"Tidak bisakah dad mengerti keadaanku? Aku membutuhkan Jazmyn." Kataku dengan marah. Mom yang masih terbaring diatas ranjangnya hanya memandangiku dengan sedih.
"Azzalia, Jazmyn hanya bersama Zayn selama dua hari. Biarkan Zayn melepas kerinduannya bersama Jazmyn." Jawab Dad
"Dua hari itu waktu yang lama Dad."
"Dua hari itu tak lama, Azzalia. Biarkan Jazmyn melepaskan rasa rindunya terhadap ayahnya yang sudah satu bulan lebih tak bertemu."
"Yang dikatakan ayahmu itu memang benar, Azzalia." Sahut mom.
"Mom, aku tak ingin Jazmyn kembali tergantung kepada Zayn. Aku tak ingin Jazmyn mengenali Zayn lagi."
"Zayn adalah Ayahnya dan kau tak dapat memisahkan mereka, sayangku." Jawab Mom.
Aku memandang kearah Arina. Dia segera membuang pandangannya ketika dia menyadari bahwa aku tengah memperhatikannya. Aku juga marah dengannya karena dia telah memberikan Jazmyn dengan Zayn.
"Zayn hanya memiliki dua hari dalam setiap bulannya untuk bertemu dengan Jazmyn. Dua hari terasa sangat singkat bila kau merindukan seseorang." Ujar Dad lagi. Memang, sekarang aku dan Zayn membuat perjanjian jika aku harus bersedia memberikan Jazmyn kepada Zayn dua hari setiap bulannya. Mom dan Dad mengatakan jika Jazmyn dapat membuat Zayn merasa lebih baik. Aku tak menyetujui ini tapi aku merasa kasihan pada mom jadi aku menyetujuinya. Walaupun aku mengingikan Jazmyn hanya satu hari bersama Zayn setiap bulannya. Satu hari bukan dua hari.
"Aku tak menginginkan ini semua. Apakah kalian tak ingat jika Zayn yang telah menyakiti kami?"
"Tapi Azzalia, Zayn juga berhak atas Jazmyn."
"Aku tak perduli. Dia telah menghancurkanku dan aku tak akan pulang ke London lagi." Putusku cepat. Aku segera keluar dari ruangan mom dan meninggalkan mereka.
Aku membenci keadaan ini.
Azzalia's P.O.V END
Zayn's P.O.V
Aku menelusuri setiap inci wajah putriku. Matanya, hidungnya, alisnya, senyumannya, lekukan pipi mungilnya, dan rambut pirangnya yang sekarang sudah memenuhi kepalanya.
Mata mungil dengan warna coklat yang sangat kurindukan.
Hidungnya yang menggemaskan.
Senyumannya.
Lengan kecilnya.
Aku merindukan semua dari putriku.
Entah beberapa puluh kali sudah aku menciumi wajahnya. Aku benar-benar merindukannya.
Dia menggenggam lenganku yang lebih besar daripada tangannya. Tangannya adalah milikku dan Jazmyn adalah putriku.
Jazmyn mendekatkan wajahnya keatahku. Menyentuh pipiku dan kemudian tangannya mencoba menyentuh lekukkan mata dan bibirku. Ketika aku membuka mataku, dia tersenyum manis. Senyuman seorang Azzalia berada di sana.
"Daddy!"
Terasa sangat emosional ketika Jazmyn memanggilku dengan sebutan daddy. Pandanganku memburam seiring dengan desakkan buliran airmata yang nyaris keluar dari tempatnya.
Jazmyn kecilku segera menjatuhkan kepalanya di dadaku. Aku benar-benar merindukan saat-saat seperti ini.
Disaat Aku dan Azzalia selalu memiliki kebahagiaan dan cinta untuk diberikan kepada Jazmyn dan sekarang kami tak bisa memberikan semua itu secara bersama.
Aku meraih tangan Jazmyn. Kuciumi telapak tangannya dengan penuh haru. Aku terharu karena putriku masih dapat mengenaliku dan aku terharu karena akhirnya aku dapat bertemu dengannya lagi. Jazmyn mengatupkan Tangannya, berusaha menghalangiku menciumi telapak tangannya. Aku beralih menciumi punggung tangannya, tapi diciuman kedua Jazmyn segera menarik tangannya dariku. Jazmyn bergerak, menyatuhkan pipinya dengan pipiku. Tangannya menyentuh hidungku sebelum akhirnya jazmyn mendaratkan ciumannya di dekat kelopak mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romantizm[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...