2. Connected

495 33 11
                                    

Pertemuan dan perpisahan silih berganti dalam kehidupan

Namun banyak jiwa yang tak memahami arti dari sebuah pertemuan

Mereka hanya menganggap itu semua hanyalah sebuah kebiasaan

Sedikitpun tak mengerti makna yang tersiratkan

Sesungguhnya setiap pertemuan selalu membawa pelajaran

Pertemuan yang menciptakan sebuah hubungan

Seperti jiwa ku dan jiwamu yang terhubung dalam lembaran kehidupan


                                                                    ~ Apa Salah cinta? ~


Cinta merenggangkan ke dua tangannya, menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk sekedar mengurangi kepenatan. Arloji yang dikenakan di pergelangan tangannya kini menunjukkan pukul setengah enam sore dan lagi-lagi Ia harus pulang terlampau sore.

Akhir-akhir ini Ia cukup sibuk. Setelah jam perkuliahannya habis, Ia harus membantu dosennya memeriksa kertas quiz para mahasiswa di fakultas ekonomi dan kemudian memasukkannya ke daftar nilai. Kali ini Ia memeriksa Quiz dari mata kulaih Pengantar Akutansi.

Sebentar lagi selesai! Bisiknya dalam hati. Dengan hati-hati Ia melanjutkan mengisi daftar nilai tersebut.

Matanya terpaku saat membaca satu nama yang harus di masukkan nilainya.

Alfaero

Nama lengkapnya Alfaero Wira Atmaja

Dia ingat ketika Pak Joko menyebutkan nama Alfaero ke pemuda yang ditemuinya kemarin.

Apa benar Afaero ini adalah Alfaero pemuda itu?

Namun secepat kilat Cinta menepis kemungkinan itu. Ia berpikir mungkin saja ini Alfaero yang lain. Mungkin kebetulan namanya sama.

Dan hal yang terparahnya lagi

Nilai yang harus dimasukkannya adalah "0"

NOL

Saat dia memeriksa lembaran jawaban tersebut, Cinta tidak memperhatikan namanya siapa. Entah mengapa Cinta berharap Alfaero yang mendapatkan nilai 0 itu bukan Alfaero yang dilihatnya kemarin.

Selang 20 menit akhirnya Cinta sudah menyelesaikan pekerjaannya. Diserahkannya lembar jawaban dan daftar nilainya ke Pak Arif yang sedang duduk di meja sebelahnya. Pak Arif sedang serius dengan laptopnya. Sepertinya Pak Arif sedang membuat laporan.

"Makasih ya Cinta!", sambutnya hangat.

"Sama-sama Pak", jawab gadis berjilbab abu-abu itu ramah

"Kamu pulang bagaimana? Apa perlu bapak antar? Ini kan hampir jam 6 sore?", tawar Pak Arif khawatir.

"Tidak Pak terima kasih. Saya naik angkot. Sudah biasa juga Pak saya pulang jam segini. Saya permisi ya Pak", tolaknya halus

"Ya.. Hati-hati ya Cinta", Pak Arif kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi

***

Cinta berjalan di koridor fakultasnya dengan wajah tertunduk. Ia menghela nafas panjang.

Cinta berbohong kalau Ia akan pulang naik angkot nantinya. Nyatanya uang saku Cinta yang biasa Ia bawa sebesar 6000 rupiah telah habis di karenakan Ia makan mie instan di kantin kampus tadi. Biasanya Ia membawa bekal, tapi tadi pagi kotak bekalnya ketinggalan di rumah sehingga Ia terpaksa memakai uang yang seharusnya buat naik angkot dan sekarang Ia terpaksa pulang dengan berjalan kaki. Mungkin akan memakan waktu dua jam buat sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang