samuel yang tidak salah sama sekali. Namun, aku masih harus menyesuaikan diri dengan semua ini.

Maafin gue, Sam.

•••

Author POV

Samuel menatap nanar punggung Keira yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya. Ia tahu penyebab Keira seperti itu, tentu saja menurutnya semua adalah kesalahan dirinya. Sungguh, Samuel lebih memilih Keira marah-marah kepadanya, dibandingkan dengan menjauhinya seperti ini.

Semakin dekatnya bel masuk berbunyi, Samuel pun memutuskan untuk masuk ke kelasnya.

Sedangkan Keira yang baru saja sampai di kelas, mendapat tatapan aneh dari Lisa dan Ivy.

"Kei, muka lo pucet banget." Lisa bangkit dari duduknya dan menghampiri Keira.

"Mata lo sembab banget, lo gapapa?" Ivy pun mencoba untuk memegang wajah Keira, tetapi dengan cepat Keira menepisnya.

"Gue gapapa." Keira pun segera duduk di bangkunya.

Tidak lama kemudian, Liam datang. Ekspresi yang ditunjukan Liam untuk Keira pun sama dengan yang Lisa dan Ivy lakukan.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Liam yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Keira. Liam pun menoleh ke belakang untuk bertanya kepada Lisa dan Ivy. Namun, mereka berdua hanya menjawab dengan gelengan kepala dan menggedikkan bahu.

Selama jam pelajaran berlangsung, Keira hanya diam saja sambil memainkan ujung pulpennya. Ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang guru jelaskan. Berulang kali juga, Keira ditegur oleh guru karena tidak memperhatikan.

•••

"Keira dari tadi pagi aneh banget deh," Lisa menopang dagunya dengan satu tangannya.

Mereka semua sedang berada di kantin saat ini. Tentu saja, tanpa Keira. Ia bilang hanya ingin berada di kelas. Akhirnya Lisa, Ivy dan Liam pergi ke kantin tanpanya.

"Ini semua salah gue," ucap Samuel dengan wajah lirihnya.

"Maksud lo?" Ivy menatap Samuel dengan bingung, karena ia tidak mengerti.

Dengan berat hati, Samuel pun  menceritakannya kepada Lisa dan Ivy. Sedangkan Liam, Rio dan Ken yang sudah tahu, hanya diam sambil ikut mendengarkan.

Lisa dan Ivy yang mendengarkan sontak terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Samuel nekat menyatakan perasaannya kepada Keira.

Mereka juga menatap iba Samuel yang seperti tidak punya kekuatan saat menceritakannya.

"Sabar aja, Sam. Gue tau pasti sakit banget rasanya. Tapi, cinta gak bisa dipaksa. Belum tentu juga kalo misalnya lo sama Keira jadian, hubungan lo sama dia bisa sedeket pas masih jadi sahabat." Lisa pun menepuk-nepuk bahu Samuel.

"Gimana kalo kita buat kejutan buat Keira?" Ivy menggebrak meja kantin dengan kencang yang membuat mereka semua terkejut. "Bulan depan, kan, Keira sweet seventeen." Tambahnya lagi.

"Ide bagus," mereka semua pun mengangguk setuju.

•••

[A/N]

Maaf ya aku jarang update. Bukannya apa-apa, tapi aku bener-bener disibukkin sama tugas. Aku ngga bisa atur waktunya untuk buka laptop dan edit cerita. Gimanapun, aku harus tetap memprioritaskan sekolah. Maka dari itu, part ini masih menggunakan part yang lama. Aku minta maaf banget;(

August 4, 2016.

complicated feeling | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang