IL-14-Bimbang

38.4K 2.5K 91
                                    

Edited-B

IL-14-Bimbang

Alden

Bel masuk setelah istirahat kedua sudah bunyi sedari tadi, tapi langkahku terus menjauh dari gedung kelasku. Mengikuti rasa malas yang menyelimutiku, aku berjalan menuju lapangan basket indoor. Aku memikirkan perasaan aneh yang muncul saat melihat Atha mengangguk tadi.

"Atha suka sama gue, Rio suka sama Atha dan apa ... apa sekarang Atha mulai suka Rio?" Aku bicara sendiri seperti orang gila sepanjang perjalanan menuju ruang olahraga. Sebenarnya! Apa yang terjadi pada diriku?!

AKU INI KENAPA?!

Ini mulut juga! Seenaknya mengatai cewek menggemaskan begitu dengan sebutan jelek?

Kutampar pipiku sendiri saking syoknya menganggap wajah Atha yang jadi menggemaskan itu.

"Rio setan! Sam setan! DOU PLAYBOY SETAN!"

Aku disambut teriakan yang sering kudengar di rumah, itu suara Abby yang bermain bola basket sendirian di sini.

Aku menggeleng melihat tingkahnya men-dribble bola sembari mengata-ngatai dua temanku.

"Woy! Kenapa, Kak?!" seruku seraya berlari mendekatinya.

Abby meloncat untuk memasukkan bola itu ke dalam keranjang. Tembakannya tepat, bolanya masuk.

"Menurut elo?" Aku memutar bola mataku mendengar jawabannya. Kalimat tersebut adalah kalimat andalan Abby di saat dia sedang malas membahas sesuatu yang membuatnya jengkel.

"Masalah taruhan lo sama Rio, huh?" kupungut bola yang menggelinding itu.

Abby merebahkan badannya ke lantai, dia mengangguk. Aku mengikuti posisinya, aku tiduran di samping cewek pemalas nan jorok ini.

Tadi pagi, dia bangun kesiangan dan berangkat sekolah tanpa pakai acara mandi.

Aku menatap nyalang langit-langit sementara tanganku memeluk bola basket. "Kalo lo ga mampu, tolak aja elah. Apa susahnya?"

"Susahlah!" Abby menjerit.

"Masalahnya dia pegang rahasia gila gue!" tambahnya.

"Rahasia? Rahasia apaan?" Aku beralih tidur menyamping, menopang kepalaku menggunakan tangan.

Abby menggigit bibir bawahnya, hal yang sering dia lakukan kalau sedang menyembunyikan sesuatu.
"Gue ga bisa kasih tau lo."

Aku kembali ke posisi tiduran setelah melempar bola basket asal-asalan. "Oh, come on, Ab! We are twin! No secret please."

Rasa penasaran untuk mengorek apa yang disembunyikan oleh Abby dariku sangat tidak bisa ditahan.

Bukan jawaban yang aku dapat, melainkan jambakan pedas dari Abby.

Aku mendengus kesal. "Ya! Ya! Rahasian aja! Terserah elo!"

"Semua orang punya rahasia, Al. Walaupun kita kembar, kita sodaraan! Ada hal-hal yang ga bisa kita share segampang ngupil atau kentut."

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang