Part 18

21.5K 1.5K 46
                                    

Liam berlari sekencang mungkin menuju tempat Keira yang sudah terbaring lemah. Tubuh Keira berguling ke atas atap mobil yang menabraknya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Terlempar beberapa meter dari tempatnya berpijak barusan. Saat itu juga, kepala Keira mengeluarkan banyak darah, kaki dan tangannya terluka parah sampai terlihat daging segarnya.

Samuel yang sempat melihat nomor plat mobil yang menabrak Keira pun dengan segera mencatatnya di ponsel. Ia pikir kalau itu adalah salah satu bukti penting saat melapor polisi nanti.

Kenio dan Rio juga sibuk menghubungi polisi dan ambulance, sedangkan Lisa dan Ivy sudah menangis histeris melihat Keira. Mereka semua tidak menyangka dengan apa yang baru saja dilihatnya. Orang-orang yang mengerubungi Keira juga hanya menatapnya dengan tatapan iba, namun tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk membantu.

Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Rumah Sakit, Liam segera membopong tubuh Keira menuju mobilnya. Liam pun dengan segera menaruh tubuh Keira di atas pangkuan Samuel, ketika cowok itu masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, ia pun ikut masuk dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Masa bodo dengan kendaraan lain yang mengklaksonkan mobilnya. Sedangkan yang lain, mengikuti dari belakang.

Setengah jam kemudian, mereka pun sampai di salah satu Rumah Sakit terdekat dan segera meminta bantuan. Para petugas di UGD langsung bergerak cepat begitu melihat kondisi Keira. Setelah dibawah masuk ke dalam ruang operasi, mereka semua menunggu dengan cemas, panik dan khawatir yang tercampur menjadi satu.

Samuel pun lantas menghubungi kedua orang tua Keira dengan gugup. Ia sangat merasa bersalah karena janjinya untuk menjaga Keira tidak terpenuhi.

Lo bodoh banget, Sam!

Tidak butuh waktu lama, orang tua Keira dan Samuel langsung datang dengan wajah pucat dan cemasnya.

Mama Keira menatap mereka semua bergantian. Tak kuasa lagi menahan air matanya yang entah sejak kapan menumpuk di pelupuk matanya. "Bagaimana kondisi Keira? Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana?!" Tanyanya sembari menarik-narik baju Samuel. Meminta kejelasan tentang apa yang baru saja terjadi oleh putrinya.

Sedangkan papa Keira, memilih untuk lebih tenang walau hatinya bak disayat-sayat oleh tajamnya belati. "Tolong ceritakan kejadiannya."

Samuel pun menghembuskan napasnya, menatap mama Keira sekilas yang sedang menatapnya penuh air mata. Air mata kesedihan dan penyesalan. Lalu, menceritakan seluruh kejadiannya secara detail kepada orang tua Keira. Saat itu juga, tanpa bisa dicegah lagi, tubuh mama Keira pun meluruh di atas lantai sambil menangis histeris menyebut nama anaknya. Kali ini, papa Keira juga ikut menangis. Air matanya turun begitu deras tatkala ia membayangkan seperti apa rasa sakit anaknya saat ini.

Sudah empat jam.

Dalam jangka waktu selama itu, sudah banyak para perawat dan dokter yang keluar masuk ruangan di mana Keira sedang dioperasi. Membawa berbagai macam peralatan medis dan beberapa stok darah. Mereka semua yang menunggu, termasuk orang tua Keira hanya bisa menunggu dengan cemas sembari berdoa untuk keselamatannya.

Mama Keira pun menahan salah satu dokter yang hendak masuk ke dalam ruangan operasi. Lagi, membawa stok darah dengan tangan yang berlumuran darah. Darah Keira. "Bagaimana kondisi anak saya, Dok?" Tanyanya parau.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin," jawab dokter tersebut, lalu dengan cepat masuk ke dalam ruangan.

Dan kini, genap enam jam mereka semua menunggu, akhirnya salah satu dari tiga dokter yang menangani Keira pun keluar dari ruangan operasi dan berkata, "Operasinya berjalan lancar," setelah itu, mereka semua pun bernapas lega. Setidaknya, mereka tahu bahwa Keira berhasil selamat. Tetapi, tidak lama setelah dokter kembali melanjutkan ucapannya. "Namun, kondisi anak Ibu dan Bapak sangat kritis. Ia mengeluarkan banyak darah di bagian kepala dan dadanya terbentur dengan sangat keras. Hal itu mengakibatkan jantungnya bekerja dengan sangat lemah. Begitu juga dengan paru-parunya. Maka dari itu, beliau tidak dapat bernapas kalau tidak memakai bantuan oksigen."

complicated feeling | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang