Part 4

93K 5.2K 34
                                    

Part 4

So i lay my head back down and i lift my hands and pray to be only yours,i pray to be only yours.

Mandy Moore- only hope

Secuwil Perhatian

Bubar semua kosentrasiku hari ini. Dari sejak pagi aku hanya memikirkan, bagaimana nanti aku harus bersikap pada Adrian, apa aku harus bersikap seperti biasanya seolah-olah hari ini tidak terjadi apa-apa.

"Lembur bu???". Aku langsung menoleh ke arah Lisa dengan tatapan bingung.

"Ini udah jam pulang Ly, lo gak beres-beres buat pulang, atau lo masih betah disini gara-gara Direktur kita yang baru". Ledek Lisa. Aku melihat jam tanganku dan benar ini sudah waktunya pulang.

"Lo mau pulang naik taksi apa gue anter, kayanya lo lagi kurang sehat yah, dari tadi gue perhatiin lo mijit-mijit pala mulu"  tawar Lisa dengan nada khawatir.

"Gue gak apa-apa, gue naik taksi ajah rumah kita kan, lawan arah, nanti lo tambah jauh kalau harus nganter gue dulu".

"Lo yakin?".

Aku mengangguk. Tak lama Lisa pun pergi dan aku segera membereskan mejaku dan segera bersiap untuk pulang.

Ketika aku sudah sampai lobi kepalaku semakin pusing dan tiba –tiba aku meresa dingin. Mendung, apa hari ini memdung mengapa pandanganku sedikit gelap yang semakin lama-  "Erly.."  Aneh, harusnya aku sekarang sudah merasakan bagaimana kerasnya lantai, tapi tubuhku seperti tergantung dan kurasakan ada sesuatu erat yang mendekap perutku.

"Erly, kamu kenapa?". Suara, aku mendengar suara, aku pikir aku pingsan ternyata tidak, aku perlahan membuka mataku samar-samar aku lihat wajah itu, wajah yang dulu selalu menemaniku. Apa ini benar-benar dia?.

"Erly.."  panggilnya, pandanganku masih sedikit buram.

"Krisna" ucapku lemah, aku belum yakin apa dia benar-benar Krisna.

"Kamu kenapa?"

Aku berusaha menegakkan tubuhku ternyata tadi Krisna menangkapku sebelum aku jatuh. Aku berusaha menyeimbangkan tubuhku perlahan pandanganku semakin jelas.

"Krisna, ini bener-bener kamu" tanyaku masih tak percaya.

"Iyah ini aku, kamu kenapa, sakit?".Ingin rasanya memeluknya sekarang, aku benar-benar merindukan dia.

"Kamu kapan balik?"

"Kemarin".

"Kenapa kamu harus pergi?" tanyaku sepertinya aku juga ingin menangis sekarang.

"Aku cuma ingin yang terbaik untuk kita".

"Pergi itu yang terbaik menurut kamu?".

Dia diam. Krisna memilih pergi setelah beberapa bulan dia memberitahu perasaannya padaku.

"Ke mana saja kamu selamai ni?".

"Aku di Surabaya, aku cuti 2 bulan".

"Apa kita masih berteman".

Krisna adalah sahabatku sejak aku masuk diperusahaan ini, dia baik,perhatian dan wajahnya tak kalah ganteng meski masih gantengan Adrian sih, Eh...

Aku tidak pernah menyangka jika selama kita bersahabat ternyata Krisna memiliki rasa yang lebih untukku, aku baru mengetahui 2 bulan yang lalu. Betapa romantisnya dia ketika menyatakan perasaannya padaku, dia mengajakku makan malam di restauran mewah, menyewa seorang pemain piano untuk mengiringi makan malam kita, jujur saat itu aku merasa aneh dan risih tapi aku pikir itu hanya tingkah konyolnya saja.

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang