"Hallo, Daniel?" Kataku ketika ketukkan menunggu sudah selesai terdengar suara Daniel disana.
"Dan, maafkan aku, besok aku tidak bisa bekerja. Jazmyn sedang sakit--Tidak..itu tidak perlu, Dan. ini sudah tengah malam. Jazmyn tidak ingin aku meninggalkannya--badannya panas. Dia juga flu. Aku akan mengusahakan untuk bekerja jika panasnya sudah turun-- Baiklah, sampaikan maafku pada Rose karena telah membuatnya repot-- Aku juga mencintaimu, Sayang."
Aku segera mematikan sambungan teleponnya. Jazmyn yang sedari tadi berbaring disebelahku hanya menoleh kearahku sejenak, kemudian memejamkan matanya lagi.
malam ini Jazmyn menderita panas. suhu tubuhnya melonjak naik secara tiba-tiba. padahal sore tadi dia sempat bermain bersamaku.
"Mum?"
"Yas, Sweety?"
"Bisakah Mum memelukku?"
Aku segera merapatkan tubuhku kearahnya. Kuberikan pelukkan terhangatku padanya. Jazmyn juga membalas pelukkanku dengan erat.
"Feel better, Sweetheart?"
Jazmyn menggeleng-gelengkan kepalanya "dingin, Mum."
Aku menaikkan selimut yang menutupi tubuhnya. Aku tahu jika dia kedinginan.
"Azzalia, apakah panasnya sudah turun?" Arina tiba-tiba muncul di balik pintu.
"Belum. Panasnya belum juga turun." Aku mengusap rambut Jazmyn dengan perlahan.
"Cepat sembuh sayang." Bisikku.
"Aku sudah dua kali mengganti plaster penurun panasnya, tapi panasnya tidak juga turun." Jelasku pada Arina ketika Arina duduk disamping Jazmyn.
"Kita harus membawanya ke dokter."
"Ini sudah pukul 10 malam, Arina. tidak ada dokter yang mau melayani kita."
"Kalau begitu ayo ke rumah sakit."
"Arina, kau tahu bukan jika aku sedang memiliki masalah keuangan?"
Arina terdiam. Memang, beberapa bulan ini keuanganku mulai menurun drastis. Entah apa sebabnya, tapi uangku terus saja habis.
"Apa yang akan kita lakukan? Kau sudah memberinya obat?"
"Sudah. Kita harus menunggu sampai pagi, jika panasnya belum turun maka kita akan membawanya ke dokter."
Arina menganggukan kepalanya sebagai tanda jika ia paham. "Keponakkan Aunt yang cantik, apakah kau menginginkan sesuatu?" Tanya Arina sembari mengusap kepala Jazmyn. Jazmyn menggelengkan kepalanya.
"Kau ingin minum?" Tawarku. Jazmyn kembali menggelengkan kepalanya.
"Dingin, Mum." Aku kembali mengeratkan pelukanku. Tubuhnya semakin panas tapi Jazmyn terus saja merasa kedinginan.
"Bukankah tadi sore Jazmyn baik-baik saja?"
"Ya. Tadi sore dia baik-baik saja. Dia bahkan sempat bermain bersamaku dan dia juga sempat menonton tv denganmu, bukan?"
"ya, itu benar. Aku merasa sedih melihat Jazmyn seperti ini."
"Jazmyn, apakah kau ingin memakan sesuatu? Aunt akan membuatkannya jika kau mau."
Jazmyn hanya menggelengkan kepalanya. Aku dapat mendengar Arina menghela nafasnya dengan berat.
"Aku akan mencoba membuatkan obat herbal yang kutahu. mungkin saja panasnya akan turun."
"Ya, buatkan saja, Arina."
Arina keluar dari kamarku. Aku dapat mendengar suara hembusan nafas Jazmyn yang beraturan. Sungguh, aku hanya ingin Jazmyn sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...