Aku memandang laptopku dengan terkantuk-kantuk. Ini sudah hampir tengah malam tapi aku masih berkutat dengan pekerjaanku.
Satu minggu sudah aku bergabung di Smith's Publishing, dan pekerjaan mulai menghinggapiku dan terkadang menyita waktu tidurku.
Aku sedang berusaha merampungkan naskah yang sudah dua hari kuperbaikki. Sesekali aku menengok kearah Jazmyn yang tertidur disampingku, takut jika suara ketikkan laptop membuatnya terbangun dan menangis.
Aku beruntung, besok adalah hari minggu jadi aku bisa sejenak menenangkan diri bersama jazmyn. Dan itulah sebabnya aku harus menyelesaikan tugasku malam ini juga.
Suara di iPhone mengejutkanku, seseorang menelponku di jam seperti ini dan ini sudah tidak wajar lagi."Hallo?"
"Hallo, Azzalia. Kau masih bangun rupanya?"
Aku menjauhkan layar iPhoneku dari telingaku. Melihat siapa yang menelponku dan mengenaliku sebagai Azzalia.
"Maaf, kau salah orang. Aku akan menutup tele--"
"tidak, tunggu dulu, Azzalia, Maksudku Claraa. Ini aku Daniel."
Aku mengeram kecil, sedikit marah pada diriku sendiri karena lupa menyimpan nomor ponselnya Daniel.
"Oh-hi, Dan. Maafkan aku karena aku lupa menyimpan nomor ponselmu." Aku terkikik kecil dan mendengar Daniel berdengus diujung sana.
"Sudah kuduga. Siapa yang menyangka jika seorang Claraa lupa menyimpan nomor ponsel atasannya."
"Daniel, ayolah itu tidak lucu."
"Baiklah. Kau sedang apa? Kenapa kau belum tidur?"
"Aku sedang mengedit sebuah naskah. Tinggal sedikit lagi. Aku sudah mengerjakannya dari kemarin tapi belum selesai."
"Ohh begitu. Tinggalkan saja dulu pekerjaanmu dan pergi tidur."
"Hanya tinggal sedikit lagi, tidak perlu khawatir." Aku mendekatkan wajahku kearah layar laptopku, melihat pukul berapa sekarang. Aku sedikit terkejut ketika mengetahui jika sekarang sudah pukul satu pagi.
"Jika kau mengantuk maka tinggalkan saja."
"Aku tahu."
"Dimana sayangku yang berambut pirang? Apakah dia masih terjaga?"
"Dia sudah tidur. Jazmyn kelelahan sehingga dia tidur lebih awal dari jadwal tidurnya. Dia terlalu bersemangat bermain bersama Arina tadi. Dia sudah mulai aktif lagi."
"baguslah jika seperti itu. Dia sudah dapat melupakan keberadaan Ayahnya. Aku senang mendengarnya."
"ya, begitulah. Dia hampir tidak bertanya dimana Ayahnya lagi padaku. Dan aku senang dengan hal itu, Dia sudah dapat melupakan Ayahnya."
"Dia tidak melupakan Ayahnya, Azzalia. Dia hanya teralihkan dengan perhatian yang lain. Sepenuhnya, dia masih mengingat Zayn tapi kalian dapat mengalihkan perhatiannya dengan baik sehingga Jazmyn lupa memikirkan tentang Zayn."
"Aku senang karena Arina merawatnya dengan baik. Maksudku, Arina sangat memperhatikannya dengan baik hingga Jazmyn lupa terhadap Zayn."
"Menyenangkan rasanya ketika melihat Jazmyn tersenyum untukku. Oh, hey, bukankah besok kau libur?"
"Ya, memangnya kenapa?"
"Ayo kita pergi berlibur. Maksudku, ajak Jazmyn juga."
"Entahlah apakah--"
"Besok aku akan menjemputmu pukul 10 pagi. Bye Azzalia." Daniel segera menutup teleponnya dengan cepat sebelum aku sempat menggerutu padanya.
"dia tidak pernah berubah." Gumamku kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...