"Hati-hati, Sayang. Jangan nakal." Pesanku pada Jazmyn. Jazmyn menganggukkan kepalanya.
"Ya, Mum."
"Ingatlah untuk memakan bekalmu. Mum sudah membuatkan sandwich untukmu." Aku mencium puncak kepalanya. Jazmyn tersenyum manis.
"Aku tahu, Mum. Aku mencintai Mum."
"Mum juga mencintaimu."
Jazmyn melambaikan tangan kearahku lalu berlarian. Aku meneriakkinya agar berhati-hati. Tapi Jazmyn mengabaikan ucapanku.
Aku tersenyum karena ulahnya. Aku ingin dia bahagia, hanya ingin dia bahagia.
Flashback ON
"Kau memilih siapa, Mum atau Dad?" Aku menatap mata Jazmyj intens. Jazmyn membalas tatapanku dengan bingung.
"Jazmyn, kau memilih Mum atau Dad?"
Jazmyn tetap diam. Dia memperhatikanku begitu kebingungan.
"Jazmyn, tinggallah bersama Mum dan Aunt. Kita akan bahagia disini."
Aku meraih tangan kecil Jazmyn. Meletakkan tangannya di dadaku.
"Lihat Mum. Tentukan pilihanmu. Kau memilih Mum atau Dad?"
"Mum?" Jazmyn menatapku ragu.
"Ya, Sayang. Kau ingin tinggal bersama Dad? Mum akan mengantarkanmu ke London jika kau ingin."
Jazmyn menggelengkkan kepalanya.
"Tidak, Mum. Aku ingin bersama Mum. Aku ingin tinggal bersama Mum."
Aku dapat melihat Arina mengembangkan senyumannya dengan begitu bahagia.
"Kau yakin?"
"Tentu saja. Aku hanya ingin bersama Mum. Aku mencintai Mum. Aku tidak ingin tinggal bersama Dad. Dad tidak mencintai Mum, aku tidak bisa meninggalkan Mum sendiri."
Aku menatapnya dengan haru. Kupeluk dan kuciumi pipinya. Karena dia, aku berjuang sekuat ini.
"See? Dia ingin selalu bersamamu. Kau tidak perlu mencari kebahagiaan untuknya karena dia tahu apa kebahagiaannya sesungguhnya.
Flashback OFF
Aku segera melesat menuju tempat kerjaku. Disana aku sudah mendapati restaurant yanh hampir terbuka. Aku segera membantu Amy dan Suzan merapikan restaurant.
Suzan tersenyum melihat kedatanganku. Aku bergabung bersamanya untuk hal merapikan meja-meja yang berada didekat counter.
Suzan jarang sekali berbicara padaku. Dia agak pendiam, dan juga sedikit tertutup. Aku sedikit kesulitan untuk akrab padanya. Beda seperti Amy, aku dapat dan Amy tergolong mudah akrab pada seseorang.
Kulihat Suzan menghentikan aktifitasnya. Dia terdiam, memangku pipinya dengan kedua tangan. Sepertinya ada yang menganggu fikiran Suzan.
"Azzalia?"
Spontan aku menoleh. Aku merutukki spontanitasku itu. Suzan tersenyum penuh arti padaku.
"Aku tahu jika kau adalah Azzalia Chrissy Swan." Ujarnya dengan nada cukup dalam.
Aku menggelengkan kepalaku. "kau salah orang, aku Claraa. Aku bahkan tidak tahu siapa itu Azzalia."
Suzan tidak menjawab. Dia mendekatiku, menarik kacamataku dari tempatnya dan menguraikan rambutku. Setelah itu, Suzan kembali tersenyum.
"Aku tahu jika kau bukanlah Claraa. Aku tahu jika kau adalah Azzalia."
"Suzan, aku--'
"Kau Azzalia Chrissy Swan. Kau berada di kota ini karena ingin bersembunyi dari Zayn."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...