15. Fragile

315 32 14
                                    


Apa salah cinta?

Kadang hati selalu bertanya

Namun benak seakan tak mengerti dan logika yang kadang bertentangan satu sama lain.

Kadang suatu ujian membuat seseorang rapuh, gundah dan gelisah.

Mampu membuat terpuruk

Padahal itu hanya suatu warna yang berisi dua sisi.

Suka ataupun duka yang tergores di kertas putih

Yang menghiasi setiap jejak dalam kehidupan


~ Apa Salah Cinta ? ~


Gadis itu masih duduk termenung di bawah pohon besar –memeluk erat kedua lulutnya. Bulir-bulir itu masih setia mengalir di kedua pelupuk mata. Entah sudah berapa kali ia menarik nafas dalam. Berharap rasa sesak yang menyelimuti sedikit berkurang.

Perasaan apa ini?

Mengapa semakin terasa sesak setelah kepergiannya?

Bukan kah ini yang ia inginkan?

Bukan kah ini yang ia harapkan?

Mengapa sudut hatinya terluka?

Mengapa ia merasa kecewa saat pemuda itu menuruti permintaannya?

Gadis itu tersenyum sinis pada dirinya sendiri. Ia telah merasa dirinya begitu munafik. Batinnya menjerit ingin pemuda itu tetap bersamanya –menemaninya. Inikah yang sebenarnya ia inginkan?

Namun mulutnya bertindak sebaliknya. Ia mengusir pemuda itu –menyuruhnya untuk pergi menjauh. Dan pemuda itu menurutinya.

Sudah sepuluh menit Alfaero berlalu dari hadapannya –meninggalkannya. Bahkan Bunda Aisyah telah datang menemui ibunya.

Namun apa yang ia rasakan?

Seharusnya dirinya senang kan? Bukan seperti ini –semakin rapuh.

Derap langkah kaki ketika pemuda itu beranjak pergi meninggalkannya, tertangkap seperti alunan melodi sendu di ruang dengarnya. Membuat butir- butir itu kian mendesak keluar. Membuatnya semakin perih.

Oh.. ia bahkan berharap pemuda itu tidak sungguh-sungguh meninggalkannya. Sudut hatinya sungguh menertawakannya saat ini. Batinnya berkata bahwa ia telah berdusta pada dirinya sendiri.

Ia tercenung. Air mineral yang terjulur di depan wajahnya membuat dirinya terkesiap. Sontak ia menoleh –mencari tahu sang pemiliknya.

Alfaero..

Pemuda itu tidak pergi?

Pemuda itu tidak sungguh-sungguh meninggalkannya?

Sudut hatinya senang –berlonjak gembira. Namun gerak tubuhnya menghianati. Gadis itu memicingkan ke dua manik matanya –menyiratkan sorot tak suka.

"Minumlah, biar lo sedikit tenang", ujarnya.

Gadis itu tak bergeming. Ia hanya menatap datar botol air mineral itu.

Alfaero menarik nafasnya dalam. Ia mendudukkan pantatnya di samping gadis itu. Ia pun membuka tutup botol air mineral itu dan menyodorkan kembali padanya.

"Lo harus minum. Lo sendiri yang bilang kalo air putih selain bagus buat kesehatan tubuh, juga bisa nenangin jiwa."

Cinta termenung sejenak. Ia ingat kalimat itu ia utarakan sekitar dua minggu yang lalu. Ketika itu Alfaero sedang tersulut emosinya akan sesuatu. Ia menyodorkan air putih untuk pemuda itu agar menjadi lebih tenang.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang