Zayn's P.O.V
"Jadi kalian tinggal di Toronto?" Tanyaku pada gadis yang berada di layar monitor itu. Dia menganggukkan kepalanya.
"Ya. Aku dan Azzalia tinggal di Toronto. Tapi kumohon jangan cari tahu tentang keberadaan kami."
"Aku ingin membawa Azzalia kembali ke London."
"Jangan, Zayn. Dia masih belum siap. Kau tahu sendiri jika kau sudah menyakitinya terlalu jauh."
"Percayalah, aku tidak menyakitinya. Sungguh."
Arina memiringkan kepalanya. Lalu dia tersenyum miris.
"Mungkin kau tidak tahu bagaimana sulitnya Azzalia melupakanmu."
"Mungkin kau juga tidak tahu bagaimana sulitnya menemukan Azzalia."
"Azzalia berusaha melupakanmu dengan susah payah. Di bulan-bulan pertama perceraian kalian, Azzalia terus saja menangis."
Aku diam tidak menjawab.
"Dia terus saja meratapi ulahmu. Dia tertekan." Matanya mulai menerawang.
"Aku bahkan masih tidak percaya Azzalia berhasil bangkit kembali. Dia sangat menderita ketika kau menyakitinya."
"Dia terus saja menyakiti dirinya sendiri."
"Dia bahkan hampir saja mencelakai Jazmyn." Arina segera menutup mulutnya.
"Oh sial!" Umpatnya kecil.
"Apa yang Azzalia lakukan?"
"Tidak ada."
"Katakan, Arina. Apa yang Azzalia lakukan?"
"Dia tidak melakukan apapun."
"Jangan berbohong, Arina."
"Sungguh, jangan paksa aku."
"Apa yang Azzalia lakukan pada Jazmyn?"
"Dia tidak melakukan apapun."
"Jangan paksa aku untuk mencarimu, Arina."
"Baiklah. Azzalia pernah hampir meracuni Jazmyn."
"Apakah kau gila?"
"Tolong, jangan salahkan Azzalia. Dia hanya sedang frustasi."
"Ceritakan padaku bagaimana bisa dia berusaha meracuni Jazmyn."
"Dia terlalu menderita. Kau terlalu menyakitinya sehingga Azzalia tidak bisa melupakanmu. Azzalia terus saja memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa melupakanmu. Dan saat itu Jazmyn terus saja menangis. Azzalia fikir, Jazmyn adalah penyebabnya. Jazmyn yang terus mengingatkannya padamu--" Arina menggantungkan perkataannya.
"Lalu?"
"Dia berusaha meracuni Jazmyn dengan porselen lantai. Sungguh, aku tidak tahu jika Azzalia sangat kacau. Jika saja aku tidak datang mungkin Jazmyn tidak akan--" dia tidak melanjutkan ucapannya. Arina mulai terisak.
"Aku tidak tahu kenapa dia memiliki fikiran seperti itu. Di terlalu mencintaimu, Zayn."
Aku memejamkan mataku frustasi. Tanganku sudah berada di atas rambutku. Menariknya dengan keras dengan harapan akan membuatku merasa sedikit lebih baik.
Dia terlalu menderita. Dia sudah kehilangan cara berfikir dengan sehat.
"Ini gila! Benar-benar gila." Teriakku kesal. Aku kesal pada diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...