23. Meet Him?

278 24 28
                                    


"Duh, tinggal dua minggu lagi dong?"

"Iya.. kan masih kangen. Kapan lagi ya nunggu tuh anak bos libur kuliah baru kerja di sini lagi?"

Cinta hanya tersenyum mendengar para karyawati di ruang staff accounting yang tidak bosannya membicarakan anak bos yang katanya tampan itu.

Ya.. sudah dua minggu Cinta magang di perusahaan ini. Salah satu perusahaan otomotif tersebar di Semarang. Sudah dua minggu pula, ia selalu mendengar para karyawati di sini selalu membicarakan anak pak bos yang entah siapa dan bagaimana wajahnya itu. Ia sendiri tidak pernah melihatnya.

Bicara soal dua minggu, Cinta menarik nafasnya dalam. Sudah dua minggu pula tidak ada kabar dari Alfaero. Pemuda itu bagai hilang ditelan bumi. Sama sekali tidak mengiriminya pesan satupun. Padahal setiap hari bahkan setiap saat ia selalu melirik ponselnya—berharap Alfaero mengirimanya pesan, namun pada kenyataannya tidak ada.

Kemana pemuda itu? Apa Alfaero sedang menghabiskan libur semesternya di luar negeri?—pikir Cinta.

Walaupun ia mengambil PKLnya pada libur semester, namun saat telah memasuki semester 6, ia akan sangat sibuk mempersiapkan proposal skripsinya—pra skripsi. Kesempatan untuk bertemu dengan Alfaero tentu semakin sedikit. Apalagi ia tidak menjadi guru privat Alfaero lagi.

"Eh, Cin. Dua minggu lagi kan magang kamu berakhir, emang gak penasaran gimana anak pak bos itu?", Pertanyaan Raya sontak membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Eh, apa mbak?"

Raya berdecak, "ngelamunin apa sih? Itu kamu kan bentar lagi selese magang disini. Kamu gak penasaran gitu sama anak bos ganteng itu?". tanya Raya, salah satu staff accounting yang paling ramah di sini. Raya juga lah yang selalu dengan sabar mengajari Cinta dan sangat welcome padanya.

"Ah, nggak mbak. Biasa aja, hehe"

"Yaelah, kok gitu sih? Kamu kan harus tau juga. Rugi loh kalo gak sempet liat. Gak gaul gitu. Kayanya dia seumuruan deh sama kamu"

Cinta menyerngitkan alisnya, "Kok harus tau sih, mbak?"

"Yaa.. mbak pengen tau pendapat cewek kaya kamu aja, gimana liat anak bos kaya gitu"

"Cewek kaya aku gimana maksudnya, mbak?", ujar Cinta yang belum mengerti maksud Raya.

Raya menaikkan alisnya seolah berpikir, "Ya kan kalo cewek kaya kita-kita mah pasti ketahuan gimana pendapatnya kalo liat cowok cakep, hehehe. Tapi kan kalo yang berpenampilan kaya kamu, mbak kan kepo gituh, hehehehe"

Cinta turut terkekeh, "Ih, mbak ada-ada aja deh"

Tiba-tiba mata Raya berbinar, "Oh ya kebetulan nih Cin.. ada laporan accounting yang diminta anak pak bos kemaren. Ini udah mbak siapain. Kamu yang anter ya! Dia di ruang marketing."

"Eh iya deh, mbak" Cinta menuruti. Tidak mungkin ia bisa menolak. Ia tahu diri. Ia hanya anak magang di sini jadi tidak mungkin ia dapat bertingkah.

"Ini berkasnya!", Raya menyerahkan berkas yang sudah tersusun rapi dalam map merah.

Cinta menyambut map merah itu, "Lalu aku harus bilang apa mbak disana? mau ketemu anak pak bos gitu?"

Raya tergelak, "Hahahaha.. iya juga ya.. maaf-maaf! Orangnya putih tinggi, rambutnya kecoklatan. Mukanya kaya artis korea gituh. Le Min Ho sama Kim Soo Hyun lewat deh. Namanya Alfaero. Cari aja yang namanya Alfaero ya.. "

Cinta membeku di tempatnya. Alfaero? Apa benar mungkin Alfaero yang ada di pikirannya saat ini?

Jadi Alfaero anak pemilik perusahaan besar ini?

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang