BAB 22

91.4K 4.3K 20
                                    

Part 22

Belahan jiwa saya adalah dia.
Dia yang yang terlahir dari tubuhku..

1. Ini tentang Lisa

Lisa mengusap halus perutnya yang kini telah membesar. Lisa harus bersyukur karena dapat melalui masa kehamilannya dengan baik selama delapan bulan ini.

Kini usia kandungannya sudah masuk kebulan sembilan, tentu saja membuat Lisa cukup panik dan was-was. Ini adalah pengalaman pertamanya.

" Kalau begitu saya permisi dulu dok, terima kasih atas waktunya". Lisa menegakkan tubuhnya berdiri dari tempat duduknya.

Wanita paruh baya yang disebut Dokter olehnya hanya tersenyun ramah padanya.

" Sama-sama, saya sarankan untuk saat ini jangan pergi kemana-mana seorang diri, 2 minggu lagi mungkin ibu baru melahirkan, tapi perkiraan saya bisa saja salah."

" Saya mengerti ". Jawab Lisa dengan senyum miris dibibirnya.

Sendirian, itu gambaran untuknya saat ini. Siapa yang akan mau menemaninya saat menjelang kelahiran anak pertamanya yang memang tidak pernah ia harapkan.

Lisa sudah mengundurkan diri dari kantornya tepat saat 4 bulan kandungannya.

Sebelum teman-teman kantornya mengetahui jika dia hamil, dia memilih untuk berhenti bekerja.Lisa tidak cukup memiliki banyak muka untuk terus berkerja.

Saat itu, dia bertekad akan memberitahu keluarganya, apa yang akan ia hadapi nanti Lisa sudah siap menerimanya, termasuk jika dia harus dikeluarkan dari nama keluarganya.

Benar saja, Ayahnya marah besar dan dengan tega mengusirnya, Ibunya hanya menangis tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Lisa hancur, dia merasa ini adalah kehancuran hidupnya hingga membuatnya berpikir untuk mengakhiri segera hidupnya, tapi tentu saja itu tidak terjadi.

Kakak kadungnya yang hingga saat ini masih bekerja di Negri orang memberikan dukungan penuh pada adik semata wayangnya.

Lisa lega, setidaknya masih ada bagian keluarganya yang mau menerimanya. 

......

"Kak Lisa, ". Lisa berhenti berjalan dan menoleh.

Seorang wanita muda berjalan menghampirinya.

" Kak Lisa kan,?".

" Anisa ". Ucap Lisa tidak menyangka akan bertemu dengan Anisa disini.

" Iya, Ak-" Ucapan Anisa terhenti ketika dia melihat perut Lisa yang besar.

Lisa cukup canggung dengan Anisa yang melihatnya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

" Aku baru tahu kalau kak Lisa sudah menikah ".

" Aku belum pernah menikah." Jawaban Lisa tentu saja menbuat Anisa terkejut, tapi itu tidak berselang lama karena kemudian Anisa tersenyum memahami.

"Takdir ini terlihat kejam ya kak,
pahit saat menelannya, tapi Tuhan adil, jika ada pahit pasti ada manis disampingnya. "

Lisa sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapan Anisa.

" Aku sangat mengerti perasaan kakak saat ini, berpikir bahwa hidup ini kejam dan tidak adil, merasa sendiri meski kau dikelilingi banyak orang". Dalam hati Lisa membenarkan ucapan Anisa.

" Tapi semuanya akan berubah ketika anak kakak lahir, saat pertama mendengar tangisannya saat itu kita seperti berada di kehidupan yang baru, saat pertama kali dia menyentuhmu kau akan tersadar jika kau tidak akan pernah sendiri lagi, karena kelak dia yang akan menemanimu.".

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang