{Chapter 40} KI...

9.6K 899 253
                                    

"Mum, empat hari lagi Dad akan menikah?" Pertanyaan Jazmyn membuatku menoleh. Aku tersenyum tipis padanya.

"Ya, Sayang. Empat hari lagi Dad akan menikah dengan Perrie."

Jazmyn mengerutkan keningnya, dia memandangku kesal.

"Tidak, Mum. Empat hari lagi Dad akan menikah."

"Mum tahu itu, Sayang. Empat hari lagi Ayahmu akan menikah. Lusa kau dan Aunt Arina akan pergi ke London untuk menghadiri pernikahannya."

Jazmyn menghentakkan kakinya lalu kemudian berjalan menjauhiku. Ada apa dengannya? Aku mengatakan hal yang benar. Empat hari lagi Zayn dan Perrie. Lalu apa yang menyebabkan Jazmyn marah padaku?

Hari ini, aku memilih untuk tidak bekerja. Bukan karena aku malas ataupun semacamnya, tapi karena aku butuh menenangkan fikiranku. hari ini aku selalu merasa gundah. Entah karena apa, aku merasa sangat kosong. Jiwaku terasa hampa.

"apa sebenarnya yang terjadi padamu, Azzalia? Kenapa kau merasa sangat hampa?" Gumamku pada diri sendiri. Aku memejamkan mataku, berusaha membuat diriku lebih tenang dari sebelumnya.

"Kau baik-baik saja?" Arina tiba-tiba muncul dengan membawa kantung yang berisi barang-barang belanjaannya.

"Aku merasa sedikit berbeda. Hampa dan kosong."

"Kurasa kau butuh sebuah liburan."

"Liburan? Kau bercanda? Aku tidak butuh semua itu."

"Kau membutuhkannya, Azzalia. Bagaimana jika makan malam di luar?"

"Memangnya kau memiliki uang lebih untuk makan malam diluar?"

"Ya, aku punya. Tapi kurasa jangan malam ini. Aku baru saja berbelanja untuk makan malam kita hari ini. Bagaimana jika besok?"

"Terserah kau saja."

Arina tersenyum, dia mengeluarkan wortel dari dalam kantung belanjanya dan mulai memotong-motongnya.

"Aku bingung dengan Jazmyn."

"Kenapa?"

"Dia marah ketika aku mengatakan jika Zayn dan Perrie akan menikah."

Arina berhenti memotong wortelnya. Dia mendongakkan kepalanya kearahku dan kemudian tersenyum.

"Dia akan memiliki Ibu baru."

"Aku sudah menjelaskan padanya jika dia harus bisa menerima Perrie sebagai Ibu barunya. Tapi dia tetap saja marah jika aku membahas Perrie."

"Kurasa Jazmyn tahu siapa yang terbaik untuk Ayahnya."

"Akupun juga merasa seperti itu. Hanya saja, dia harus belajar menerima Perrie sebagai Ibu barunya. Sebagai istrinya Zayn."

"Tapi, sepertinya Zayn juga tidak seperti itu."

"Apa maksudmu?"

Arina tak menjawab. Dia hanya tersenyum misterius sembari meneruskan kegiatan memotongnya.

Aku memilih untuk mencari Jazmyn. Akhirnya, aku menemukannya yang sedang bermain di ruang tengah. Dia sibuk dengan boneka Barbienya.

"Hai, Sayang." Sapaku. Jazmyn tidak menjawab. Dia terus saja memainkan bonekanya. Dia marah padaku.

"Kau marah pada Mum?" Aku membelai rambutnya dengan pelan. Jazmyn menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku tidak ingin bicara pada Mum."

"ayolah, Sayang. Jangan seperti itu. Apakah Mum salah jika Mum mengatakan bahwa Ayahmu akan menikahi Perrie?"

Oops! Maybe I Love My Husband 2 (Zayn Malik Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang