IL-13-2 vs 3

40.7K 3.2K 60
                                    

Edited

IL-13-2 vs 3

Di siang hari yang cerah, Abby merasa jengah melihat dua temannya berfoto-foto ria. Ia memilih duduk di bangku panjang pinggir lapangan meratapi nasibnya yang salah menyukai cowok.

Sam bukan tipenya, sangat bukan cowok idamannya.

Tiga cowok yang sifat kenakalan mereka sering bikin guru tepok jidat, berdiri di balkon kelas. Kelas mereka ada di lantai dua, kelas berpenduduk duapuluh orang saja. Kelas 11-IPA-Enstein namanya, isinya ya begitulah.

"Sam." Abby bergumam melihat cowok alis tebal yang tertawa renyah bersama dua teman barunya.

Tawa Sam terganti dengan siulan di kala ada cewek lewat yang menurutnya menggoda mata. Si Alden tersenyum paksa mendengar banyolan Rio yang menceritakan pengalaman singkatnya, dia pernah menggandeng perempuan yang ternyata seorang mamah muda.

Lora duduk di samping Abby, ia menelusuri arah pandangnya.

"Weh, ada yang ngelihatin Sam nih. Naksir ya?" Ia menyenggol-nyenggol Abby, menggoda cewek yang sedang kehilangan semangatnya.

Abby melotot kemudian menenggelamkan wajahnya di antara kakinya. "Gak jadi naksir."

"Sam cakep loh, By. Lumayanlah buat jalan. Bukannya kata lo, Al udah ngenalin kalian?" ucap Lora lagi.

Abby mendongak, ia beralih melihat Rio yang mempergoki tatapan kebenciannya.
"Dia sama setannya kayak Rio."

Rio tidak mengerti Abby bicara apa, jadi ia hanya mengedipkan sebelah matanya kepada Abby. Dikedipi Rio, Abby memasang wajah jijik.

"Hm, Alden keren banget ya?" Kika sudah ada di samping Abby, duduk menatap Alden dengan tangan yang dibentuk ala girlband Cherrybelle.

Apakah menurut Abby, tingkah Kika itu imut? Salah besar, Abby tidak mau anak berambut hitam lurus ini mendekati adik kembarnya. Masa iya, seorang pangeran tampan dijodohkan dengan nenek sihir?

Namanya melanggar kodrat!

Sayangnya, tidak mungkin Abby menjodohkan Alden dengan Atha. Dia sangat mengingat permintaan Alden, membantunya membenci gadis itu.

Seperti makan buah simalakama, itulah langkah Abby.

Ponsel Abby bergetar dan dengan kemalasan yang menderanya, ia membuka pesan itu.

From : RiRi

Tinggal 50 hari lagi.

Tambahkan huruf O, makanya bisa ditebak siapa pengirimnya.

Abby mendesis, menatap Rio beringas. Sekilas ia menunjukkan jari tengah dan pelototan tajamnya. Ia berdiri mengibaskan rambut meninggalkan dua cewek yang tingkahnya mulai menyebalkan di mata Abby.

"Abby, lo mau ke mana?!" teriak dua cewek itu.

Sam maju mendekati Rio yang berubah pendiam. Ia mencermati wajah sedih Rio yang menatap gadis berambut ikal brunette itu mulai menghilang dari pandangan. Sam mengenali siapa pemilik rambut panjang indah itu.

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang