19. Moment

334 29 13
                                    


Saat jodoh pun sudah tertampang di depan mata, kita tak akan bisa segera untuk merengkuhnya

Memilikinya dan membawanya ke suatu mahligai yang indah dan penuh keridhaanNya

Tidak bisa seperti itu

Kadang , banyak jalan yang akan di lalui

Banyak kejadian yang harus di tempuh untuk menuju tempat itu.

Banyak  masalah yang harus di selesaikan terlebih dahulu

Namun banyak hati yang tidak mengerti akan itu

Sesungguhnya.. Sang Pencipta, Sang Perancang Terbaik telah mengaturnya

Ada makna di setiap detik yang berlaku

Bahkan disetiap pahit dan manis yang harus dikecap

Ada suatu mistery di dalamnya

Selalu percayalah akan hal itu

Semua akan indah pada waktunya...


~ Apa Salah Cinta ? ~


"A.. Al.. Faero.. kenapa kamu bisa disini?"

Alfaero tersenyum kaku sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung ingin menjawabnya bagaimana. Tidak mungkin ia dapat menjelaskan mengapa dirinya sampai bisa berada di rumah sakit ini. Ia malu sekali untuk mengutarakan yang sejujurnya.

Cinta terdiam menunggu jawaban yang keluar dari mulut Alfaero. Ia sungguh terkejut ketika pertama kali mendapati Alfaero berada di rumah sakit ini –duduk di samping ibunya. Ia tak mengerti akan situasi tersebut.

Ia telah merasa jantungan ketika Rahma menjemputnya di depan rumah ibunya. Saat itu ia ingin mengantar makanan untuk ibu dan neneknya yang diwakili oleh salah satu adiknya di panti. Rahma dan bunda Aisyah tidak sempat menjelaskan apapun. Mereka hanya berkata bahwa neneknya masuk rumah sakit –hanya itu. Jadi ketika ia mendapati Alfaero juga berada di sana, keterkejutannya semakin menjadi. Banyak pertanyaan yang berseliweran di benaknya, yang tentu tercampur dengan kecemasan yang kini melingkupinya.

"itu..", Alfaero melirik ke bungkusan yang sedang di pegang Cinta –berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

Cinta juga menatap ke arah pandang Alfaero, "Oh ini? Ini aku beli makanan kesukaan ibu ku. Oh ya, boleh aku minta tolong kasihin ini buat ibu?"

Alfaero menggeleng, "aku nggak mau"

"Kenapa?", Cinta menyerngitkan keningnya.

"Karna kamu sendiri yang harus memberikannya"

"Kamu tau kan Al kalo aku nggak mungkin bisa mendekati ibuku?", ucapnya sedikit kesal. Bagaimana tidak? Alfaero telah mengetahui bahwa jika ibunya melihat dirinya, maka ibunya akan kembali depresi. Tidak mungkin kan Alfaero telah melupakan kejadian itu?

Alfaero tersenyum, "Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita mau berusaha, setiap masalah pasti ada jalannya kan?"

"Maksud kamu?"

Alfaero bergegas membuka tas ransel hitamnya. Ia nampak mengeluarkan sebuah kotak kacamata dan mengulurkannya ke arah Cinta. "Pake ini! Ini bukan kacamata minus. Tapi kacamata anti radiasi. Biasa ku pake kalo lagi main komputer. Ini framenya gede. Jadi akan sedikit membantu menutupi mata indahmu itu"

Cinta diam tak bergeming. Hanya menatap lurus ke benda tersebut tanpa berniat menyambutnya. Sebenarnya, Ia masih belum dapat mencerna maksud Alfaero tersebut.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang