4. First Time

418 33 18
                                    


Aku memang orang bodoh yang tak mengerti

Aku memang orang asing yang tak mengenali

Aku memang terlalu polos untuk sekedar memahami

Aku sadar, perasaan ini tak pernah ku miliki

Dulu...

Namun sekarang aku mengalami...

Perasaan ini untuk pertama kali...


                                                             ~Apa Salah Cinta ~


"Assalamu'alaikum", sapa Cinta kepada anak-anak panti yang semenjak lima hari ini selalu menunggu kedatangannya di beranda rumah mereka.

"Wa'alaikumussalaam kak Cintaaaa", sahut anak-anak panti gembira

"Wah.. Asik, hari ini kak Cinta bawa makanan lagi", seru salah satu dari mereka saat melihat apa yang ada di tangan Cinta seperti yang mereka harapkan.

"Ah kalian ini, menunggu kakak cuma karena ingin ini saja", Cinta berpura-pura merajuk yang hanya dibalas cengiran kecil yang menggemaskan dari mereka.

Wajah cemberut Cinta segera beralih sumringah melihatnya. Kebahagiannya saat ini adalah melihat anak-anak itu dapat selalu bergembira.

Cinta mengelus puncak kepala gadis kecil berjilbab itu penuh kasih

"Ini bawa ke dapur ya! nanti biar Bunda yang bagi-baginya", Cinta tersenyum menyerahkan kantung plastik hitam di tangannya yang disambut gembira oleh gadis kecil itu. Seketika anak-anak itu sudah berlari serempak menuju dapur.

Cinta mengambil nafas dalam sebelum memasuki rumahnya. Ia harus siap apapun yang akan dikatakan kakaknya lagi sekarang ini. Sepertinya kakaknya itu tak akan pernah lelah mengomelinya akan hal yang sama dan terus mengulang kalimat-kalimat yang sama.

Dan benar saja, Rahma sudah menunggunya di dalam kamar mereka

"Assalamu'alaikum", sapanya

"Wa'alaikumussalaam", balas Rahma

Rahma membiarkan Cinta sejenak untuk menaruh tas ranselnya, sebelum Ia akan mengomeli adik kesayangannya itu.

"Cin, sudah berapa kali mbak bilang jangan terima pemberian dari dia, kok kamu tetap ngeyel sih", cecarnya

"Mbak, apa salahnya kita menyambut niat baik seseorang? gak peduli siapapun dan bagaimanapun orang itu. Almarhum Bapak yang selalu mengajarkan semua itu sama kita kan mbak?", jawab Cinta lembut. Ia menarik bangku di depan meja belajarnya, diputarnya bangku tersebut agar dapat duduk menghadap Rahma yang telah duduk di atas tempat tidur.

"Mbak hanya mengkhawatirkan kamu Cin, mbak gak mau kamu kenapa-kenapa. Mbak takut cowok itu sebenarnya punya maksud tertentu sama kamu. Apalagi penampilannya seperti itu. Mbak sayang sama kamu".

"Aku mengerti mbak. Tapi kita juga gak boleh kan berprasangka buruk sama orang lain? Kita boleh berhati-hati dan waspada akan semua hal, tapi kita juga gak boleh berprasangka negatif. Bukankah mbak juga tahu kalau Allah akan menuruti prasangka-prasangka hambaNya? Insya Allah mbak aku gak akan kenapa-kenapa. Insya Allah kalau aku selalu berpikir positif akan semua hal, Allah juga akan menuntun ku ke hal-hal yang positif dan akan menjauhkan hal-hal negatif padaku"

Rahma terdiam mendengarnya. Apa yang dijelaskan Cinta memang benar adanya dan Ia juga tahu itu. Namun rasa sayang yang begitu besar kepada adik angkatnya itu membuatnya mengkhawatirkan banyak hal. Apalagi Ia begitu mengetahui bagaimana asal usul Cinta, itu membuatnya khawatir.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang