"Kei, lo nanti pergi jam berapa sama Liam?" Tanya Ivy yang sekarang sedang berada di tengah kolam renang.
Keira mengedikkan bahunya. "Engga tau, deh. Tapi, katanya jam lima sore," balasnya sambil membolak-balik majalah yang sedang dipegangnya.
Ya, kemarin saat Liam mengantarnya pulang, cowok itu mengajak Keira untuk pergi bersama hari ini. Saat ditanya mau kemana, ia hanya menjawab ingin mengajaknya nonton di bioskop. Kebetulan, sedang ada beberapa film baru yang sedang tayang. Saat itu, Keira tidak menolak sama sekali, melainkan dengan semangatnya setuju dengan ajakan Liam. Dalam hati, itu merupakan sebuah kemajuan untuk hubungan pertemanan mereka berdua.
Ivy manggut-manggut. "Berarti, lo masih punya waktu dua jam untuk siap-siap."
Keira mengangguk karena sekarang waktu sudah memasuki pukul tiga sore. Berarti, ia masih mempunyai waktu sekitar dua jam lagi untuk bersiap-siap. Sebenarnya, ia sedikit gugup karena biasanya ia hanya pergi ke bioskop bersama Samuel atau Lisa dan Ivy.
Ngomong-ngomong, seharian ini Samuel tidak mengabari Keira sama sekali. Biasanya, setiap menit maupun detik, cowok itu selalu saja memberinya pesan atau menelepon. Tetapi, tidak untuk hari ini. Keira pun mengambil ponselnya dan berniat untuk menghubungi Samuel, sebelum akhirnya terdapat sebuah telepon yang berasal dari...
Liam?!
Dengan segera, Keira pun mengangkat teleponnya. "Ha-halo,"
"Kei, Gue jemput satu jam lagi, ya."
Mata Keira pun membulat sempurna, karena itu tandanya mereka akan pergi pukul empat, sedangkan dirinya saja belum bersiap-siap sama sekali.
"Keira, kok lo diam aja?"
"Engga, kok. Kalau gitu, gue siap-siap dulu, ya."
Tanpa menunggu jawaban Liam di seberang sana, Keira pun langsung mematikan sambungan teleponnya. Lisa dan Ivy yang melihat pun hanya bisa terdiam sambil memandang Keira dengan bingung.
"Ada apa?" Tanya Lisa sambil menatap Keira penasaran.
"Liam jemput gue satu jam lagi," balasnya panik. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang bersantai ria di atas gazebo, sambil menemani Lisa dan Ivy yang sedang berenang di kolam renang rumahnya.
"Apa?!" Tiba-tiba, Lisa dan Ivy bangkit berdiri setelah mendengar ucapan Keira. Mereka berdua pun langsung menarik temannya temannya itu ke arah kamar. Masuk ke dalam sana dan mendoronya ke kamar mandi. "Lo mandi, sekarang!"
Sambil menunggu Keira, baik Lisa maupun Ivy langsung menuju ke lemari pakaian Keira dan mencari-cari baju apa yang akan cocok untuk dipakai temannya nanti. Setelah berhasil mendapatkannya, Keira pun saat itu juga keluar dari kamar mandi dengan basah kuyup. Mereka berdua pun langsung melaksanakan tugasnya untuk merias wajah dan rambut Keira.
"Nih, pake, waktu lo tinggal lima belas menit," Ivy memberikan baju yang telah dipilihnya tadi kepada Keira. Keira pun bergegas menuju ke dalam walk in closetnya dan keluar lagi dengan pakaian yang sangat cocok melekat di tubuhnya.
Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan yang berasal dari pintu kamar Keira. Ternyata, Bik Irma memberitahu bahwa ada seseorang yang sedang menunggu Keira di ruang tamu. Tanpa bertanya pun ia sudah tahu betul siapa orangnya. Saat itu juga, ia benar-benar gugup setengah mati.
Setelah merasa sedikit tenang, Keira beserta kedua sahabatnya lalu turun ke bawah. Ketika Keira sampai di hadapan Liam, ia langsung terpana dengan ketampanan Liam yang menurutnya bertambah beratus-ratus lipat. Liam pun tidak jauh beda dengan Keira, ia terpana melihat penampilan Keira yang berbeda saat memakai seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated feeling | ✓
Dla nastolatków[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dadanya, merasakan detak jantung yang bergemuruh tak karuan. Ia benar-benar hancur dan tersiksa. Keping-keping jiwanya bagaikan tertusuk oleh p...