"Good morning, Princess."
Sebuah surat kembali berada di atas tempat tidurku. Astaga! Bagaimana bisa dia mengikuti sampai kerumah seperti ini.
"Untuk kau yang selalu mengirimkanku surat dan makanan serta yang lainnya, berhenti mengirimiku surat-surat bodoh seperti ini. Ini membuatku malu." Teriakku didalam kamar.
"Dan tolong, tolong tunjukkan siapa kau sebenarnya. Berhenti menjadi penguntit seperti ini." Aku mengusap wajahku dengan kesal. Bahkan, pagi-pagi seperti ini dia sudah membuat rasa kesalku memuncak.
"Jazmyn, bangun sayang, ini saatnya untuk bersekolah." Kataku pada Jazmyn. Jazmyn menggerakkan badannya dengan malas.
"Ayo, Sayang. Kau akan terlambat ke sekolah jika kau tidak lekas bangun." Aku menyingkirkan rambut-rambut kecil yang menutupi dahinya. Karena dia adalah sumber kekuatanku.
Jazmyn membuka matanya, mendapati aku yang tersenyum kearahnya..
"Good morning, Princess."
"Good morning, Mumma." Tangan kecilnya mengusap matanya.
"Lekaslah bangun, Sayang. Kita akan terlambat jika kau tidak lekas bangun." Bisikku. Jazmyn menggerakkan badannya dengan malas-malasan.
"Well, cepat ajak Aunty-mu mandi sementara Mum menyiapkan makanan untuk kita."
Jazmyn menganggukkan kepalanya, dia segera menuju kamar Arina dan merengek pada Arina.
Ketika hendak menuju dapur, aku melihat diatas meja makan sudah penuh dengan makanan. Oh Arinaku sayang, dia bahkan bangun pagi untuk menyiapkan semua ini.
Senyumanku luntur ketika menemukan sebuah kertas kecil diantara gelas-gelas.
"Breakfast, Sweetheart. I love you."
"Astaga, kumohon berhentilah." Desahku pasrah. Dia selalu ada dimana-mana. Bahkan didalam rumahku.
"Siapapun kau, aku tidak suka dengan semua ini. Aku tidak menyukainya." Teriakku kesal.
"Ada apa, Azzalia?"
"Kau lihat itu? Dia bahkan masuk kedalam rumah kita."
"Dia siapa?"
"Dia penguntit. Dia selalu ada dimana-mana."
Arina tertawa renyah, dia meraih sebuah roti yang sudah diolesi selai coklat dan memakannya.
"Setidaknya ini lebih baik. Maksudku, dia menyediakan makanan ini untuk kita dan itu bagus. Kau tidak perlu repot-repot memasak."
"Aku tidak bisa, Arina. Bagaimana jika didalamnya terdapat racun?"
"Kita akan mati. Itulah jawabannya."
"Sial." Umpatku dan Arina tertawa.
Aku memutuskan untuk kembali bersiap-siap. Pekerjaanku haruslah kuutamakan.
Setelah selesai aku segera memakan sarapanku dan menyuruh Jazmyn untuk segera menghabiskan susunya.
"Jangan lupa untuk mencium Aunty-mu." Peringatku. Jazmyn menganggukkan kepalanya lalu menganggukkan kepalanya.
●●●
"Jangan menjadi anak nakal. Belajarlah dengan rajin dan jangan pernah pulang bersama siapapun kecuali Mum dan Aunt Arina. Mengerti?"
"Ya, Mum."
"Jadilah anak yang manis. Mum mencintaimu." Aku menciumi kedua pipinya. Jazmyn tersenyum lebar. Dan senyuman itu adalah senyuman Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)
Romance[CHECK THE TRAILER] He came and saved my life. He made me fall in love with him, then he leave me alone. aku Azzalia Chrissy Swan. wanita dengan separuh jiwa yang telah mati dan berusaha terus hidup hanya untuk putri kecilku, Jazmyn. dan aku menyesa...