BAB 29 Ending

122K 4.8K 70
                                    

Part 29

"Ad-Adrian kam--". Erly tidak mampu meneruskan kata-katanya. Dia tidak percaya jika laki- laki yang berdiri di depannya dengan kostum badut adalah suaminya yang sudah sejak lama dia rindukan.

"Bagaiamana bisa kamu disini?". Tanyanya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Apa seharusnya sekarang dia berlari dan memeluk Adrian.

"Karena Aku mencintaimu, karena itu lah, aku ada disini". Jawab Adrian. Jika tidak mengingat dimana mereka berdiri mungkin Adrian sudah menarik Erly, memeluk dan meciumnya.

Erly terdiam, Apa ini mimpi? jika ini mimpi jangan bangunkan aku, Tuhan.

Seakan Tuhan ingin menunjukan jika ini bukanlah mimpi, hujan tiba-tiba turun mengguyur tubuh mereka, secepat kilat membuat tubuh mereka basah.

Semua anak-anak yang sedari tadi menonton kini berbondong-bondong untuk berteduh.

Tidak dengan Adrian dan Erly yang masih bertahan berdiri dibawah hujan, Erly mulai kedinginan. Benar, inj nyata, Adrian dihadapannya itu nyata.

Adrian melaui bergerak dan langsung mendekap Erly. "Aku kangen sama kamu, kenapa kamu pergi ninggalin aku?".

Erly diam membatu dalam dekapan Adrian, ingin sekali mempercainya. Tapi keraguan masih mendiami hatinya, benar kah, Adrian mencintainya, benar kah, Adrian merindukan dirinya seperti dia merindukannya.

Pelan, tangannya mulai bergerak melingkari punggung Adrian, tidak peduli dengan keraguannya yang terpenting bisa melepaskan rindu yang membelenggu dirinya.

Erly mulai menangis, seakan dirinya telah lega terbebas dari rindu yang menjeratnya, begitu juga dengan Adrian, dia memeluk erat. Kali ini dia tidak pernah membiarkan wanita yang dia cintai pergi meninggalkannya. Biarkan hujan menjadi saksi janjinya.

***

"APAH, Badut itu Adrian?". Ujar Yeyen yang heboh saat Erly selesai menceritan peristiwa yang baru saja dia alami.

"Ya ampun, kalau aku yang digituin udah klepek-klepek kali ah,". Yeyen menempelkan tangannya di dada sedikit mendongkak ke atas membayangkan ada laki-laki gateng yang melakukan hal yang sama seperti Adrian untuk dirinya.

"Terus kamu gimana? mau balikan lagi sama Adrian?".

"Aku bingung, aku gak tahu bisa percaya atau enggak sama Adrian, apa bener dia cinta sama aku".

"Kalau menurut pandangan aku, dia emang bener-bener cinta sama kamu, kalau enggak mana mungkin dia sampai rela nyariin kamu sampai di sini, ini juga sudah berlalu dua tahun, kalau dia gak cinta sama kamu, aku yakin dia udah sama orang lain. Tapi semua keputusan itu terserah kamu, saran aku, kamu ikuti keinginan hati kamu dan apa pun keputusan kamu, aku orang nomor satu yang selalu dukung kamu. Ya udah, aku ke kamar aku yah, aku tahu kamu butuh waktu buat berpikir.". Ujar Yeyen.

"Makasih Yen, aku bersyukur bisa punya sahabat kaya kamu".

***

Harusnya Erly tidak berangkat mengajar hari ini. Semua pikirannya dipenuhi Adrian. Dia menengok ke arah pintu menajamkan pandangannya ke arah gerbang sekolah.

Dia tidak datang.

Merasa kecewa, dia pikir hari ini Adrian akan datang. Kenapa Adrian tidak datang seharusnya kan, dia datang untuk kembali menyakinkan Erly. Atau mungkin dia hanya berpura-pura seperti dulu.

"Bu Guru, kenapa sih, ular tidak punya kaki, kan kasihan dia jadi tidak bisa berdiri". Tanya Satria tiba-tiba.

Satria adalah salah satu muridnya yang rajin bertanya padanya meski kadang Erly harus berpikir keras untuk menjawab semua pertanyaannya, seperti kali ini contohnya.

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang