Part 33

19.1K 1.4K 189
                                    

[Make sure you've vote this part before you read. Then, leave your comment]

------

Keira POV

Kejutan ulang tahun dari mereka memang sangat-sangat membuatku bahagia. Setiap tahunnya mereka memang selalu memberikan surprise untukku, tetapi tahun ini sangat berbeda. Ya, mungkin karena ini juga merupakan hari dimana aku bisa dinobatkan menjadi gadis dewasa. Hari ini, delapan belas Januari, aku resmi tujuh belas tahun. Menyenangkan, bukan?

Aku tidak menyangka bahwa mereka sudah merencanakan ini sejak awal. Benar seperti yang dikatakan Lisa, aku memang tidak peka terhadap keadaan sekitar. Bahkan, aku tidak menyadari jika setiap harinya mereka selalu merencanakan kejutan apa yang akan di berikan untukku. Aku sangat beruntung sekali.

"Padahal kita juga pernah ngomongin ini waktu di kelas, loh, Kei." Aku membelalakan mataku begitu mendengar penuturan dari Ivy.

"Maafin sikap gue belakangan ini, ya." Aku menundukkan wajahku karena merasa sangat bersalah.

"You don't have to say sorry, Keira." Liam tersenyum padaku. Ah, sudah lama sekali aku tidak melihatnya seperti itu. Aku pun membalas senyumannya.

Sekarang aku mengalihkan pandangaku dan menatap Samuel yang sedang meminum soda di tangannya. "Sam," panggilku. Samuel pun langsung membalas tatapanku. "Keira minta maaf, ya," Ucapku dengan manja.

Samuel pun bangkit dan menghampiriku. Seperti biasa, ia mengacak rambutku. Namun, aku dengan cepat memeluk tubuhnya dan menenggelamkan wajaku di dadanya.

"Kok jadi manja gini, sih, Kei?" Tanyanya sambil mengelus lembut punggungku. Aku hanya bisa mengeratkan pelukanku padanya sebagai jawaban.

Ah, aku lupa sesuatu. Kenapa aku berani memeluk Samuel seperti ini? Jawabannya adalah, karena orang tuaku dan Kinan sudah masuk ke dalam rumah sejak tadi. Jika mereka masih berada disini, bisa dipastikan bahwa aku akan dikurung selamanya di dalam rumah.

Aku pun akhirnya melepaskan pelukan Samuel. Bisa kulihat tatapan iri dari wajah Lisa. Kasihan sekali sahabatku yang satu ini, ia sudah membuka hatinya untuk Rio, tetapi sampai sekarang masih belum mau menerima Rio menjadi pacarnya.

Padahal, menurut cerita dari mereka semua, Rio sudah banyak berkorban demi Lisa. Bahkan, Rio sudah jarang sekali berdekatan dengan gadis lain selain Lisa.

"Jadi, kita semua udah baik-baik aja, nih?" Ken menaik turunkan alisnya. Aku mengangguk dengan semangat.

Lega dan bahagia sekali rasanya jika kami kembali berkumpul seperti ini. Tidak ada masalah di antara kami. Tidak ada suatu penghalang yang kapan saja bisa meretakkan hubungan persahabatan di antara kami.

Entah mereka sadar atau tidak, aku merasa ada kejanggalan disini. Pasalnya, sedari tadi Samuel dan Liam sering kali bertatap-tatapan. Mereka seperti sedang merencanakan sesuatu. Atau mungkin, memang aku saja yang terlalu terbawa suasana sampai memikirkan hal yang tidak-tidak terjadi di antara mereka?

•••

Samuel POV

Kalian tahu gimana bahagianya gue di saat Keira meluk gue secara tiba-tiba? Rasanya itu sangat-sangat bahagia.

Selama Keira menjauhkan dirinya dari kita semua, termasuk gue. Rasanya itu sakit. Bahkan lebih sakit dibandingkan dengan sepuluh kali pukulan di wajah.

complicated feeling | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang