Zayn's P.O.V
"Anakmu laki-laki." Sebuah foto berwarna dominan hitam ia letakkan didepanku. Aku tidak menjawab.
"Usianya sudah lima bulan. Kau tahu, sebentar lagi dia akan terlahir ke dunia ini. Jazmyn pasti akan senang dengan kelahiran saudaranya, bukan?"
Tetap saja, aku lebih memilih untuk diam dan tidak menjawab.
"Ada apa, Zayn? Apa yang sedang kau fikirkan?"
"Azzalia. Aku sedang memikirkan separuh jiwaku yang pergi karena ulahmu." Aku tersenyum sarkatis. Ekspresi perrie berubah menjadi kesal.
"kau harus menerima kepergiannya. Lihatlah aku yang selalu setia menunggumu."
Kembali, aku mendiamkannya dengan segala rasa bangga yang memenuhi rongga dadanya.
"Aku sudah mulai memikirkan nama anak kita kelak. Bagaimana jika Adam? Atau David? Jakson juga terdengar bagus. Hampir sama dengan nama Jazmyn. Jazmyn dan Jakson." Perrie mengusap perut besarnya.
Aku memilih untuk bangkit, meninggalkan Perrie dengan segala omong kosongnya tentang bayi itu.
Diam-diam, aku melangkah masuk kedalam kamarku. Membuka laci yang berada tepat di smaping tempat tidurku.
Aku menemukan dua buah foto.Sebuah foto berdominan hitam yang hampir sama dengan foto tadi. Hanya saja, mereka berbeda. Didalam foto itu, terdapat seorang gadis kecilku yang baru saja terbentuk kepala, tangan dan kakinya.
Aku ingat, ini foto hasil USG pertama kali Azzalia ketika sedang mengandung Jazmyn. Waktu itu usia kandungan Jazmyn baru tiga bulan. Bahkan waktu itu kami belum mengetahui jenis kelamin Jazmyn.
Aku sengaja menyimpan foto itu karena dulu diam-diam aku selalu memperhatikan kandungan Azzalia. Dan sekarang, janin kecil ini sudah tumbuh menjadi gadis kecilku yang sangat cantik.
Foto kedua, disana berdirilah aku, Azzalia dan Jazmyn yang baru berusia 7 bulan. Aku ingat, kami mengambil gambar ini ketika pertama musim dingin. Dengan pemandangan salju yang cukup tebal di belakang kami. Di foto itu, Aku memeluk Azzalia dan Azzalia menggendong Jazmyn yang juga melihat kearah kamera. Sungguh, aku merindukan saat-saat itu.
"Kita juga bisa berfoto seperti itu jika kau mau." Sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh dan sudah ada Perrie disampingku.
"Kita bisa berfoto lebih bagus dari itu jika bayi kita sudah lahir, Zayn. Aku sudah tidak sabar melihat wajahnya." Lagi, Perrie tersenyum lebar dan aku hanya menyeringai sarkatis dengan tatapan yang masih terfokus dengan foto itu.
"Ibumu menyuruhmu untuk menikahiku secepatnya, Zayn." Kali ini, suaranya nyaris seperti bisikkan.
"Aku tidak akan menikah lagi. Jika suatu saat aku akan menikah lagi, wanita itu adalah Azzalia bukanlah kau." Akhirnya, aku tidak bisa lagi menahan ucapanku. Perrie memandangiku dengan tatapan penuh luka.
"Kenapa kau masih belum bisa menerima kehadiran Adam?"
Adam? Kurasa dia sudah menamai calon bayinya itu.
"Dan kau kenapa masih belum dapat menerima kenyataan jika itu bukan bayiku? Enyahlah, Pezz. Aku sudah muak!"
Perrie mundur beberapa langkah sebelum akhirnya dia pergi dengan tangisannya yang pecah.
Aku tidak mengerti bagaimana bisa dia bersikeras jika bayi itu adalah anakku.Ini sudah bulan keempat semenjak kepergian Azzalia. Sudah bulan keempat.
Jatuh ke Bumi
Biarkan mereka terjatuh walaupun aku tahu itu sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...