16. Life

312 32 33
                                    


Dunia..

Sebuah tempat persinggahan sementara..

Tempat yang dipenuhi banyak cerita di dalamnya.

Tempat di mana kita sendiri yang menjadi pelakonnya

Yang mana suka dan duka silih berganti menghampiri

Menyelimuti di setiap nafas yang berhembus

Di setiap detik yang berlalu


Dunia..

Sebuah tempat yang penuh hiruk piku di dalamnya

Tempat dimana ada berjuta problema merengkuh setiap jasad

Tempat yang berhias kedamaian dan juga kegelisahan

Yang mana tangis dan tawa silih berganti menemani

Melingkupi setiap gerak anggota tubuh

Di setiap detak yang berjalan


Dunia..

Sebuah kompas yang menentukan dua arah

Dimana perjalanan yang dilewati akan menuntun pada salah satu jalan

Dua jalan yang berbeda

Dua tempat yang abadi

Perjuangan melewati problema dunia yang akan menuntun ke arah jalan yang paling indah

Yang ada kebahagian sejati di dalamnya.

Jalan itu.. sungguh.. merupakan pilihan mu. Dalam hidupmu


~ Apa Salah Cinta ? ~


"Ayo masuk!", Alfaero membukakan lebar pintu kamarnya, mempersilahkan dua sahabatnya itu memasuki kamarnya untuk pertama kali.

Kondisi fisik Alfaero hari ini cukup buruk sehingga ia diantarkan Rangga dan Dika pulang ke rumahnya. Motornya pun terpaksa ia tinggal di kampus. Untuhlah ia masih bisa menyelesaikan ujian hari ini dengan baik.

Ajakan itu tentu saja tak disiakan oleh dua mahluk yang sudah mengekorinya di belakang. Sudah lama sekali mereka penasaran dengan bagaimana rupa kamar sahabatnya itu. Mereka pun membingkai setiap sudutnya, sama ketika dua pemuda itu baru menginjakkan kakinya di depan beranda –seakan tak ingin luput dari netra. Dan mereka cukup terkesima –kamar Alfaero sungguh rapi, berbeda dengan kamar mereka berdua. Fasilitasnya pun lengkap. Tentu membuat sang pemilik betah berhibernasi di sana.

Sesampainya disana, Rangga dan Dika langsung menyerbu ke tempat Play Station –bersegera untuk memainkannya. Sedangkan sang pemilik sudah terkapar di kasur empuknya.

"Asli gue gak nyangka akhirnya lo mau ngijinin kita-kita ke rumah lo ini. Emang apa yang terjadi Al?", tanya Rangga sembari sibuk dengan stick PS di tangannya. Nampak Rangga dan Dika sedang memainkan game bola.

"Gue udah baikan sama bokap. Jadi di rumah gue gak kerasa hawa panas lagi", sahutnya. Sesekali ia nampak memijit pelipisnya.

"Jadi lo udah beneran baikan sama bokap lo? Serius? Udah lama? kok bisa?", Dika menoleh ke belakang. Ia cukup terkejut dengan pernyataan sahabatnya itu. Alhasil, ia kecolongan point dari mahluk di sampingnya itu.

"Duh satu-satu bisa kali Dik. Iya udah baikan. Baru sebulanan ini mungkin. Yah kami saling membuka diri aja. Mencoba saling mengerti. Berdamai dengan ego masing-masing."

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang