Pertemuan dan perpisahan silih berganti dalam kehidupan
Namun banyak jiwa yang tak memahami arti dari sebuah pertemuan
Mereka hanya menganggap itu semua hanyalah sebuah kebiasaan
Sedikitpun tak mengerti makna yang tersiratkan
Sesungguhnya setiap pertemuan selalu membawa pelajaran
Pertemuan yang menciptakan sebuah hubungan
Seperti jiwa ku dan jiwamu yang terhubung dalam lembaran kehidupan
~ Apa Salah cinta? ~
Cinta merenggangkan ke dua tangannya, menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk sekedar mengurangi kepenatan. Arloji yang dikenakan di pergelangan tangannya kini menunjukkan pukul setengah enam sore dan lagi-lagi Ia harus pulang terlampau sore.
Akhir-akhir ini Ia cukup sibuk. Setelah jam perkuliahannya habis, Ia harus membantu dosennya memeriksa kertas quiz para mahasiswa di fakultas ekonomi dan kemudian memasukkannya ke daftar nilai. Kali ini Ia memeriksa Quiz dari mata kulaih Pengantar Akutansi.
Sebentar lagi selesai! Bisiknya dalam hati. Dengan hati-hati Ia melanjutkan mengisi daftar nilai tersebut.
Matanya terpaku saat membaca satu nama yang harus di masukkan nilainya.
Alfaero
Nama lengkapnya Alfaero Wira Atmaja
Dia ingat ketika Pak Joko menyebutkan nama Alfaero ke pemuda yang ditemuinya kemarin.
Apa benar Afaero ini adalah Alfaero pemuda itu?
Namun secepat kilat Cinta menepis kemungkinan itu. Ia berpikir mungkin saja ini Alfaero yang lain. Mungkin kebetulan namanya sama.
Dan hal yang terparahnya lagi
Nilai yang harus dimasukkannya adalah "0"
NOL
Saat dia memeriksa lembaran jawaban tersebut, Cinta tidak memperhatikan namanya siapa. Entah mengapa Cinta berharap Alfaero yang mendapatkan nilai 0 itu bukan Alfaero yang dilihatnya kemarin.
Selang 20 menit akhirnya Cinta sudah menyelesaikan pekerjaannya. Diserahkannya lembar jawaban dan daftar nilainya ke Pak Arif yang sedang duduk di meja sebelahnya. Pak Arif sedang serius dengan laptopnya. Sepertinya Pak Arif sedang membuat laporan.
"Makasih ya Cinta!", sambutnya hangat.
"Sama-sama Pak", jawab gadis berjilbab abu-abu itu ramah
"Kamu pulang bagaimana? Apa perlu bapak antar? Ini kan hampir jam 6 sore?", tawar Pak Arif khawatir.
"Tidak Pak terima kasih. Saya naik angkot. Sudah biasa juga Pak saya pulang jam segini. Saya permisi ya Pak", tolaknya halus
"Ya.. Hati-hati ya Cinta", Pak Arif kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi
***
Cinta berjalan di koridor fakultasnya dengan wajah tertunduk. Ia menghela nafas panjang.
Cinta berbohong kalau Ia akan pulang naik angkot nantinya. Nyatanya uang saku Cinta yang biasa Ia bawa sebesar 6000 rupiah telah habis di karenakan Ia makan mie instan di kantin kampus tadi. Biasanya Ia membawa bekal, tapi tadi pagi kotak bekalnya ketinggalan di rumah sehingga Ia terpaksa memakai uang yang seharusnya buat naik angkot dan sekarang Ia terpaksa pulang dengan berjalan kaki. Mungkin akan memakan waktu dua jam buat sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salah Cinta?
RomanceD. Boy Series 1 Cinta Anggraini, gadis berusia 20 tahun yang kelahirannya tidak di inginkan. Ibunya depresi sehingga membuat sang nenek menitipkannya ke sebuah panti asuhan. Ia yang mengetahui bagaimana latar belakangnya, membuat dirinya menjalankan...