BAB 18

84.3K 4.2K 24
                                    

Part 18

Pantaskah ini disebut kesalahan, atau hanya sebuah kecelakaan.Apapun itu,kenapa harus aku yang menanggung.

'Kisah tentang Lisa 1'

"Uwekkkk...uwekkk".Ini sudah yang kelima kalinya Lisa harus bolak balik kekamar mandi.

"Sial.ini sungguh menyiksaku".Umpat Lisa sambil memandangi wajahnya yang kini sudah berubah pucat seperti mayat.

Dari pagi Lisa belum menelan makanan sedikitpun,tapi dia sudah harus lima kali bolak balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya,itu cukup membuat tubuhnya lemas kekurangan tenaga,ditambah lagi dengan kepala yang semakin pusing.

"Kenapa ini harus terjadi sama gue".Rintihnya sambil memukul mukul pelan perutnya.

Air matanya sudah turun sejak tadi.Bagaimana tidak menangis seharian,jika dia harus mengandung anak dari laki-laki yang tidak ia cintai,huh,bagaimana dia bisa mencintai laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali,anggap saja begitu!walau kenyataannya mereka sudah saling mengenal,bukan mengenal seperti halnya teman,saudara atau apa.

"Gue harus gimana,Tuhan?".Tanyanya penuh dengan pesakitan.

Perlahan tubuh Lisa merosot hingga kini dia sudah terduduk di atas lantai kamar mandi yang sedikit basah.Lisa memukul mukul kepalanya,ingin rasanya memacahkan isi kepalanya.

Tak ingin menduga-duga dengan kepastian yang tidak jelas,kemarin sore Lisa memutuskan untuk memeriksakan tubuhnya pada seorang dokter,karena memang akhir-akhir ini dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya.Benar saja,Lisa berharap Tuhan segera menghentikan detak jatungnya tepat ketika sang dokter mengatakan bahwa dia positif hamil.

Hamil adalah anugerah luar biasa dari Tuhan,bagi mereka kaum hawa yang sudah menemukan pasangan sejatinya tentu saja akan bersorak gembira.

Lisa terus menangis,hatinya penuh dendam dan benci,siapa yang pantas dia salahkan,orang yang membuatnya hamil atau orang yang menyebabkan semua ini terjadi.

Tok...Tok..

Lisa tersentak dengan suara pintu yang tiba-tiba.Siapa yang datang ke Apartementnya siang-siang begini.

Lisa mengahapus air matanya,dengan susah payah dia bangkit berjalan sempoyongan keluar dari kamar mandi.

"Elo..".Lisa sudah hampir menutup pintunya kembali tapi lawannya dengan sigap menahan pintu yang didorong Lisa.

"Lis,saya mohon biarin saya masuk,saya pengen bicara sama kamu".

Karena tenaga Lisa yang begitu lemas,sang lawan berhasil mendorong pintu dan masuk kedalam Apartement Lisa.

"Asal lo tahu,lo termasuk orang yang gak pengen gue temui,jadi sekarang juga lo pergi dari tempat gue".Ujar Lisa.

"Saya tahu,tapi kita perlu waktu untuk mem--Lis-Lisa".Vandy langsung meraih tubuh Lisa yang tiba-tiba ambruk menimpanya.

Vandi membopong Lisa membawanya ketempat tidur.Vandi menyentuh kening Lisa yang kini sedang tak sadarkan diri.Tidak panas sama sekali.

✧✧✧

"Saya akan tanggung jawab".Ucap Vandi pada Lisa yang baru saja membuka matanya setelah 2 jam pingsan.

Lisa mengejap-ngejapkan matanya masih dengan nyawa yang belum sepunuhnya kumpul.

"Saya akan secepatnya menikahi kamu"Ucap Vandi lagi.

Vandi langsung Menyodorkan segelas air putih ketika melihat Lisa yang hendak berbicara.
"Minum dulu".Suruhnya dengan tangan kanannya memegangi kepala Lisa.

"Lo ngomong apa,lo pikir gue mau nikah sama lo".Kata Lisa datar.

"Lis,saya mohon jangan keras kepala,saya tahu kamu hamil".

lisa membelalakan matanya,dia sedikit terkejut.

"Kamu tidak bisa mengelak,saya menemukan surat ini dalam laci milikmu".Kata Vandi dengan menunjukan sebuah kertas putih yang berisi bahwa Lisa positif hamil satu bulan.

"Dan gue rasa itu bukan urusan lo".Jawab Lisa dengan ketus.

"Kamu bilang ini bukan urusan saya,kamu hamil itu karena saya mana bisa kamu bilang itu bukan urasan saya,bayi yang kamu kandung itu anak saya darah daging saya."Ucap Vandi sedikit geram.

"Tapi gue gak mau nikah sama lo,lo itu cuma orang asing yang tiba tiba muncul dalam kehidupan gue.Asal lo tahu,gue bisa ngerawat anak ini sendiri tanpa lo harus ikut campur tangan,gue benci sama lo".

"Lis,jangan egois.Kamu mungkin bisa merawat anak itu sendiri,tapi coba pikirkan dampaknya,sebaik apapun kamu anak tetep butuh figur seorang ayah,belum lagi pandangan masyarakat luar,saya tidak mau anak saya dipandang rendah oleh orang lain.Pikirkan juga nasib kamu,memangnya kamu mau dibilang wanita tidak baik karena hamil diluar nikah".

"Memangnya menikah sama lo bisa merubah nasib gue,gue tetep wanita kotor yang hamil diluar nikah,sekarang lo pergi dan jangan pernah muncul lagi dalam hidup gue".Jawab Lisa yang sudah mulai emosi.

"Jangan bertindak kekanakan seperti ini Lis,saya terpaksa melakukannya,saat itu saya tidak tahu bagaimana menolong kamu selain menyetubuhi tubuh kamu,kamu terus berteriak kepanasan sambil mencakari tubuh kamu sendiri,say-".

"Cukup,jangan ingetin gue dengan kejadian itu,lo pikir hidup gue bakal bahagia setelah nikah sama lo".

"Lisa,saya janji saya akan berusaha membahagiakan kamu".

Lisa tersenyum mengejek,miris dengan takdirnya"Gue gak senaif itu,dimata gue pernikahan berbeda dengan tanggung jawab,pernikahan ya pernikahan,tanggung jawab itu ada setelah pernikahan,yang lo lakuin ke gue itu bukan tanggung jawab atas dasar pernikahan melainkan keharusan dan keterpaksaan,gue gak butuh semua itu".

Vandi sudah cukup bersabar,tapi saat ini kesabarannya mulai menipis.Vandi berdiri dari duduknya."Lisa,dengar.Mungkin aku terpaksa melakukan 'itu' ,tapi sungguh aku menikahimu bukan karena tepaksa,tapi karena aku ingin menikahimu".

"Kenapa ingin menikahiku,karena kasihan,gue bukan orang yang haus akan belas kasihan".

"Aaaaaa.."Vandi memegangi kepalanya sendiri ingin rasanya menjambak rambutnya sendiri saking kesalnya."Tidak percaya kamu segois ini,kamu hanya mementingkan dirimu sendiri.Baik kalau itu mau kamu,saya pergi sekarang dan jangan harap saya akan peduli lagi denganmu".Ucap Vandi sedikit keras.

Vandi berbalik dan berjalan menuju pintu"Tadi saya sempat membeli wedang jahe,mungkin sekarang masih hangat.Saya dengar jahe dapat mengurangi rasa mual".Ujar Vandi dengan nada super datar sebelum dia meninggalkan Apartemen Lisa.

Lisa sudah menangis lagi,entah mengapa hatinya sesak,tidak tahu karena apa.

♦♦♦♦

sekian dulu yahhh ceritanya Lisa... niat awalnya pengen buat judul sendiri buat kisah Lisa sama Vandi,tapi berhubung banyak cerita saya yang belum pada kelar jadi saya mutusin buat mempersatukan cerita mereka biar kompakan kelarnya sama kisah Adrian dan Erly.Lagian otak saya juga lagi mupeg ngelajutin si Erly.

minta komenya!!!! votenya jangan lupa😎😎

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang