Hahaha... Maaf ya, kemaren lapak IL aku berantakin :-D
Tapi ternyata bisa cepet selesai.
Soalnya 'maren abis searching masalah pengambilan POV. Dan baru tau kalo pemberian Author's Pov, Alden's POV di satu chapter yang sama itu..., menyalahi aturan kepenulisan :-D
Jadilah setiap chapter itu dibikin POV sendiri :-D
Meskipun di IL masih ada yang nyampur karena belum punya solusi biar bisa misah tanpa jadi garing :-D
Serasa ketinggalan jaman baru ngerti begituan sekarang, well namanya juga baru belajar serius :-D
IL-37-Lonely [Alden]
Tetap merasa kesepian di sekolah meskipun ditemani oleh pasangan somplak yang sempat memamerkan kemesraan mereka di depanku. Bayangkan saja, dua orang yang sering berkelahi dan menyebut kata 'Setan' kini tanpa canggung memanggil satu sama lain dengan sebutan : sayang.
"By, gue kangen loh." sembari menunggu Rio yang pe'a karena menaruh kunci motornya di jaket laboratorium Biologi, aku dan Abby duduk di motor. Abby duduk di motor Rio sementara aku bertengger di motorku yang sudah dua minggu ini belum aku cuci.
Aku disuruh menemani Abby menunggu Rio balik ke parkiran yang berangsur-angsur sepi. Kebanyakan murid sudah meninggalkan sekolahan meskipun ada beberapa yang masih betah nongkrong sambil pacaran sampai harus diusir satpam sekolah. Aku dan Abby bukan jenis pasangan yang suka memadu kasih di sekolah dengan pasangan kami masing-masing.
"Kangen? Siapa? Atha? Manja! Baru ga ketemu sehari aja udah lebay!" jawab Abby tanpa mendongakkan wajahnya. Dia fokus menggeser-geser layar ponselnya. Kurasa, dia sedang menunggu balasan dari Sam yang sampai sekarang belum ditemukan keberadaannya.
Tidak mungkin 'kan si Sam disekap sama Tante-tante girang?
Makum, Sam lebih pe'a daripada Rio. Kadang kala, dia suka menggoda guru yang katanya punya badan aduhai. Oh, Tuhan..., lindungilah hamba-Mu supaya tidak ikut terjerumus dalam lembah kenistaan seperti dua sobatku itu.
Aku mengeleng lalu melempar kepala Abby dengan batang permen yang permennya sudah habis kukunyah. "Kangen denger lo manggil Rio pake sebutan setan," selorohku.
Spontan Abby mendongak dan memberikan tatapan pembunuh. "Sekarang lo yang jadi kayak setan, Al. Gue juga bisa bikin lo bonyok kok."
Aku terkekeh kecil kemudian merentangkan kedua tanganku ke atas. "Ah! Gue hari ini mau ke rumah Atha. Lo mau ikut ga?"
Abby berhenti memainkan ponselnya, bibir manyunnya tergerak ke kanan-kiri. Dia menimang-nimang sesuatu sambil matanya menatap langit biru yang sedang cerah-cerahnya. "Ga deh. Tadinya malah gue mau ajak lo nyari si Sam. Titip salam aja buat dia, oke?"
Aku mengangguk sekaligus menunjukkan jempolku lalu menutup kaca helmku. Dari kejauhan aku melihat Rio memasuki area parkiran, aku pun memilih langsung melesat menuju rumah Atha.
Dibalik helm hitam yang bermotif tengkorak, aku membuang napas panjang. Atha memberitahuku jika dia tidak enak badan, katanya gejala flu. Aku tahu dia berbohong, aku tahu dia sedang menyembunyikan sesuatu. Dia seperti Abby yang suka bermain rahasia, tetapi Atha lebih rumit daripada Abby. Dia sering mengalihkan topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Ongoing) Invisible Love
Teen FictionRank : #6; 18 Maret '16 Teen Fiction #5; 21 April '16 Humor SEKUEL : NERD GIRL VS TROUBLE MAKER --- "Aku tidak peduli siapa yang akan menjadi cinta pertamanya, yang penting akulah cinta terakhirnya." ** Abigail Pradipta tumbuh jadi cewek yang sebena...