{Chapter 20} Nobody Knows

8K 755 67
                                    

Daniel tidak melepaskan pelukkannya ketika dia mengetahui bahwa aku sedang merasa lemah. aku hanya bisa terisak di pelukkan Daniel.

Mengeluarkan semua tangisanku di pelukkan Daniel. Meskipun aku tahu Zayn masih berdiri dibelakang Daniel. Memperhatikanku dengan pandangan terluka.

"Apa yang terjadi padamu, Sayang? Kenapa kau seperti ini?" Tanya Daniel sembari merapikan anak rambut yang menutupi wajahku.

Aku masih tidak menjawab. Karena yang kulakukan adalah menangis, menangis dan menangis.

Mengerti dengan keadaan, Daniel tak lagi menanyakan apa penyebabku menangis. Dia memelukku lagi, lebih erat dari sebelumnya. Dia juga mendaratkan kecupan lembut di puncak kepalaku.

"Kau akan baik-baik saja, percayalah padaku."

Disaat itulah aku mulai menyadari jika Zayn sudah mulai melangkah keluar dari ruanganku. Aku bersyukur karena Zayn meninggalkan ruanganku, jika dia berada lebih lama disini maka aku tidak akan dapat menghentikan tangisanku.

"Ada apa, Azzalia? Kenapa kau menangis?" Daniel berani bertanya ketika tangisanku sudah mulai mereda.

"Aku--aku tidak tahu, Dan. Mungkin aku menangis karena merindukanmu."

Alis Daniel melengkung dengan sempurna. Dia menatap wajahku dengan seksama. "Karena dia? Karena Zayn berada disini?" Selidik Daniel.

"Tidak, Dan. Itu bukanlah alasannya. Aku bahkan tidak mengerti mengapa aku menangis."

Daniel tersenyum, dia memelukku lagi. Pelukkannya membuatku merasa lebih tenang dari sebelumnya. Harus kuakui jika kehadiran Daniel dapat membuatku merasa lebih baik.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau seperti ini? Dan apa yang kau lakukan disini?"

"Aku kemari karena memenuhi permintaan sahabatku Louis. Dia sedang berulang tahun dan aku memenuhi undangannya."

"Lalu? Apa yang terjadi selanjutnya."

"Aku hendak pulang kerumah tapi aku mengalami kecelakaan ketika menuju kerumah." Suaraku mulai menurun. Entah apa yang menyebabkanku merasa seperti ini.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku."

"Aku--tentu saja tidak! Aku tidak menyembunyikan apapun dari--"

"Kau menyembunyikan bagian ketika kau berdansa bersama Zayn." Suara Daniel terdengar datar. Aku menundukkan kepalaku.

"Aku hanya memenuhi permintaan Louis. Sungguh, aku benar-benar hanya memenuhi permintaan Louis. Hanya itu saja."

"Ya, aku mengerti. bagaimana soal kakimu?"

"Kakiku patah karena terjepit diantara kab depan mobilku yang tertimpa pohon. Kau pasti tahu cerita selengkapnya karena kurasa Arina telah mengatakannya padamu. Aku tidak dapat berjalan."

"Baiklah, Kurasa ini saatnya aku menjaga tuan putriku sampai dia dapat kembali berjalan. Aku harus menjadi kakimu disaat kau tidak bisa berjalan." Daniel tersenyum lagi kearahku sehingga lesung pipinya terlihat begitu jelas. Dia memiliki lesung pipi yang indah seperti Harry.

"Dan, aku harus berterimakasih kepada Zayn karena telah membawamu kerumah sakit dan menjagamu selama aku tidak ada disini. Maaf, maksudku selama aku tidak tahu jika kau mengalami kecelakaan."

"Dan, kumohon jangan--"

"Aku tahu, Azzalia. Mungkin aku bukanlah bagian yang terpenting darimu. Aku orang yang terakhir tahu jika kau mengalami kecelakaan. Padahal aku adalah kekasihmu." Daniel memalingkan wajahnya dariku.

Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang