{Chapter 16} Chat Room

8.3K 832 95
                                    

Zayn's P.O.V

Aku mengabaikan ketukkan yang berulang-ulang di pintu kamarku. Aku tidak sedang ingin diganggu. Termasuk dengan pertanyaan tentang kapan aku akan menikahi Perrie dari ibuku.

Berusaha menyibukkan waktuku dengan laptop, aku sedang aktif di salah satu sosial media favoritku. Hanya sekedar menghilangkan rasa jenuh dengan mendengarkan celotehan orang-orang di sosial media.

Tiba-tiba, ada sebuah notifikasi masuk di layar monitorku. Seseorang mengirimkan pesan di akun tatap muka milikku.

Stranger: Hi, Zayn.

Aku mengerutkan dahiku membacanya. Aneh, bagaimana dia bisa tahu jika aku adalah Zayn. Padahal aku menggunakan nama samaran.

Aku lebih memilih untuk mengabaikannya. Melanjutkan kesibukkanku dengan bermain game Galaxy kesukaanku.

Stranger: bisakah kita melakukan video Call?

Stranger: aku tahu ini kau, Zayn.

Stranger: ini penting!

Aku masih memilih untuk mengabaikannya. Bisa saja dia orang asing yang ingin mencari kehebohan.

Stranger: kau akan menyesal karena mengabaikan pesanku.

Tertarik, aku mengetikkan balasan untuknya.

Me: Ada apa?

Seketika, sebuah pemberitahuan masuk karena orang asing ini tiba-tiba menelponku dan mengajakku untuk bertatap muka dari monitor. Aku segera menolak panggilannya.

Me: kumohon, jangan menelpon. Aku sedang ingin menenangkan diri.

Stranger: kau akan menyesal jika menolak teleponku sekali lagi. aku memiliki kejutan untukmu.

Lagi, dia menelponku. Dengan enggan, aku menjawab teleponnya. Muncullah seorang gadis berambut coklat yang menutup mulutnya didepan layar monitor.

"Omg, ya Tuhan, Zayn." Dia histeris diantara jeritan yang ditahannya.

"Apakah aku bermimpi? Aku berhasil menemukanmu di Chat room ini." Dia kembali menutupi mulutnya, berusaha menahan jeritannya.

"aku akan menutup teleponnya jika kau sudah selesai." Ketikku di layar monitor. Dia membulatkan matanya ketika membaca pesanku.

"Tunggu dulu, jangan tutup teleponnya dulu. Aku punya kejutan untukmu." Katanya dan kemudian dia menggeser laptopnya kearah samping.

Aku tak melihat gadis itu ada disana tapi di detik selanjutnya dia kembali menggeser laptop itu menghadap kearahnya dan sekarang dia tak lagi sendirian. Seorang gadis kecil membelakangi monitor merengek untuk mendapatkan pelukkan. Aku nyaris saja berteriak ketika mengetahui bahwa gadis kecil yang membelakangi monitor tadi adalah Jazmyn.

"Jazmyn." Kataku bersemangat. Jazmyn segera mencari suaraku dan akhirnya dia menemukanku.

"Dad!" Ujarnya kegirangan.

"Ya Tuhan. Jazmynku sayang, Dad sangat merindukanmu." Aku nyaris saja meneteskan airmataku karena terlalu bahagia dapat melihat Jazmyn lagi walaupun hanya di layar monitor.

"Daddy." Jazmyn menoleh kearah gadis berambut coklat tadi. Gadis itu mengganggukkan kepalanya senang kearah Jazmyn. Jazmyn merangkak maju, menempelkan tangannya di layar monitor.

"Jazmyn, miss you so much, baby girl." Aku juga menempelkan tanganku di monitor. Tepat di tempat Jazmyn meletakkan tangannya. Jika saja kami tidak dihalangi oleh layar ini, mungkin tanganku dan tangan Jazmyn sudah dapat bersentuhan.

Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang